Kamis, 17 Juni 2010

RESUME BIMBINGAN KONSELING I & II

BIMBINGAN DAN KONSELING I
A. PENGERTIAN BIMBINGAN
Pengertian bimbingan bila dilihat dalam bentuk akronim yaitu sebagai berikut:
B = Bantuan
I = Individu
M = Mandiri
B = Bahan
I = Interaksi
N = Nasehat
G = Gagasan
A = Asuhan
N = Norma
Dengan demikian, bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu agar mandiri, dengan menggunakan berbagai bahan, interaksi, nasehat, gagasan, dalam suasana asuhan dan bedasarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan menurut beberapa para ahli yaitu:
1. Menurut Chiskolm, dalam Mc Daniel 1959, bimbingan adalah membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.
2. Menurut Tiedeman, dalam Bernard dan Fullmer 1969, bimbingan adalah membantu seseorang agar menjadi berguna, tidak sekadar mengikuti kegiatan yang berguna.
3. Menurut Montense & Schmuller1976, bimbingan adalah bagian dari keseluruhan pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan staf ahli dengan cara mana setiap indipidu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kesanggupannya sepenuh-penuhnya sesuai dengan ide-ide demokrasi.
4. Menurut Smith, dalam Mc Daniel, 1959, bimbingan adalah sebagai proses layanan yang di berikan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampelan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interprestasi-interprstasi yang diperlukan untuk penyesuaian diri dengan baik.

B. PENGERTIAN KONSELING
Pengertian konseling di jadikan akronim dengan arti:
K = Keseimbangan
O = Organisasi
N = Nurani/hati
S = Seseorang
E = Emosi
L = Labil/Stabil
I = Bagi Insani
N = Yang Memiliki
G = Agar Guldance
Pengertian koseling menurut para ahli
1. Menurut Smith dalam Shertzer dan Stone (1974) konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu koseli membuat interpretasi-interprestasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesuian yang perlu di buat.
2. Menurut Mc Daniel (1956) Konseling adalah suatu pertemuan lansung dengan individu yang di tujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan diri nya sendiri dan lingkungan.
3. Menurut Berdnard & fulimer (1969) Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan motivasi, dan potensi-potensi yang unik dari individu yang bersangkutan untuk berprestasi ketiga hal tersebut.
4. Mennurut Burk danSteffle (1979) yang di kutip latif pun (2001) Konseling mengidenfikasikan hubngan professional antara konselor terlatih dengan klien, hubungan yang terbentuk biasanya bersifat individu ke individu, kadang juga melibatkan lebih dari satu orang suatu missal keluarga.
5. Menurut Division of Conseling Psychologi, Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembangan yang optimal yang dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi setaiap waktu.

C. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
Fungsi-fungsi bimbingan dan konseling itu banyak, dan dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu:
1. Fungsi pemahaman
Dalam fungsi pemahaman. Terdapat beberapa hal yang perlu kita pahami, yaitu:
a. Pemahaman tentang masalah klien. Dalam pengenalan, bukan saja hanya mengenal diri klien, melainkan lebih dari itu, yaitu pemahaman yang menyangkut latar belakang pribadi klien, kekuatan dan kelemahannya, serta kondisi lingkungan klien.
b. Pemahaman tentang masalah klien
c. Pemahanman tentang lingkungan yang ”Lebih Luas”. Lingkungan klien ada dua, ada sempit dan luas. Lingkungan sempit yaitu kondisi sekitar individu yang secara langsung mempengaruhi individu, contohnya rumah tempat tinggal, kondisi sosio ekonomi dan sosio emosional keluatga, dan lain-lain. Sedangkan lingkungan yang lebih luas adalah lingkungan yang memberikan informasi kepada individu, seperti informasi pendidikan dan jabatan bagi siswa, informasi promosi dan pendidikan tempat lanjut bagi para karyawan, dan lain-lain.
2. Fungsi pencegahan
Fungsi pencegahan ini berfungsi agar klien tidak memasuki ketegangan ataupun gangguan tingkat lanjut dari hidupnya agar tidak memasuki hal-hal yang berbahaya tingkat lanjut, yang mana perlu pengobatan yang rumit pula.
3. Fungsi pengentasan
Dalam bimbingan dan konseling, konselor bukan ditugaskan untuk mengental dengan menggunakan unsur-unsur fisik yang berada di luar diri klien, tapi konselor mengentas dengan menggunakan kekuatan-kekuatan yang berada di dalam diri klien sendiri.

4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala yang baik yang ada pada diri individu, baik hal yang merupakan pembawaan, maupun dari hasil penembangan yang telah dicapai selama ini. Dalam bimbingan dan konseling, funsi pemeliharaan dan pengembang dilaksanakan melalui berbagai peraturan,kegiatan dan program.

D. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Tujuan bimbingan dan konseling diantaranya adalah:
1. membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangannya dan tuntutan positif lingkungannya.
2. membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interprestasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilanyang tepat berkenaan dengan dirinya sendiri dsan lingkungannya.
3. memahami dirinya dengan baik, yaitu mengenal segala kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya berkenaan dengan bakat, kemampuan, minat, sikap, dan perasaannya.
4. memahami lingkungannya dengan baik, meliputi lingkungan pedidikan, pekerjaan, dan sosial masyarakat.
5. membuat pilihan dan keputusan bijaksana, yaitu tentang diri dan lingkungan.
6. mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sendiri.
7. memberi keterampilan, keterampilan dan pengetahuan dan jangkauan kepada berbagai sumber daya.
8. membantu klien menanggapi masalah-masalah dalam kehidupan klien.

E. AZAS-AZAS BIMBINGAN DAN KONSELING
Azas-azas dalam bimbingan dan konseling yaitu:
1. Azas kerahasiaan
Azas kerahasiaan ini merupakan azas kunci dalam usaha bimbingan dan konseling sehingga segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain, terlebih lagi tentang hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui orang lain.
2. Azas kesukarelaan
Dalam proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari pihak klien maupun konselor. Klien diharapkan secara suka rela tanpa ada keraguan ataupun merasa terpaksa, mengungkapkan segala fakta, data dan seluk beluk berkenaan dengan dengan masalahnya itu kepada konselor dan konselor memberikan bantuan dengan keikhlasan.
3. Azas keterbukaan
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan baik dari klien maupun konselor. Diharapkan masing-masing pihak dapat berterus terang tentang dirinya sendiri sehingga dengan keterbukaan ini penebahan serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan klien dapat dilaksanakan.
4. Azas kekinian
Kita hidup didunia ini terdapat tiga ruang waktu, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa akan datang. Masa kini atau sekarang dipengaruhi oleh masa lalu, masa sekarang akan menentukan masa akan datang, jika sekarang baik maka masa akan datang akan baik pula, dan sebaliknya. Masalah yang diselesaikan oleh konselor terhadap klien bukan masa lalu, dan masa yang mungkin akan terjadi, jadi yang diselesaikan adalah masa sekarang. Konselor tidak boleh menunda-nunda pemberian bantuan.
5. Azas kemandirian
Azas kemandirian ini bertujuan agar klien bisa berdiri sendiri atau tidak tergantung pada orang lain, sehingga dapat: mengenal dirinya, lingkungannya, potensi, dan dapat mengambil keputusan.
6. Azas keahlian
Dalam usaha bimbingan dan konseling, haruslah ditangani oleh seorang yang ahli atau profesional terhadap bimbingan dan konseling, sehingga proses konseling dapat terlaksana secara teratur, sistematik, sesuai dengan prosedur, mempunyai teknik dan alat yang memadai. Selain itu azas ini mengacu kepada klasifikasi, juga kepada teori dan praktek bimbingan dan konseling perlu dipadu.
7. Azas alih tangan
Azas ini digunakan apabila seorang konselor tidak sanggup menanggapi masalah klien, sedangkan ia telah mengerahkan segala kemampuan untuk membantu klien namun masalah klien belum terselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Maka dengan demikian konselor tadi perlu mengirimkan klein kepada tenaga yang lebih ahli lagi atau ke konselor yang tepat.

F. LANDASAN FILOSOFIS
Landasan adalah dasar, pondasi, awalan. Landasan perlu ada untuk manusia agar menusia berfikir mana baik dan mana yang buruk. Landasan filosofis membahaskan pada tiga hal, yaitu logis (ilmiah), etis (moral), dan estetis (ketuhanan, seni). Landasan filosofis mengungkapkan bahwa manusia itu hakiki (kebenaran) yang bersikap positif atau bebas sehingga ia dapat mengetahui jalan keluar dari setiap problem dalam hidupnya, yang mana hal itu dapat terjadi melalui proses belajar.

a. LANDASAN SOSIOLOGIS
Landasan sosialogis ini mencakup dua bidang, yaitu bidang sosial dan bidang budaya. Manusia hidup dalam lingkungan sosial yang berbudaya. Budaya akan membentuk bahasa yang khas bahasa suatu lingkungan, komunikasi verbal dan non verbal yang berbeda pula. Lingkungan akan membentuk prilaku individu. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, jadi jika ada masalah, lalu terasing dalam lingkungannya, maka akan timbul rasa kecemasan-kecemasan pada dirinya. Disinilah bimbingan dan konseling berperan akan kehidupan dalam lingkungannya dapat berjalan normal sebagaimana mestinya.

b. LANDASAN IPTEK
Ilmu adalah sesuatu yang dapat diuji dan ada objek, metode, sifatnya universal atau menyeluruh. Pengetahuan adalah sesuatu yang kita tahu lalu kita beri nama apa yang kita tahu itu. Teknologi terdiri dari dua kata pembentuk, yaitu sains dan perekayasaan, yang mana tujuannya untuk mempermudah membuat solusi lahir dari setiap peradaban. Konseling juga menggunakan iptek, kerjasama ini bertujuan untuk mempermudah peradaban dalam berkonsultasi.
Adapun alat yang bisa digunakan untuk membantu proses bimbingan dan konseling melalui alat media dan teknologi, yaitu:

c. Komputer
Pesatnya perkembangan teknologi komputer ini memang sebagai jawaban untuk akses data atau informasi.
d. Audio
Perkembangan peralatan audio saat ini jiga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Peralatan audio yang dipergunakan dalam proses bimbingan dan konseling seperti tape rekorder, yang gunanya adalah untuk merekam sesi konseling.
e. Peralatan Visual
Alat visual dapat bermacam-macam ragamnya seperti video player dan VCD/DVD Player.


G. HELVING PROFESIONAL
Istilah konseling bermula pada 200 tahun yang lalu (dimulai dari tahun 1950) atau akhir abad 19 sekitar abad 20. Sebelumnya segala persoalan diselesaikan di gereja, jadi jika ada masalah-masalah maka akan diselesaikan oleh pendeta yang dilakukan melalui pengakuan dosa yang dilakukan didepan umum dan tidak boleh dirahasiakan. Masa ini mengatasi masalah dengan agama, dalam filsafat zaman ini disebut zaman kegelapan, karena segala keputusan ada pada agama.
Setelah revolusi industri, semua bentuk itu berubah dari sosialis ke materialis, yang mana kalau sosialis itu yang bekerja manusia, sedangkan materials yang bekerja mesin. Perubahan pemekerja dari manusia ke mesin ini mengakibatkan banyak manusia yang kehilangan pekerjaan sehingga banyak yang sakit mental menghadapi hal yang seperti ini.
Dengan timbulnya sakit jiwa itu maka timbullah ilmu kesehatan mental atau ilmu psikiatri yang menggunakan tenaga medis. Namun cara ini bukanlah solusi yang benar, maka timbullah ilmu psikoterapi oleh Sigmun Freud yang mempunyai sesi-sesi yang banyak dalam penyelesaian masalahnya. Mulanya Sigmun Freud menggunakan cara hipnotis atau hipnotisme, namun cara ini gagal. Kemudian ia mencoba teory psikonalisa, bahwa manusia itu bermasalah karena tidak sesuai dengan libidonya. Psikonalisa ini dilakukan melalui terapi dengan menggunakan teknik analisa mimpi, analisa bebas.
Kemudian ada seorang ahli yang bernama C. Rojes yang membawa teori klien center, disinilah konseling timbul. Dalam hal ini penyelesaian masalah dilakukan dengan menggunakan sesi-sesi yang sedikit, sehingga cepat dalam penanganan, karena masalah itu hanya bisa diselesaikan oleh klien (klien center).

H. PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling dalam praktek atau yang sering diterapkan adalah:
1. Membuka diri untuk semua orang
2. Menjadi pendengar yang baik
3. Bersama mencari atau memberi solusi, hal ini dilakukan jika klien benar-benar down
4. Kesediaan untuk berubah
Menurut teory yang ada, dalam buku Prayitno mengemukakan beberapa prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran pelayanan
a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu, tanpa memandang umur, Jenis kelamin, suku, bangsa , agama, dan status ekonomi.
b. Bimbingan dan konseling serurusan dengan sikap dan tinkah laku individu yang terbentuk dari berbagai aspek kepribadian yang kompleks dan unik, oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling perlu menjangkau keunikan dan kekompleksan pribadi individu.
c. Untuk mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhan individu itu sendiriperlu dikenali dan dipahami keunikan setiap individu dengan berbagai kekuatan, kelemahan dan permasalahannya.
d. Setiap aspek pola kepribadian yang kompleks seorang individu mengandung factor yang secara potensial mengarah kepada sikap dan pola-pola tingkah laku yang tidak seimbang. Oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan mengembangkan penyesuaian individu terhadap segenap bidang pengalaman dan harus mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan individu.
e. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu
a. Bimbingan dan konseling berurusan dengan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental atau fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di lingkungan dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental atau fisik individu.
b. Keadaan sosial, ekonomi, dan budaya merupakan faktor timbulnya masalah pada individu dan hal itu semua menuntut perhatian yang saksama dari konselor dalam mengatasi masalah klien.
3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan
a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pengembangan, oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus disusun dan dipadukan sejalan dengan program pendidikan dan pengembangan secara menyeluruh.
b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi individu, masyarakat, dan lembaga.
c. Program pelayanan bimbingan dan konseling disusun dan diselenggarakan secara berkesinambungan, misalnya dari anak-anak sampai dewasa, dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
d. Pelaksanaan bimbingan dan konseling hendaknya diadakan penialaian yang teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antara program yang direncanakan dan pelaksanaannya.
4. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan layanan
a. Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah kemandirian setiap individu, oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling harus diuruhkan untuk mengembangkan klien agar mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi setiap kesulitan dan permasalahan yang dihadapi.
b. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan hendak dilakukan oleh individu hendaklah atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari konselor.
c. Permasalahan klien harus ditnagani oleh tenaga ahli atau konselor yang profesional dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
d. Adanya kerjasama antara konselor, guru, orang tua sangat menentukan hasil pelayanan bimbingan dan konseling.
e. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri.
f. Bimbingan dan konseling adalah pekerjaan yang profesional, jadi harus dilaksanakan oleh tenaga ahli ahli yang telah memperoleh pendidikan dan latiahan khusus dalam bidang bimbingan dan konseling.

I. KOMPONEN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
Komponen adalah bentuk atau bagian, jadi komponen dasar bimbingan dan konseling adalah apa saja yang menjadi bagian dasar dari bimbingan dan konseling itu sendiri, sehingga dalam prosesnya akan berjalan sebagaimana mestinya. Yang termasuk komponen dasar konseling yaitu:
1. Konselor
Konselor adalah orang yang ahli dibidang konseling, sehingga dapat memberikan pelayanan dan bantuan kepada klien. Ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang konselor, yaitu:
- mempunyai wawasan yang luas
- pribadi yang menarik
- harus memiliki sifat yang ramah, mengetahui dan memahami setiap apa yang dikatakan oleh klien atau data-data klien, apa yang dikatakan klien haruslah dipelihara atau dipegang karena dalam konseling itu terdapat azas kerahasiaan.
- Konselor harus bersifat sabar untuk mendengarkan agar dapat memahami dari apa yang diceritakan terhadap data-data yang harus dipelihara agar dapat memberi solusi.
- Konselor harus bersifat humoris agar proses pelayanan tidak kaku
2. Klien
Klien adalah orang yang membutuhkan bantuan atau pelayanan dari seorang ahli guna mendapat jawaban atau solusi.
3. Ruangan
Dalam proses pelayanan konseling harus mempunyai ruangan-ruangan tertentu agar terbentuk ruangan yang nyaman dan bagus untuk berkonsultasi dan jauh dari gangguan-gangguan yang bisa mengganggu proses konseling tersebut. Ruangan yang ideal adalah 8 X 8 meter Diantara ruangan yang harus dimiliki adalah:
- ruang data, yaitu ruangan berkenaan dengan administrasi
- ruang tamu, yaitu ruang tempat menunggu
- ruang bimbingan individual, yaitu ruang proses pelayanan yang mana konselor yang hanya melayani seorang klien
- ruang bimbingan kelompok, yaitu ruang proses pelayan yang mana konselor melayani orang banyak atau kelompok
- ruang relaksasi, yaitu ruangan yang penuh dengan kenyamanan
- ruang kerja, yaitu ruang khusus untuk konselor
4. Sesi
Sesi adalah jumlah pertemuan dalam proses pelayana antara konselor dan klien. Biasanya sesi dilakukan lima sampai 10 sesi.
5. Teknik
Teknik yang digunakan dalam pelayanan itu tergantung yang mana cocok terhadap klien. Teknik yang paling banyak dan paling sering digunakan adalah teknik klien center.
6. Kontrak kerja
Kontrak kerja harus ada, bertujuan agar proses bisa lancar, ada kesepakatan dan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

BIMBINGAN KOSELING II
A. Kode Etik BK
Landasan moral dan pedoman tingkah laku konselor yang harus dijunjung tinggi dan diamankan oleh setiap konselor secara professional dalam konseling itu mempunyai landasan :
1. Pancasila
Gunanya adalah untuk membina warga Negara untuk bertanggungjawab agar manusia terlibat dalam konseling itu dapat dibina sesuai Negara yang bertanggungjawab. Misalnya: ketuhanan Yang Maha Esa

2. Tuntutan Proposi
Tuntutan proposi mengacu pada kebutuhan dan kebahagiaan klien sesuai dengan norma atau aturan-aturan yang berlaku. Misalnya: moeal, hokum, kesusilaan

a. Kode Etik Konselor Islam
Pada inti kode etik secara umum melakukan tindakan-tindakan terpuji dan menjauhi perbuataan tercela rambu-rambunya dalam Islam.

1. Al-quran dan Hadis
Kode etik dalam Islam:
2. Tidak memisahkan antara perbuatan dan ucapan. Surat as-safat 2-3
3. Tidak melakukan deskriminasi social dalam artinya seseorang konselor tidak boleh pilih kasih antar sesame. Baik kaya maupun miskin dalam arti keadilan.terdapat pada: surat ‘abasa 1-2
4. Ihklas
Bahwa yang diutamakan hanya ridho Allah
5. Tidak menyampaikan hal-hal yang tidak diketahui
Seserang konselor tidak boleh memberikan diluar kemampuannya. Sesuai dengan surat Al-isra’ 36

Kode etik secara umum

B. TEKNIK UMUM KONSELING
1. Ettending
2. Epati
3. Refleksi
4. Ekspalarasi
Gunanya membangun hubungan ini adalah teknik IVY
1. Attending
Fungsi yag turu atau dimana seseorang konselor menghampiri klien yang dalam bahasa lisan, bahasa tubuh atau tatapan mata.
Berguna untuk membangun kepercayaan klien kepada konselor. Meningkatkan rasa nyaman dank lien merasa tidak dihargai. Yang mencakup dalam
• Pasing adalah menyamakan antara konselor dank lien
• Tading adalah pemimpin
- Nasehat sehigga klien merasa nyaman dan juga merasa dihargai.
- Memberikan
2. Empati
Empati adalah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien, yaitu berfikir.
Kita merasakan apa yang dirasakan klien, tapi tidak merasaka oleh klien.
Empati ini terbagi dua yaitu:
a. empati primer
contoh: saya merasakan, apa yang dirasakan.
Saya memahami apa yang terjadi.
Tingkat primer ini biasanya sering dibuat-buat
b. Empati Tinggi
Konselor merasakan lebih mendalam dan merasakan terlibat secar yang emosional.
Konselor masuk dalam perasaan klien dank lien termasuk dan dapat dieasakan oleh konselor.
Contoh: saya sangat memasuki, dapat memahami.
Kalau empati tinggi ini benar-benar merasakan
3. Refleksi
Refleksi adalah suatu teknik yang dipantulkan perasaan kepada klien pemahaman kembali pada diri klien sebagai hasil dari verbal dan non verbal.
a. perasaan adalah teknik untuk pemantulan perasaan klien sebagai hasil pengamatan dari verbal maupun non verbal
b. pemikiran adalah memantulkan ide fikiran terhadap yang didatangkan klien terhadap verbal dan non verbal
c. pengalaman adalah memantulkan pengalaman klien terhadap yang didatangkan klien terhadap verbal dan non verbal.
4. Eksplorasi
Eksplorasi adalah teknik utuk menggali perasaan, pemikiran, dan pengalaman klien.
Sedangkan kita butuh data.
1. Perasaan adalah menggali perasaan dari dalam diri klien. Misalnya: sedih,
2. Pikiran adalah ide dari dalam diri klien. Misalnya : saya tidak nyaman.
3. Pegalaman adalah menggali kembali pengalaman klien yang terjadi pada diri dia. Contohnya: setiap masuk saya terus ngantuk.

C. KETRAMPILAN INTI KONSELIG DENGAN MENDENGARKAN AKTIF
Konseling ini bertujuan agar klien untuk menolong dirinya sendiri. Sehingga dapat mengatasi masalah hidup yang lebih berkembang. Konseling adalah membuat diri klien, karena yang bermasalah itu adalah klien itu sendiri.
Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal adlah melibatkan dua orang dalam komunikasi yang intinya bertujuan memberikan penguatan pada orang yang diajak berbicara.
Cara Hubungan Interpersonal
1. sering bergaul dengan orang .
2. memahami berbagai cara bagaimana membuka orang untuk berbicara membuka diri pada orang lain.
3. membagi perasaan-perasaan dan fikira-fikiran dengan orang lain.

Seorang konselor harus:
1. mendengar dengan aktif
yaitu harus memahami apa yang dikatakan oleh klien.
Ada empat aspek mendengar yang baik:
1. mengerti dengan seseorang
- ada kesan yang didapat.
2. manikmati percakapan
- memahami
3. belajar sesuatu
konselor harus mempunyai pengalaman yang sesuai dengan jalan hidupnya.
4. memberikan bantuan
sekarang yang mendengarkan dengan aktif konselor akan dapat menyimpulkan.
Tidak termasuk professional atau hubungan interpersoanal:
a. membandingkan pengalaman
b. membaca fikiran
c. mengulang-ngulang kata atau pertanyaan yaitu orang yang tidak mendengarkan dengan aktif
d. mendakwah atau menjatuhkan hukuman
e. membenarkan diri sendiri

D. RESPODING DAN PROBING
Salah satu kemampuannya adalah:
1. Empati
Konseling ini adalah rasa karena bukan logika. Maka kita berempati
Empati adalah respon yang hangat mendukung daei klien, dapat merasakan, mendengarkan, terjadi hubungan hangat.
A. Responding
Responding adalah dapat merasakan apa yang klien ekspresikan dan apa yang dapat menggangguu yang ada di fikiran klien tersebut.
Bukan mendengarkan kata-katanya saja, tetapi harus menghayati, melayani pesan yang disampaikan oleh klien atau informasi, perasaan.
1. Responding minilmal adalah menganggukkan kecil. Gunanya seorang pendengar aktif sehingga klien dapat memberikan apa yang dirasakan. Intinya adalah mendengarkan dengan aktif dan konselor tidak boleh banyak bicara.
2. Pra parasa
Pra parasa adalah suatu isi dan perasaan yang merupakan suatu skill sederhana dari konselor dengan mengulang kembali apa yang baru saja didengarkan dengan kata-kata konselor sendiri.
Gunanya supaya klien merasa didengarkan dank lien sadar apa yang dirasaka dan dapat konsisten. Bukan mengulang kata-kata yang sama, tapi menggunakan bahasa klien oleh seorang konselor. Intinya
a. dapat merasa
b. dapat mendengarkan
contohnya: mama saya tidak datang waktu ulang tahun, yang intinya klien ini merasa kecewa.
B. Probing
Probing adalah menggali kembali informasi yang dirasakan klien dengan menggunakan lewat pertanyaan.
Jenis pertanyaannya adalah:
1. terbuka
contoh: bagaimana anda di puji?
2. tertutup
contoh: apakah anda di puji oleh suami anda?iya/tidak
yang harus dihindari dalam pertanyaan:
- mengapa?
- Kenapa?
Karena dia akan menjawab dengan rasio atau logikanya. Makanya tidak nyambung atau membenarkan diri sendiri dengan emosinya.

E. DIAGNOSA DALAM KONSELING
Diagnosa menrut para ahli adalah bagaimana cara menyimpulkan dengan sementara.
Terbagi menjadi
- Idikatif masalah
- Sebab akibat
- Parnosa
Diagnosa menurut bahasa adalah membedakan atau mencari sumber. Diagnosa ini berkaitan dengan kedokteran. Diagnosa siftnya fleksibel. Dan menggali informasi dengan melalui wawancara.
Gunanya adalah banyak klien menutupi masalahnya. Apa benar atau tidak, apa memuji kemampuan kita.Kaitan dengan diagnosa yaitu pengalaman.
Sebelum mendiagnosa! Lihat ekonominya, latar belakangnya. Sosialnya.
Manusia itu mempunyai dua hal yang terdapat daloam dirinya.
1. gagal yaitu lalai
2. berhasil yaitu sehat
Contoh: saya stress merasa tidak tenang dan meras takut karena setiap hari saya tidak bias melihat matahari. Intinya klien ini punya hutang.
Tahapan dalam diagnosa:
1. Indikasi masalah
2. Sebab akibat
3. Parnosa
Diagnosa berkaitan dengan pengalaman. Kesalahan terbesar konselor adalah selalu membenarkan apa yang dikatakan klien tanpa tahu benar, salah atau belum mendiagnosa dengan baik. Misalnya klien memberikan informasi yang banyak, meskipun itu tidak perlu, namun intinya hanya satu, maka perlu diagnosa yang baik. Konselor perlu menanyakan hal-hal yang terarah, misalnya: “sakit apa dek?”; “sejak kapan sakitnya? Dulu sakit apa?”

F. EMPATI AND LISTENING
Yaitu mendengar dengan baik
a. Empati
Berguna untuk menyamakan sudut pandang atau persepsi kiuta dengan seorang klien. Agar konselor dapat masuk dimensi klien. Kita tidak boleh mendengrkan dari awal sampai akhi sehingga tidak ada intinya. Itulah gunanya empati untuk menayakan.
Cara melakukan empati yaitu merefleksikan setiap makna dalam diri klien.
b. Listening adalah mendengarkan yaitu bukan mendengarkan dengan kuping
Listening adalah mendengarkan dengan hati yakni dengan peka terhadap apa yang dikatakan oleh seorang klien. Apa yang dirasakan akan terlihat dengan ekspresi wajah, tubuh, terhadap apa yang diutarakan. Yakni yang sangat perlu dalam listening yaitu bahasa verbal yanga merupakan secara langsung atau terbuka.

G. SELF HEALING AND SELF COUNSELING
Menasehati diri sendiri.
Masalah yag sering dihadapai manusia adalah:
a. stress
b. depresi
c. curiga
d. malas
e. cemburu
f. sakit hati
yang dilakukan oleh orang yang mendapat masalah dilakukan dengan :
a. self talk adalah berbicara dengan diri sendiri
contoh: marah
cirri-cirinya muka berkerut-kerut namun kalau dia membyangkan waktu senang maka tidak akan jadi marahatau bias melakukan dengan merubah posisi anda.
1. memikirkan hal-hal yang baik dari yang tidak baik.
2. menjalani masalah
masalahnya yaitu:
1. tidak jalan yaitu tidak diselesaikan, tidak dimaafkan dan tidak dicari jalan keluarnya.
2. berjalan yaitu mencari jalan keluar dengan meafkan semua kejahatan yang terjadi, mengiklaskan dan bertekat untuk berfikir positif.
Orang yang bermasalah adalah orang bersyukur.

H. LONGTERM CARE
Merupakan keperawatan jangka panjang
1. individu
- mandi.
- pakaian
2. orang lain
- kronis.
- cacat
Longterm Care
adalah mendampingi jangka panjang dilakukan oleh orang kristiani dalam rumah sakit. Memberikan motivasi kepada klien agar menerima apa yang dirasakannya. Seorang konselor hanya terdapat pada rumah sakit, panti jompo.
Bukan orang cacat saja yang dirawat nmamu pada orang HIV-EIDS.
Sifat emosi :
A. denial yaitu ketika di fonis mati karena tumor dan ia baerusaha melarikan diri dari kenyataan.
Yang disebut” sering” dari terminal care. Sering yaitu pengalamn yang positif agar terlepas dari suatu masalah. Misalnya: masalah
1. terpuruk, emosi, menyalahkan orang lain, menyalakan Tuhan, tidak maju, marah.
2. menerima merupakan bersyukur terhadap masalah yang datang.
B. Penyangkalan
Longterm adalah menggunakan listening atau mendengarkan. Bahwa pada proses ini mengembalikan semangat klien.

I. KONSELING TRAUMA
Trauma adalah pengalaman yang membekas yang menyababkan luka pada batin seseorang.
Caranya yaitu:
Dengan memaafkan dan menyamakan. Caara terapi yang digunakan dalam konseling trauma ini yaitu dengan cara Kognitif.
Trauma adalah pengalaman yang membekas yang menyebabkan luka pada batin seseorang. Trauma bersifat logis. Mencegah trauma ada dua, yaitu; memaafkan (pikiran) dan perilaku/kognitif.
Contoh; seorang wanita takut dengan laki-laki, karena dia pernah dikhianati, jadi dia berfikir bahwa setiap laki-laki itu sama jahatnya. Konseling trauma bisa dilakukan dengan:
1. Memaafkan; menyuruh wanita itu mengingat kembali kejadian itu lalu dibalikkan dengan memberikan pemahaman bahwa itu hanya masa lalu.
2. Perilaku/kognitif: wanita tadi takut atau benci dengan laki-laki, maka pertemukan dia dengan laki-laki, lalu menghilangkan pikiran bahwa laki-laki itu SAMA JAHATNYA, karena hal itu tidak rasional.

J. KOMPETENSI KONSELOR
Dilihat dari :
1. sudut akademik
yaitu yang terdiri dari :
a. konselor adalah dari seoarang Bimbingan Konseling.
b. SI
Bisa memahami secara mendalam konseling itu dengan memahami klien atau melayani, menguasai kerangka dan teoritik, konselor harus memandirikan dengan menjadikan seorang klien mandiri,konselor harus bias mengambangkan kepribadian klien.
2. Secara profesionalitas
Terdiri dari :
a. beriman pada Tuhannya (kosisten) pribadinya stabil.
b. Menunjukkkan integritas dan stabilitas keperibadian yang kuat.
c. Mengetahui kode etik itu sendiri, bias dikatakan professional.
d. Peka bersifat empati
e. Ada harga yang diterapkan
f. Berbudi luhur atau budi pekerti yang baik
g. Disiplin
h. Seorang konselor haru profesi.

K. COACHING
Coach adalah pelatih
Konselor adalah pelati yang bersifat sabar.
Coach adalah memberi bimbingan dari belakang, yaitu menggunakan teknik dalam konseling.
Misalny: berdagang ke Malaysia yaitu coaching memimpi dan memberi arahan yang benar.
Coachin menurut bahasa adalah “ balager”
Pelatih berguna untuk:
1. memberikan pelatihan atau penyadadaran dilakukan konselor, psiater.
2. memberikan gerakan, minimal menjadi nol atau zero karena akan bsa dibentuk. Kalau posisi minus atau negative sangat susah untuk diberikan pelatihan.
3. monitoring adalah memperhatikan sejauh mana dia melakukan, sejauh mana yang di berikan oleh pelatih.
Coach adalah memberikan, mengarahkan. Kalau dia salah maka diarahkan atau monitoring.
Intinya:
1. bertanya harus diperlukan yaitu denga sampai dimana perjalanan mu?
Sifatnya:
Membantu yaitu disaat kamu perlu dan dibutuhkan.
Proses ini harus ada yang ketiga:
1. coach seorang peminpin
2. orang sakit atau klien
3. keluarga (monitoring) yaitu mebrikan informasi dan yang ini sangat penting perannya.

L. PSIKOANALISA
Lahir dari untuk megatasi psikis emosi.
Yang dipelopori oleh Sigmund Freud memandang manusia
Yaitu setiap manusia di dorong oleh kekuatan irrasional yang ada dalam dirinya yang tidak disadari. Dan juga tidakj terpenuhi kebutuhan bologis atau nalurinya. Yang bersifat alami tidak terpenuhi.
Menurut Sigmund Freud ada tiga keperibadian yaitu:
1. kesadaran
2. ambang sadar (sadar dan tidak sadar)
3. ketidaksadaran

1. Id yaitu kebutuhan dasar misalnya kebutuhan seks atau libido yang terdapat dalam naluri termasuk ke dalam alam ketidaksadaran. Prinsipnya harus dipenuhi, kalau tidak dipenuhi maka akan mendapatkan masalah. Id ini sifatnya menuntut dan kita harus memahami.
2. Ego yaitu dunia nyata atau realitas dimisalkan sebagai polisi yaitu orang yang bisa membedakan yang nyata dan tidak nyata juga bisa di sebut menyesuaikan
3. Super ego yaitu moralitas keagamaan, kata hati
jika id yang tidak terpenuhi apa kata hati maka terjadinya benturan dengan super ego dan ego hanya di tengah untuk menyesuaikannya

Teknik Konseling Dalam Teori Psikoanalisa
1. Asosiasi Bebas yaitu mengeluarkan semua yang terasa oleh klien dan klien ini adalah orang yang bermasalah yaitu selalu menurut kata hati dan kurang dalam beragama juga moral.
Asosiasi bebas ini tidak focus yang diserang adalah Bank.
2. Transperensi
Yaitu dengan mengarahkan semua masalah yang dihadapi lalu disaat saat siap diceritakanmaka di tujukan pada satu objek. Maka akan terarah, akhirnyabisa dihapus atau diselesaikan. Masalah itu terjadi pada bawah sadar. Masalah itu yang telah berlalu yang terjadi pada Id.
3. Interprestasi
Yaitu membawa seseorang dari alam bawa sadar tadi terjebak dalam masalah yang lalu dan membawa keluar. Anda adalah masa sekarang. Yang ini terdapat di Ego.

M. CLIEN CENTER
Pandangan C. Rogers tentang manusia adalah:
1. Pada dasarnya manusia itu bersifat positif, baik, bagus.
Namun karena tersisihkan dalam ruang lingkup atau terkurang sehingga dia terkena masalah.masalah itu timbul karena terbebas dari fikiran, lingkungan.
Terbebas dari masalah yaitu berempati kemampuan konselor. Konselor melakukan tehnik enimal atau pertanyaan terbuka.
C. rogers merupakan tidak anti pada masa lalu dan ia merupakan pengikut Freud.namun dia tidakmenjadi dia.
Berbahasa dia yang digunakan adalah mendengarkan.
Tehnik yang dilakukan oleh teoriini adalah tehnik hipnoterapi dan NLP. Yang terbagi pada:
a. mirroring
b. pecing
c. leading
d. feasing.
Yang penting dalam Clien Center adalah:
1. Berbahasa yang bisa dimengerti
2. Mendengar dengan aktif
C. Rogers termasuk dalam NLP (Ilmu Hypnoterapi), yang apabila berbicara dengan klien, klien akan bicara dengan jujur, dan tidak anti pada masa lalu. Model dalam Clien Center adalah Body Linguiage.

N. TERAPI RASIONAL EMOTIF KONSEP DASAR DAN PROSEDUR DALAM TEHNIK KONSELING
Rasional adalah merasionalkan atau logika.
Emotif adalah dorongan.
Rasional emotif adalah terapi untuk merasionalkan atau logika dengan dorongan-dorongan pada dirinya.
Manusia adalah unik. Ketika berfikir dan bertingkah laku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompoten.
Terjadi oleh reaksi emosional disebabkan oleh evaluasi, interprestasi dan filosofis. Terjadinya karena dia dapat tekanan batin dan terjebak maka dia tidak emotif dan tidak bias merasionalkan. Irrasioan merupakan berprasangka buruk.
Bahwa dapat diketahui manusia itu diciptakan dorongasn kuat untuk mempertahankan diri dan memuaskan diri.
Makanisme tingkah laku yaitu berfikir, merasa, dengan cara self talk. Ada yang berfikiran positif disebut dengan rasional yang merupakan dorongan untuk mempertahankan dan memuaskan diri. Ada juga yang berfikiran negative disebut dengan irasional yang merupakan self destruktif.
Ada tiga pilar yang membangun tingkahlaku individu yaitu Antecedent event (A), Belief (B), Conseduence (C).

Sebab-sebab individu berfikir irrasional yaitu:
1. individu tidak berfikir jelas tentang saat ini dan akan dating, antara kenyataan dan imajinasi.
2. individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran oerng lain.
3. oaring tua atau masyarakat memiliki kecendrungan berfikir irrasional yang diajarkan kepada individu melalui berbagai media.
Tujuan Konseliang yaitu:
1. memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berfikir keyakinan serta pandanga-pandangnan kliuen yang irrasional dan tidak logis menjadi rasional dan logis.
Klien yang telah memiliki RB:
1. penerimaan diri
2. minat social
3. pengendalian diri
Deskripsi Proses Konseling
1. mengubah tingkahlaku dalam batasan masalah tujuan yang disusun secara bersama-sama oleh koselor dank lien.
Tehnik yang dilakukan yaitu:
1. Kognitif yaitu melatih
2. emotif yaitu merobah pola perasan
3. behavior yaitu tungkahlaku.
Karakter Konselor:
1. lebih edukatif-direktif pada klien
2. mengkronfrontasikan masalah klien secara lansung
3. menggunakan pendekatan.


resume kesehatan mental I & II

resume kesehatan mental I & II

RESUME KESEHATAN MENTAL I
A. PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL
Kesehatan mental atau hygiene mental berasal dari kata mental dan Hygeia. Hygiea adalah nama dewi kesehatan Yunani. Mental adalah jiwa / psiko / hati / suasana hati. Mental terbagi dua, yaitu mental yang sehat dan yang tidak sehat. Mental yang sehat apabila jiwa tidak tertekan, memiliki kepribadian yang tetap, bisa menggunakan potensi, jika hal ini tidak dimiliki maka mentalnya tidak sehat.
Kesehatan mental adalah ilmu yang menyeimbangkan jiwa manusia dan membebaskan manusia /insan dari gangguan jiwa dan kesulitan hidup. Kesehatan mental juga dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai kesehatan mental / jiwa manusia, agar manusia terbebas dari gangguan jiwa / suasana hati. Jadi objek kajian kesehatan mental adalah jiwa manusia.
Hati dalam bahasa Arab yaitu Qalbu yaitu berbolak balik. Dengan berbolak-baliknya kalbu, maka akan mengganggu suasana hati atau kesehatan hidupnya terganggu. Kalbu yang berbolak balik ini menyebabkan gangguan mood. Apabila terjadi gangguan mood, maka akan mengakibatkan pribadi yang tidak seimbang yang menimbulkan terganggunya Suasana hati atau kesehatan hidupnya terganggu.
Penyakit mental diakibatkan pribadi yang tidak seimbang dan juga jasmani yang tidak sehat, misalnya iri, dengki, dan lain-lain. Mental yang sehat tergantung juga dengan jasmani yang sehat, sehingga dapat bertindak secara efisiaen dan memiliki tujuan hidup. Jasmani yang sehat apabila mentalnya sehat pula, ditandai dengan punya cukup stamina, energy, dan laun-lain.
Mental yang seimbang apabila diri tanpa gangguan batin / hati yaitu: Memiliki tujuan hidup, dapat mencapai tujuan hidup, sehingga memiliki pribadi yang harmonis. Mental yang tidak seimbang apabila diri dengan gangguan batin /hati / suasana hati yaitu: Tidak memiliki tujuan hidup, tidak dapat mencapai tujuan hidup, sehingga tercipta pribadi yang tidak harmonis.

B. FUNGSI MEMPELAJARI KESEHATAN MENTAL
Fungsi mempelajari kesehatan mental adalah:
1. Pencegahan
Pencegahan akan ketidakpuasan atau tidak terpenuhi segala kebutuhan. Pencegahan dilakukan agar terpenuhinya rasa cinta atau rasa sayang yang menimbulkan jiwa seseorang aman.
2. Perbaikan
Kesehatan mental berfungsi agar individu dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, akhirnya ia dapat diterima oleh lingkungannya maka akan timbul rasa aman pada diri individu tersebut.
3. Pengembangan
Kesehatan mental berfungsi untuk mengembangkan individu agar terhindar dari kecemasan, yang mana apabila kecemasan yang berlebihan itu akan menyebabkan gangguan jiwa. Sehingga apabila individu itu terhindar dari kecemasan-kecemasan, maka akan menimbulkan rasa aman.

C. TUJUAN KESEHATAN MENTAL
Tujuan mempelajari kesehatan mental adalah :
1. Menyehatkan jiwa
Tujuan mempelajari kesehatan mental yaitu menyehatkan kesehatan jiwa karena kita tahu dengan apa yang menyebabkan ganguan jiwa sehingga tercipta mental yang normal.
2. Mencegah hal-hal yang menyebabkan gangguan jiwa
3. Membina jiwa agar tidak terkena gangguan mental / jiwa, sehingga tercipta rasa aman, diterima dalam lingkungannya, dan lain-lain.

D. NORMAL DAN ABNORMAL
Normal merupakan pribadi orang yang aman.Normal adalah seimbang, serasi, terpenuhi. Yaitu seimbang jasmani dan rohaninya, serasi dengan lingkungan (kemampuan beradabtasi dengan lingkungannya), dan terpenuhinya kebutuhan. Abnormal yaitu kebalikan dari normal. Yaitu tidak seimbangnya jasmani dan rohaninya, tidak serasi dengan lingkungannya, dan terpenuhinya kebutuhan.

E. PRIBADI YANG NORMAL DAN ABNORMAL
Normal adalah kezaliman, bisa diterima oleh orang banyak.
Pribadi yang normal yaitu sikap yang sesuai dengan hukum / norma / aturan yang berlaku, dapat diterima oleh kebanyakan. Dengan diterimanya oleh kebanyakan orang maka akan timbul rasa puas yang di wujudkan dengan bersyukur.Pribadi yang abnormal yaitu segala yang keluar dari sikap dan pribadi yang normal.
Normal dalam kesehatan mental: Normal adalah bisa menghadapi kenyataan atau realitas. Abnormal adalah lari atau tidak bisa menghadapi realitas, orang yang tidak sesuai dengan keadaan normal atau seimbang.

F. KONSEPSI YANG SALAH MENGENAI HYGIENE MENTAL
Konsepsi adalah pandangan, data, hal-hal yang mengenai pendapat, bentuk. Diantara konsepsi yang salah mengenai hygiene mental adalah:
1. Penyakit mental adalah herediter, merupakan penyakit warisan atau keturunan
2. Penyakit mental tidak bisa disembuhkan
3. Penyakit mental timbul secara tiba-tiba
4. Penyakit mental adalah satu noda hitam
5. Penyakit mental adalah satu peristiwa tunggal. Penyakit mental bukan peristiwa yang tunggal, ia diakibatkan oleh: tekanan fruktasi stress depresi gila atau psikopat.
6. Seks merupakan sebab dari timbulnya penyakit mental

G. SEBAB-SEBAB KONSEPSI YANG SALAH MENGENAI HYGIENE MENTAL
Sebab-sebab kensepsi salah adalah: sejarahnya sejak zaman nenek moyang yang memeluk kepercayaan animisme (percaya pada roh-roh), mereka menganggap bahwa penyakit mental itu disebabkan oleh roh-roh jahat, jin, dan setan. Penyakit mental juga dikatakan sebagai noda hitam yaitu akibat dari dosa, karma, kesalahan-kesalahan, dan lain-lain. Lalu memasuki zaman naturalisme, zaman ini memperbaiki pendangan-pandangan yang salah tersebut.

H. SEJARAH GERAKAN HYGIENE MENTAL
Sejarah adalah kronologis masalah dan ia dapat dipelajari. Kronologis (urutan masa lalu) mempelajari tentang waktu (peristiwa-peristiwa), manusia (tokohnya), gagasan (pola pikir), dan bangsa (asal Negara).
Konsep sejarah: 1. Cara, yaitu cara menangani.
2. Nama, yaitu siapa orang yang mencetusnya.
3. Tujuan
4. Pendirian, bagaimana pendirian dari masa kemasanya.
5. Perkembangan, Dorothea Dix mengubah cara pikir atau memprogram
kembali.
6. Perawatan, pemahaman.
Sejarah hygiene mental sangat penting, karena program-program dan sejarah bisa dijadikan pelajaran. Sejarah hygiene mental adalah sebagai berikut.
- Animisme yaitu percaya pada roh-roh, zaman ini menganggap bahwa penyakit mental dikarenakan oleh kutukan roh-roh jahat, dan lain-lain.pengobatan satu-satunya adalah dibunuh, hal ini sangat tidak manusiawi.
- Naturalisme yaitu zaman yang mulai berkembang dengan memanfaatkan pandangan pada zaman animisme, yaitu dengan mengubah dari yang tidak manusiawi ke menusia dimanusiakan. Zaman naturalisme ini menganggap bahwa penyakit mental itu disebabkan oleh alam, cara mengobati penyakit mental dengan human (kemanusiaan).
- Zaman Ilmiah, zaman ini pemikiran manusia mulai maju, dibuktikan dengan cara dirawat terhadap orang yang terkena penyakit mental. Dix selama 12 tahun mengubah pandangan mengenai Hygiene mental melalui penyuluhan, seminar, dan lain-lain.
Yang memberikan nama Hygiene mental adalah Adolf Meyer berdasarkan Chiford Witinghon Beers dan didukung oleh James.
Sejarah hygiene mental dalam islam: Al-Ghazali mengungkapkan bahwa orang yang sehat mental adalah orang yang baik dalam pandangan Tuhan. Jadi agar kita senantiasa menjadi manusia yang bermental sehat, maka cara mengobatinya adalah dengan cara bertaubat, lalu berzikir, karena zikir itu akan membuat hati menjadi tenang. Al-Ghazali menggungkapkan bahwa orang yang sakit mentalnya adalah orang bermasalah dengan Tuhannya.

I. KARAKTERISTIK MENTAL YANG SEHAT
Karakteristik adalah ciri-ciri, bentuk, keadaan. Karakteristik ini berguna untuk memahami dan mengetahui bagaimana ciri dari mental yang sehat. Karakteristik mental yang sehat adalah:
1. Terhindar dari penyakit jiwa, hidup jauh dari alam bawah sadar.
2. Dapat menyesuaikan diri, mampu memenuhi kebutuhan.
3. Dapat memanfaatkan potensi
4. Dapat tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain.
Perbedaan Neurosa dan Psikosa.
Neurosa adalah ganguan jiwa, belum keluar dari dunianya, dan program diri masih ada. Contohnya: stres, depresi. Sedangkan psikosa adalah penyakit jiwa, yang mana ia sudah keluar dari dunianya atau mempunyai alam sendiri. Cara mengobati psikosa yaitu perlu di rawat, contohnya gila.
Didalam jiwa manusia terdapat alam sadar dan alam bawah sadar. Alam sadar adalah alam yang bersifat logika, ilmiah, analistis. Sedangkan alam bawah sadar adalah salam yang bersifat pengalaman, kekecewaan, moral, ketakutan, keyakinan. Apabila orang yang jauh dari alam sadar dan alam bawah sadar atau keluar dari alam tersebut maka akan mengakibatkan penyakit jiwa, seperti gila. Orang yang bermental sehat yaitu orang yang seimbang antara alam sadar dan alam bawah sadarnya, seperti jika ada perngalaman buruk maka akan dijadikan pelajaran, sedangkan orang yang mentalnya tidak sehat, maka pengalaman itu dijadikan sebagai balas dendam.

J. PENGERTIAN PENYESUAIAN DIRI
Penyesuaian diri adalah suatu pengertian yang pada dasarnya diambil dari biolog yang dibuat oleh teori Carlis Darwin, bahwa makhluk hidup berusaha untuk menyesuaikan dirinya dengan alam tempet dia hidup agar tetap hidup. Penyesuaian diri dalam kesehantan mental meliputi tiga hal, yaitu:
1. Gejala masalah yaitu mengkaji neurosis, psikosis, dan lain-lain.
2. Respon masalah yaitu mengkaji normal, Abnormal
3. Jenis atau bentuk masalah yaitu mengkaji personal, sosial, keluarga.
Peyesuaian mental adalah suatu respon yang diberikan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi suatu masalah ketegangan frustasi secara sukses, sehingga timbul keharmonisan antara dirinya dan lingkungan keluarga.
Kematangan jiwa adalah proses yang saling sambung menyambung, tidak berhenti dan saling membantu untuk meningkatkan penyesuaian diri terhadap tuntunan hidup dengan situasinya. Orang yang matang jiwanya mempunyai sifat, yaitu:
1. Pandai menggunakan waktu luangnya
2. Memjadi pemimpin bagi dirinya
3. Bekerja untuk kepentingan kelompok
4. Mengetahui kemampuan dirinya
5. Menerima orang lain
6. Optimis dalam hidup
7. Memahami dirinya
Penyasuaian diri yang sehat yaitu telah mampu menghadapi kesukaran dengan cara objektig serta berpengaruh untuk hidup dan selalu menikmati kehidupan yang stabi, tenang, merasa senang, tertarik untuk berkerja dan berprestasi. Penampilan jiwa yang sehat dapat diambil:
1. Ketengan jiwa
2. Kemampuan bekerja
3. Gejala jasmani
4. Konsepsi tentang diri
5. Menerima diri dan menerima orang lauin
6. Membuat tujuan
7. Kemampuan mengendalikan diri dan memikul tanggung jawab
8. Mampu membuat hubungananyang didasarkan atas saling mempercayai
9. Kesanggupa berkorban dan memberikan pelayanan terhadap orang lain
10. Perasaan bahagia

K. BENTUK PENYESUAIAN DIRI
Penyesuaian normal adalah kemampuan penyesuaian diri secara sehat, yaitu kemampuan seseorang dalam merespon kebutuhan dan hakikat manusia. Bisa dikatakan penyesuaian normal apabila:
- Jika tidak ada konflik, tekanan, ketegangan
- Bisa merespon kebutuhan atau masalah secara positif dan baik
- Direspon dengan cara yang baik dan sehat
Penyesuian abnormal adalah kemampuan penesuan dirinya secara tidak sehat, sehingga tidak bisa merespon kebutuhan dan hakikat manusia. Hal ini disebabkan oleh:
- Mempunyai konflik, ketegangan, tekanan, ketegangan
- Tidak bisa merespon kebutuhan atau masalah secara positif dan baik
- Direspon dengan cara yang tidak baik dan tidak sehat.
Penyesuaian diri abnormal seperti:
1. Bertahan
- konpensasi, yaitu bentuk penyesuain dengan cara bertahan dan mengalihkan. Contohnya jika ada kekecewaan maka dialihkan pada bentuk lain.konpensasi ini ada yang baik dan ada yang tidak baik. Baik jika tidak menganggu dan menyinggung orang lain.
- Sublimasi yaitu mencari pendangan, yang mana apabila gagal dalam suatu hal, maka mengalihkan pada hal-hal yang lain, seperti menghalalkan segala cara.
- Proyeksi, yaitu apabila salah tapi tak mengakuinya, melainkan meleparkan atau mengarahkan pada orang lain.
2. Agresi, yaitu dengan cara menyerang, maksuknya apabila mempunyai masalah tetapi tidak bisa menyelesaikannya, maka akan dilampiaskan dengan marah pada orang lain.
3. Melarikan diri, maksud melarikan diri disini adalah lari dari kenyataan, tidak sanggup menghadapi dirinya sendiri, apabila ada masalah maka ia berfantasi, seperti tidur berlebihan.

L. PRINSIP-PRINSIP KESEHATAN MENTAL
Prinsip dalam kamus bahasa Indonesia berarti dasar, asas, (kebenaran yang menjadi dasar pokok berfikir, bertindak dan sebagainya). Prinsip hygiene mental adalah dasar-dasar yang menjadi pegangan dalam pelaksanaan untuk mencegah timbulnya ganguan mental atau jiwa dan emosi agar terbentuk manusia yang memiliki mental yang sehat.
Prinsip-prinsip kesehatan mental adalah sebagai berikut:
1. Terpenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok (inti)
Yaitu terpenuhi kebutuhan pokok, baik kebutuhan organis yaitu jasmani (makan, minum, dorongan seksual) dan rohani (kaasih sayang, ketuhanan, rasa aman), maupun kebutuhan sosial. Apabila kebutuhan ini tak terpenuhi maka akan mengakibatkan sakit mental. Ketegangan cenderung turun jika kebutuhan-kebutuhan terpenuhi, dan cenderung naik atau makin banyak jika kebutuhankebutuhan tak terpenuhi, seperti mengalami fruktasi atau hambatan-hambatan.
2. Kepuasan
Semua orang menginginkan kepuasan, baik bersifat jasmani maupun rohani. Manusia ingin puas dalam segala bidang, lalu timbul Sence of Importancy dan Sence of Mastery (kesadarannilai dirinya dan kesadaran penguasaannya) yang akan memberi rasa aman, senang, puas dan bahagia.
3. Posisi dan status sosial
Setiap individu selalu mencari posisi dan status sosial dalam lingkungannya. Apabila individu itu telah mendapatkan posisi dan status sosial dalam lingkungannya maka akan menimbulkan rasa simpati, aman, optimis, bergairah, menumbuhkan keberanian dan harapan untuk menghadapi masa yang akan datang.

KESEHATAN MENTAL II
A. FOBIA
Fobia adalah ketakutan yang berlebihan pada suatu hal dapat dilihat dari sudut pandang.
A. Dilihat dari :
1. bahasa
adalah cara memandang dari luar.
Misalnya : kecoak, cacing, dan lain-lain.
Kenapa? Karena takut, yaitu dilihat secara logis/ Rasio.
Juga karena mengerikan disebut dengan irrasional/ non logis.
Dan ini akan mengalami gangguan emosi yaitu dengan terblognya mental seseorang yaitu susah posting hal ini disebut dengan fiksasi merupakan keadaan dimana ketakutan. Yang berasal dari id pelepasan emosi (katasis).
2. Perasaan
Adalah yang berasal dari dalam diri. Dengan melalui berbagai fenomena.

B. Penyebabnya yaitu :
Disebabkan oleh masa lalu dimulai dari telah lalu, sekarang, akan dating.
Contohnya :
Takut sama cacing yang disebabkan oleh masalalu yaitu perna ditakuti teman, dn pernah menempel pada dirinya.
C. Sifatnya yaitu :
1. sifat speripik
a. takut hewan : cacing
Cara menghilangkannya yaitu menghindri disebut dangan regresi.
3. sifat fobia social yaitu :
a. bicara di tempat umum
b. makan ditempat orang ramai tidak mau
kalau dipaksa, dia merasa terhina, bersalah, merasa dipermalukan.
Orang yang ketakutanitu bias fisiknya normal dan psikisnya abnormal.

B. MENTAL HEALTH AS ABOVE NORMAL
Menurut Dr. kartini kartono bahwa orang yang memiliki mental yang sehat memiliki sifat-sifat yang khas, antara lain mempunyai kemampuan untuk bertindak secara efisien, memiliki tujuan-tujuan hidup yang jalas, memiliki konsep diri yang sehat, memiliki koordinasi antara segenap potensi dengan usaha-usahanya memiliki regulasi diri dan integrasi kepribadian dan memiliki batin yang selalu tenang.
Jadi, orang yang sehat mentalnya, dapat melakukan adaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungannya,dengan muda mendapatkan diri pada perubahan social, selalu aktif berpartisipasi,dan dapat merasakan kepuasan atas terpenuhi kebutuhannya.
Kesehatan mental/jiwa selalu mempersoalkan mental/jiwa yang dimiliki seseorang yang bermasalah memiliki kehidupan rohani yang sehat. Kesehatan mental ini sebagai ilmu yang membicarakan bagaimana cara seseorang memecahkan masalah batinnya sehingga ia mampu memahami berbagai kesulitan hidup dan melakukan berbagai upaya agar jiwanya lebih bersih.
Orang yang sehat mentalnya mempunyai pribadi normal. Mereka akan bertindak dan berperilaku baik agar dapat diterima oleh masyarakat. Sealain itu dalam karakter dirinya terdapat kesesuaian dengan norma dan pola hidup masyarakat.
Hubungan Pribadi Normal Dan Mental Yang Sehat
Pribadi normal dengan diiringi mental yang sehat akan memiliki integritas jasmaniah rohaniah yang ideal. Keadaan pada kehidupan psikisnya stabildan tidak ada lonflik internal. Suasana hatinya tenang, seimbang dan jasmaninya selalu sehat dan segar. Sebaliknya pribadi yang abnormal memiliki mental yang tidak sehat dan jauh dari integrasi batin.
Berkenaan dengan pribadi normal dan mental yang sehat, Dr. Kartini Kartono mengutip Principles of Abnormal Psychology karangan Maslow and Mittleman, yaitu sebagai berikut:
1. Memiliki rasa aman (sense of security) yang tepat, mampu berhbungan dengan orang lain dalam bidang kerja,pergaulan dan dalam lingkungan keluarga.
2. Memiliki penilaian (self evaluation) dan wawasan diri yang rasional dnga harga diri yang tidak berlebihan, memiliki kesehatan secara moral, dan tidakdihinggapi rasa bersalah.
3. Mempunyai spontaniltas dan emosinal yang tepat. Dia mampu menjalin relsi yang erat, kuat dan lama.
4. Mempunyai kontak yang realitas secara efisien, tanpa ada fantasi dan angan-angan yang berlebihan.
5. Memiliki dorongan dan nafsu-nafsu jasmaniah yang sehat dan mampu memuaskannya dengan cara sehat, namun tidak diperbudak oleh nafsunya sendiri.
6. Mempunyai pengetahuan diri yang cukup dengan memiliki motif hidup yang sehat dan kesadaran tinggi.
7. Memiliki tujuan hidup yang tepat,wajar, dan realitas sehingga bisa dicapai dengan kemampuan sendiri serta memiliki keiletan dalam mengejar tujuan hidupnya agar bermamfaat bagi diri sendiri maupun bagi masyarakt pada umumnya.
8. Memiliki kemampun belajar dari pengalaman hidup dalam mengolah dan menerima pengalamannya dengan sikap yang luws,dia bisa menilai batas kekuatan sendiri dalam situasi yang dihadapi, untuk meraih sukses.
9. Memiliki kesanggupan untuk mengekang tuntutan-tuntutan dan kebutuha-kebutuhan dari kelompoknya, sebab dia memiliki kesamaan kebutuhan dengan yang lain (tidak terlalu berbeda, dan tidak menympang).
10. Memiliki sipat emansipasi yang sehat terhadap kelompok dan kebudayaa.
11. Memiliki integritas dalam kepribadiannya, yaitu kebulutan jasmaniah dan rohaniahnya.
Semua criteria normalitas mental yang sehat dari Maslow cs. Tersebut diatas menjadi standar apakah seseorang memiliki kesehatan mental dan pribadi yang normal atau tidak?
Seseorang memilki pribadi normal belum tentu memenuhi semua ketentuan criteria tersebut, karena setaiap individu mempunyai kelemahan dan kekurangan pada struktur pribadinya. Seseorang yang tidak memiliki prilaku, sikap dan criteria diatas,maka dapat digolongkan dalam kelompok pribadi abnormal.
Wujud dari pribadi normal ialah adanya interaksi batin/jiwa, tingkah laku yang sesuai dengan tingkah laku social,sanggup melaksanakan tugas-tugas hidup dan mempertanggungjawabkan tugas-tugas tersebut pada social serta mampu menanggapi realitas hidup secara hidup secara efisien.
Perbedaan orang yang normal dan abnormaldapt dilihat dengan jelas. Karena orang yang abnormal memperlhatkan gejala dan reaksibatin yang abnorma,
Adanya abnormalitas mental ini biasanya disebabkan ketidakmampuan individu dalam menghadapi kenyataan hidup sehingga muncul konflikmental pada dirinya. Ia tidak mampu memkul tanggungjawab kedewasaan akibat adanya tekanan ekonomi, kekecewaan cinta, kegagalan dalam profesi, ketadaksamaan fisik,serta pengalamn pahit. Hal tersebut mendorongnya untuk melarikan diri dari kesulitan dan kepahitan realitas hidup.
Ada langka-langka yang menolong kasus abnormalitas atau ketidaksehatan mental diantaranya:
1. Mencari tanda awal keabnormalan
2. Mencegah perkembangan dan meniadakan konflik-konflikbatin.
3.Membimbimg dan membina pasien untuk kembali kepada kehidiupan yang realitas (nyata)
4.Memberikan pertolongan dengan memberi obat-obatan atau memakai terapi lainnya.

C. MODEL KESEHATAN MENTAL
1. PSIKOANALISA
Ada tiga manusia itu terkana gangguan jiwa.
a. Perkembangan diri
Yaitu dapat terjadi pada perkembangan seeseorang pada waktu kanak-kanak atau suatu kejadian pada masa lalu.
Misalnya : sewaktu kecil sering dimarahi orang tua.
Dan teori ini dikemukakan oleh Sigmund freud bahwa manusia dilihat dari libido sex yaitu anal (dubur). Kemudian dirodomi akhir dendam kemudian benci dan akhirnya timbul kecemasan yaitu komflik yang disebut dengan komflik batin.
Ada tiga teknik proses terapi untuk menyelesaikan masalah dalam psikoanalisa.
• Sosiasi bebas
• Analisis mimpi
• trasperensi
2. Interpersonal Modern
Yaitu gangguan jiwa yang dikarenakan adanya ancaman yang menimbulkan kecemasan dan hal ini dikarenakan adanya komflik dengan behubungan orang lain.
Contohnya : ketakutan di tolak/ tidak diterima oleh sekitarnya.
Misalnya : karena penampilan.
3. social modern
merupakan yang menyebabkan orang itu penyakit mental adalah factor social yaitu :
• bising
• macet
• panas
• dingin
4. Existensial model
Yaitu gangguan jiwa / perilaku yang terjadi apabila seseorang gagal atau tidak menemui jati dirinya tidak tau atau tidak mempunyai tujuan hidupnya dan tidk memiliki figure dirinya. Sehingga dia membenci dirinya sendiri.

D. DEVIASI
Deviasi adalah suatu penyimpangan atau tingkah laku yang menyimpang dari kebanyakan masyarakat populasi.
Contoh dari deviasi yaitu orang yang melawan dari norma yang legal.
Kita dapat melihat orang dari itu dari deviasi dan diverensiasi yaitu normal apa tidaknya. Deviasi adalah kejahatan yaitu mentalnya.
Oaring yang diverensiasi dimarjinalkan yaitu orang yang mempunyai perbedaan atau tersisihkan. Dan ahirnya terkena penyakit mental yang tidak sehat.
Misalnya kita dapat melihat jika ada orang yang pendek, namun tidak tersisihkan karena ada motivasi untuk berkembang dan terkenal.
Adalagi namanya deperensiasi yaitu perilaku yang berbeda dari orang kebanyakan. Contohnya orang yang cirri-ciri fisik dari kebanyakan.
Macam-macam deviasi
1. individual
adalah gejala personal atau pribadi disebabkan oleh cirri-ciri khas dari individu itu sendiri dan sifatnya heriditer. Yaitu bias disebabkan dari keturunan atau sejak lahir disebut genetic.
Contoh :
• anak yang luar biasa yaitu pada umur 6 tahun sudah kulia
• dia dapat juara terakhir namun menganggap remeh.
• Menjadi penemu. Misalnya Este
2. divisiasi situasi nasional
yitu dikarenakan social diluar individunya.
Contohny : orang yang menyimpang.
Orang baik terpaksa menyimpang akibat situsi yang menyebabkan dengan berbuat jahat. Karena lapar dan tidak punya modal.
3. divisiasi sistematik atau konseptual
yaitu situasi dimana semuanya direncanakan dan semua menyimpang dari yang umum oleh perilaku.
Perbuatan yang menyimpang dari norma umum dan berbeda dari yang umum.
Contohnya : indoneria.
Dijajah tapi ada kelompok yang mau keluar dari jajahan yaitu dengan menyimpang.

E. MENTAL DISORDER
Mental disorder adalah timbulnya rasa panic.
Karena tiba-tiba dikasi tekana akhirnya dia panic dan cemas.
Penyebabnya
1. jasmani yaitu biologis.
2. pemaksaan batin yaitu mekanizen yaitu egosentris atau egois.
Misalnya ada tekana deri bos dan akhirnya stres dan bias membunuh orang.kalau seorang bias memahami dia akan dapat kualitas hidup.
3. lingkungan .
ketika lingkungan memaksa.
Orang yang sehat mentalnya yaitu bias menyeimbangkan, bias memenuhi, dan menerima.
Mental disorder dalam bahasa yeitu gangguan atau ketkutan mental.
Mental disorder menurut istilah adalah suatu bentuk ketidak mampuan menyesuikan diri dengan sifatnya serius sehingga menyebabkan ketidak mampuan tertentu.
Penyebab disorder yaitu :
• jasmani
contohnya :
ada anak AQ lemah. Itu namanya sifat yang tak bias dirobah. Namun dia memaksakan diri. Akhirnya prustasi atau disebut dengan rasa buntu.
Kalau menurut Sigmund freud seorang itu dikembalikan keawal.
• pemaksaan batin secara salah
yaitu mekanisme pertahanan
contohnya :
orang tua jahat sama anaknya. Diam-diam anaknya melawan.
Itu namanya pemaksaan batin.
• social piocer.
Misalnya orang yang tinggal di pesantren dipaksa. Sehingga keburukantertekan., sifatnya otoriter. Disaat keluar dari pesantren, dia tidak menggunakan perilakudari pesantren karena dia akan bebas.
Misalnya antara dikota dan didesa.
Dikota : materialistic.

F. PSIKOSA FUNGSIONAL (PSYCHOSIS)
Fsikosa fungsional adalah gangguan kejiwaan pada pungsinya.
1. berfikir yaitu akal
2. perasaan yaitu moral
3. perbuatan yaitu tabiat atau tradis.
Cirri-cirinya :
1. sedih
2. merasa bersalah
3. autis
adalah perasan yaitu kehilangan hubungan dengn dunia luar, hanya sibuk dengan diri sendiri. Dunia luar yaitu melaritis.
4. waham
adalah sesuatu yang tidak nyata namun dinyatakan.
A. schizophrenia yaitu pemikiran yang pecah
Schizo yaitu retak dan frenia yaitu penikiran.
Gangguan kejiwaan pada fungsinya,
- berfikir adalah akal
- perasaan adalah moral
- perbuatan adalah tabiat atau tradis
Ciri-cirinya:
- sedih
- merasa bersalah
- autis
- waham
autis adalah perasaan
perasaan adalah kehilangan hubungan dengan dunia luar sehingga sibuk dengan dirinya sendiri.
Dunia luar adalah malaritis
- Schizofrenia adalah pemikiran yang pecah
- Manis depresif
- Parandia
Waham adalah sesuatu tidak nyata namun dinyatakan .
Schizo adalah retak
Prenia adalah pemikiran
Bias:
- keturunan
- salah makan obat
gila hidup dan normal
paranola adalah adalah homoseksual atau abnormalitas
abnormalitas sama juga dengan fungsi
paranola adalah yang bersifat ekstrim
sehingga menimbulkan delusi seakan-akan itun nyata baik dalampenyiksaan, dan ketakutan.
Sehingga kena laki-laki karena tekanan
Psikosa
- disorganisasi dari kejiwaaan, seperti berfikir, perasaan, bertindak. Klau fikiran seseorang itu sehat serarti sehat.
Halusinasi adalah tentang penghasutan
Pengalaman sensorik, (misalnya bunyi, perasaan dan bau) yang tidak ada dalam kenyataan.

1. Model Penyesuaian Tidak Normal
- frustasi
- kecemasan
- pertentangan batin
pertentangan batin adalah orang yang memilih dalam dua yang terbaik
- rasa trauma, terkejut, rasa terancam,
- rasa takut, tidak berdaya, rasa berdosa
- hilang keprcayaan diri sehingga akhirnya bunuh diri
berbagai bentuk penyebab dalam kecemasan
- tidak terpenuhi kebutuhan seksual
- tidak terpenuhi kebutuhan waktu kecil
- suatu keinginan tidak tercapai
- juga tidak dapat menyesuaikan diri dengan orang lain
cara-cara mengatasi kecemasan
1. proyeksi adalah menyalahkan orang lain
2. pembelaan
3. identivikasi adalah meniru
4. disasosiasi adalah hilang hubungan atau kata putusnya hubungan
5. represi adalah luapan untuki melupakan keinginan dengan hati nuraninya
6. substitusi adalah yang paling baik
- sublimasi adalah mengungkapkan yang dapat diterima dalam masyarakat. Misalanya : orang yang tidak dapat kebutuhan seksual tetapi menghilangkan dan melalui dan lain sebagainya.
- Kompensasi adalah melakukan usaha dalam suatu kegagalan. Misalnya gagal main bola, sehingga juara di kelas.
Frustasi adalah peryataan sikap orang yang merintang dalam hidupnya.
Misalnya : gagal beli HP baru.
Semua ini bsa diatasi. Karena masih dalam tahap ringan
- kesadaran
- berfikir
- merubah tingkah laku
Delusi adalah tetap berbegang teguh dalam pada suatu keyakinan yang aneh meskinan meskipun ada bukti kuat bahwa keyakinan itu tidak di dukung oleh kenyataan (fakta)
Ilusi adalah persepsi yang tidak sesuai dengan kenyataan objektif yang terjadi bila didistorsikan

G. SELF KONSEP AND SELF CONTROL
- Pada diri
- Konsep diri
Kesehatanmental di masyarakat. Kaitannya dengan agama
1. Konsep Diri (Self Concept)
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. menurut Brian Tracy, self concept memiliki tiga bagian utam, yaitu:
a. Self ideal (diri ideal)
Diri ideal adalah komponen pertama terdiri dari:
- Harapan
- Impian
- Visi
- Idaman
Self ideal terbentuk dari kebaikan, nilai-nilai dan sifat-sifat yang paling dikagumi dari diri sendiri maupun dari orang lain yang dihormati. Self ideal adalah sosok seperti apa yang diinginkan untuk bisa menjadi diri sendiri, disegala bidang kehidupan. Bentuk ideal ini akan menuntun dalam membentuk perilaku.
b. Self Image (citra diri)
Bagian citra diri ini menunjukkan bagaimana membayangkan diri sendiri dan menentukan bagaimana akan bertingkah laku dalam satu situasi tertentu.
c. Self Esteem (jati diri)
Jati diri adalah seberapa besar dalam menyukai diri sendiri. Semakin kita menyukai diri kita sendiri, semakin baik kita akan bertindak dalam bidang apapun yang kita tekuni. Dalam bagian jati diri ini adalah komponen emosional dalam kepribadian. Komponen pentingnya adalah:
- Bagaimana berfikir
- Bagaimana merasa
- Bagaimana bertingkah laku
2. Kontrol Diri (Self Control)
Konsep diri adalah kemampuan untuk mengendalikan emosi dalam satu perilaku dan keinginan, dan merupakan kemampuan manajemen yang efisien untuk masa depan. Kontrol diri merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam menghadapi kondisi yang terdapat di lingkungan tempat tinggalnya.
Para ahli berpendapat bahwa selain dapat mereduksi efek-efek psikoloogis yang dari stressor-stressor lingkungan, kontrol diri juga dapat digunakan sebagai suatu intervensi yang bersifat pencegahan. Hurluck menyebutkan tiga kriterian emosi, yaitu:
a. Dapat melakukan kontrol diri yang bisa diterima secara sosial
b. Dapat memahami seberapa banyak kontrol yang dibutuhkan untuk memuaskan kebutuhannya dan sesuai dengan harapan masyarakat.
c. Dapat menilai situasi secara kritis sebelum meresponnya dan memutuskan cara beraksi terhadap situasi tersebut.
Jenis-jenis pengonrtolan diri:
a. Pengontrolan diri dengan moral
b. Pengontrolan diri dengan perhatian
c. Pengontrolan diri dengan pengetahuan langsung
d. Pengontrolan diri dengan sabar
e. Pengontrolan diri dengan energi
Terdapat tiga jenis kemampuan mengontrolkan diri, yaitu:
a. Behavioral control, merupakan kesiapan atau tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan.
b. Cognitive control, merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterprestasi, menilai, menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau untuk mengurangi tekanan.
c. Decisional control, merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya.

H. FENOMENA BUNUH DIRI
- Ekonomi
- Depresi
- kurangnya motivasi atau dorongan dari orang lain.
Terjadi seseorang itu lari dari kenyataan bunuh diri atau sudah berhenti.
Caranya :
- bersembunyi ke kamar mandi potong urat nadi
- diketahui hal yang layak atau ramai
Sifatnya
- tertutup adalah suka menutupi diri
- Terbuka
Kenapa ? tertuju cenderung hal layak ramai untuk di tampilkan
Motif adalah
Terbuka bunuh diri adalah kekecewaan sehingga bunuh diri dal;am bersembunyi
Mengakhiri kehidupan denganb cara sendiri
Tertutup adalah khalayak ramai adalah ddiperhatikan
Disebabkan oleh: kebutuhan – solusi – mati
Mati adalah jalan termudah untuk mendapatkan solusi.
Ada yang lompat dari gedung
Karena mempunyai gaya maka dikatakan fenomena atau stay

I. HISTERIA
Hysteria merupakan suatu kompleks neorosa, biasanya gangguannya ditandai oleh ketidakstabilan emosional, represi, dissosiasi, dan sugestibilitas.
Hysteria adalah situasi dimana seseorang tidak mampu menahan tekanan, rasa bahagia berlebihan. Juga tidak sanggup menhan kesukaran.

Ketidakstabilan emosi disebabkan oleh tidak sanggup menahan kesukaran dan melepaskan tanggungjawabnya juga disebut hysteria.
Contoh :
- hysteria dari adalah tidak bisa menggerakkan harinya waktu UAN di sekolah.
- Kejang hysteria adalah kecelakaan
o Orang normal bisa juga hysteria Karen pinsan melihat sesuatu.
o Terjadinya hysteria karena tidak bisa menahan emosi yang stabil.
o Hysteria tidak sanggup ngomong. Ada juga orang yang kerasukan.
o Bisa juga hilang ingatan karena otak kita terblok atau terkunci. Di saat kita mau ujian maka itu disebabkan oleh oksigen yang rusak atau disebabkan oleh siskulasi darah.
o Histeria sambil berjalan disebabkan oleh tidur
Kepribadian yang ganda dia bisa lari dengan pribadi yang lain. Misalnya : Dani berubah jadi Ucok
Kasus-kasus Histeri

J. PROYEKSI
Proyeksi adalah melimpahkan kesalahan diri keorang lain. proyeksi ini termasuk kedalam mekanisme pertahanan ego, karena orang yang kena proyeksi tidak mau mengakui kesalahan ataupun kekurangan yang ada pada dirinya.
Kadang rasa berdosa seseorang dapat dihilangkan dengan melekatkan dosa itu kepada kepada orang lain dan juga merasa perasaan berdosa itu ringan jika ia sadar bahwa orang lain juga berdosa. Bela diri seperti ini sering ditemukan pada orang yang suka menipu.
Proyeksi dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1. Menyalahkan sebab yang terjadi kebetulan, tidak relevan, dan khayalan.
2. Melihat kekurangan-kekurangan kepribadian yang dimiliki orang-orang lain.
3. Menyalahkan orang-orang lain atas kesalahan diri sendiri.
Gejala yang mengalami proyeksi:
- dia akan menimbulkan penyakit lain yaitu bisa jadi orang pembohong
- orang yang selalu membela diri
obatnya:
- banyak berbuat baik
- sholat
- memperbaiki diri sendiri

K. POST – POWER SYDROME
Pada usia dewasa manusia dituntut unutk bekerja. Jika orang dewasa tidak bekerja maka diastresi terkena pada :
Misalnya: Presiden
Jika dia berhenti maka semuafasilitasnya di ambil oleh pemilikan
- agresif
- sering bertingkah laku
- mengejek atauu mncemooh
Terkena pada jabatan saja. Tidak dilihat dari usia.
Meneriam semua itu dengan lapang dada
segi post power syndrome adalah karena tidak bisa menerima keadaan dirinya.
Kita melihat reaksinya: mengejek
Aksi : mengakibatkan
Kerena pada mental yang tidak baik.
Karena penyakit ini tidak merusak dirinya saja dan juga pada orang lain.

L. NORMAL DAN TIDAK NORMAL
Normal adalah seimbang, eras, terpenuhi
Norma adalah orang merasa aman
Seimbang adalah jasmani, rohani
Terpenuhi adalah kebutuhan
Serasi adalah lingkkungan yaitu kemampuan beradaptasi dengan lingkungan
Normal adalah kelaziman yang bisa diterima oleh banyak orang
Pribadi yang normal adalah sikap yang sesuai dengan hokum atau norma atau ukuran.








Senin, 14 Juni 2010

Mengenal Mekanisme Pertahanan Diri Dan Bentuknya


Mengenal Mekanisme Pertahanan Diri Dan Bentuknya

Sebagian dari cara individu mereduksi perasaan tertekan, kecemasan, stress atau pun konflik adalah dengan melakukan mekanisme pertahanan diri baik yang ia lakukan secara sadar atau pun tidak. Hal ini sesuai dengan pendapat dikemukakan oleh Freud sebagai berikut : Such defense mechanisms are put into operation whenever anxiety signals a danger that the original unacceptable impulses may reemerge (Microsoft Encarta Encyclopedia 2002

Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan diri (defence mechanism) untuk menunjukkan proses tak sadar yang melindungi si individu dari kecemasan melalui pemutarbalikan kenyataan. Pada dasarnya strategi-strategi ini tidak mengubah kondisi objektif bahaya dan hanya mengubah cara individu mempersepsi atau memikirkan masalah itu. Jadi, mekanisme pertahanan diri melibatkan unsur penipuan diri.

Istilah mekanisme bukan merupakan istilah yang paling tepat karena menyangkut semacam peralatan mekanik. Istilah tersebut mungkin karena Freud banyak dipengaruhi oleh kecenderungan abad ke-19 yang memandang manusia sebagai mesin yang rumit. Sebenarnya, kita akan membicarakan strategi yang dipelajari individu untuk meminimalkan kecemasan dalam situasi yang tidak dapat mereka tanggulangi secara efektif. Tetapi karena “mekanisme pertahanan diri” masih merupakan istilah terapan yang paling umum maka istilah ini masih akan tetap digunakan.

Berikut ini beberapa mekanisme pertahanan diri yang biasa terjadi dan dilakukan oleh sebagian besar individu, terutama para remaja yang sedang mengalami pergulatan yang dasyat dalam perkembangannya ke arah kedewasaan. Dari mekanisme pertahanan diri berikut, diantaranya dikemukakan oleh Freud, tetapi beberapa yang lain merupakan hasil pengembangan ahli psikoanalisis lainnya.

1. Represi

Represi didefinisikan sebagai upaya individu untuk menyingkirkan frustrasi, konflik batin, mimpi buruk, krisis keuangan dan sejenisnya yang menimbulkan kecemasan. Bila represi terjadi, hal-hal yang mencemaskan itu tidak akan memasuki kesadaran walaupun masih tetap ada pengaruhnya terhadap perilaku. Jenis-jenis amnesia tertentu dapat dipandang sebagai bukti akan adanya represi. Tetapi represi juga dapat terjadi dalam situasi yang tidak terlalu menekan. Bahwa individu merepresikan mimpinya, karena mereka membuat keinginan tidak sadar yang menimbulkan kecemasan dalam dirinya. Sudah menjadi umum banyak individu pada dasarnya menekankan aspek positif dari kehidupannya. Beberapa bukti, misalnya:

  • individu cenderung untuk tidak berlama-lama untuk mengenali sesuatu yang tidak menyenangkan, dibandingkan dengan hal-hal yang menyenangkan,
  • berusaha sedapat mungkin untuk tidak melihat gambar kejadian yang menyesakkan dada,
  • lebih sering mengkomunikasikan berita baik daripada berita buruk,
  • lebih mudah mengingat hal-hal positif daripada yang negatif,

2. Supresi

Supresi merupakan suatu proses pengendalian diri yang terang-terangan ditujukan menjaga agar impuls-impuls dan dorongan-dorongan yang ada tetap terjaga (mungkin dengan cara menahan perasaan itu secara pribadi tetapi mengingkarinya secara umum). Individu sewaktu-waktu mengesampingkan ingatan-ingatan yang menyakitkan agar dapat menitik beratkan kepada tugas, ia sadar akan pikiran-pikiran yang ditindas (supresi) tetapi umumnya tidak menyadari akan dorongan-dorongan atau ingatan yang ditekan (represi)

3. Reaction Formation (Pembentukan Reaksi)

Individu dikatakan mengadakan pembentukan reaksi adalah ketika dia berusaha menyembunyikan motif dan perasaan yang sesungguhnya (mungkin dengan cara represi atau supresi), dan menampilkan ekspresi wajah yang berlawanan dengan yang sebetulnya. Dengan cara ini individu tersebut dapat menghindarkan diri dari kecemasan yang disebabkan oleh keharusan untuk menghadapi ciri-ciri pribadi yang tidak menyenangkan. Kebencian, misalnya tak jarang dibuat samar dengan menampilkan sikap dan tindakan yang penuh kasih sayang, atau dorongan seksual yang besar dibuat samar dengan sikap sok suci, dan permusuhan ditutupi dengan tindak kebaikan.

4. Fiksasi

Dalam menghadapi kehidupannya individu dihadapkan pada suatu situasi menekan yang membuatnya frustrasi dan mengalami kecemasan, sehingga membuat individu tersebut merasa tidak sanggup lagi untuk menghadapinya dan membuat perkembangan normalnya terhenti untuk sementara atau selamanya. Dengan kata lain, individu menjadi terfiksasi pada satu tahap perkembangan karena tahap berikutnya penuh dengan kecemasan. Individu yang sangat tergantung dengan individu lain merupakan salah satu contoh pertahan diri dengan fiksasi, kecemasan menghalanginya untuk menjadi mandiri. Pada remaja dimana terjadi perubahan yang drastis seringkali dihadapkan untuk melakukan mekanisme ini.

5. Regresi

Menarik Diri

Reaksi ini merupakan respon yang umum dalam mengambil sikap. Bila individu menarik diri, dia memilih untuk tidak mengambil tindakan apapun. Biasanya respons ini disertai dengan depresi dan sikap apatis.

Mengelak

Bila individu merasa diliputi oleh stres yang lama, kuat dan terus menerus, individu cenderung untuk mencoba mengelak. Bisa saja secara fisik mereka mengelak atau mereka akan menggunakan metode yang tidak langsung.

Denial (Menyangkal Kenyataan)

Bila individu menyangkal kenyataan, maka dia menganggap tidak ada atau menolak adanya pengalaman yang tidak menyenangkan (sebenarnya mereka sadari sepenuhnya) dengan maksud untuk melindungi dirinya sendiri. Penyangkalan kenyataan juga mengandung unsur penipuan diri.

5. Fantasi

Dengan berfantasi pada apa yang mungkin menimpa dirinya, individu sering merasa mencapai tujuan dan dapat menghindari dirinya dari peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan, yang dapat menimbulkan kecemasan dan yang mengakibatkan frustrasi. Individu yang seringkali melamun terlalu banyak kadang-kadang menemukan bahwa kreasi lamunannya itu lebih menarik dari pada kenyataan yang sesungguhnya. Tetapi bila fantasi ini dilakukan secara proporsional dan dalam pengendalian kesadaraan yang baik, maka fantasi terlihat menjadi cara sehat untuk mengatasi stres, dengan begitu dengan berfantasi tampaknya menjadi strategi yang cukup membantu

6. Rasionalisasi

Rasionalisasi sering dimaksudkan sebagai usaha individu untuk mencari-cari alasan yang dapat diterima secara sosial untuk membenarkan atau menyembunyikan perilakunya yang buruk. Rasionalisasi juga muncul ketika individu menipu dirinya sendiri dengan berpura-pura menganggap yang buruk adalah baik, atau yang baik adalah yang buruk.

7. Intelektualisasi

Apabila individu menggunakan teknik intelektualisasi, maka dia menghadapi situasi yang seharusnya menimbulkan perasaan yang amat menekan dengan cara analitik, intelektual dan sedikit menjauh dari persoalan. Dengan kata lain, bila individu menghadapi situasi yang menjadi masalah, maka situasi itu akan dipelajarinya atau merasa ingin tahu apa tujuan sebenarnya supaya tidak terlalu terlibat dengan persoalan tersebut secara emosional. Dengan intelektualisasi, manusia dapat sedikit mengurangi hal-hal yang pengaruhnya tidak menyenangkan bagi dirinya, dan memberikan kesempatan pada dirinya untuk meninjau permasalah secara obyektif.

8. Proyeksi

Individu yang menggunakan teknik proyeksi ini, biasanya sangat cepat dalam memperlihatkan ciri pribadi individu lain yang tidak dia sukai dan apa yang dia perhatikan itu akan cenderung dibesar-besarkan. Teknik ini mungkin dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan karena dia harus menerima kenyataan akan keburukan dirinya sendiri. Dalam hal ini, represi atau supresi sering kali dipergunakan pula.

  1. Beroperasi pada level tak sadar
  2. Selalu menolak, memalsu atau memutar balikkan kenyataan
  3. mengubah persepsi nyata seseorang sehingga stimulus menjadi kurang mengancam.

Freud mendiskripsikan ada tujuh mekanisme pertahanan meliputi :

  1. Identifikasi (Identification) : sebuah upaya untuk mereduksi ketegangan dengan cara meniru atau mengidentifikasi diri dengan orang yang dianggap berhasil memuaskan hasratnya dibanding dirinya. Misal : meniru orang tuanya, gurunya, atlit ataupun penyanyi idola.
  2. Pemindahan atau reaksi kompromi (Displacement / Reactions Compromise) : upaya untuk mereduksi ketegangan dengan cara mengganti ganti obyek melalui :
    1. Sublimasi, misal mengisap permen sebagai sublimasi kenikmatan mengisap ibu jari
    2. Substitusi, misal remaja yang cemas akan dorongan seksnya menyalurkannya melalui bacaan cabul atau onani
    3. Kompensasi, misal tubuh yang pendek dikompensasikan dengan sikap percaya diri yang berlebihan.
  3. Represi (repression) : upaya mereduksi ketegangan dengan cara menekan ide, ingatan, fikiran yang dapat menimbulkan kecemasan keluar dari kesadaran. Represi dapat muncul dalam bentuk campuran misal :
    1. Represi + displacement : Remaja yang takut kepada orang tuanya mengekspresikan kemarahannya dalam bentuk melawan gurunya
    2. Represi + simptom histerik : Pilot yang mengalami kebutaan setelah menyaksikan partner kopilotnya meninggal saat kecelakaan pesawat.
    3. Represi + psychophysiological disorder : Wanita yang mengalami sakit migrain setiap kali menahan rasa marahnya.
    4. Represi + fobia : Pria yang takut dengan barang yang terbuat dari karet karena selalu teringat akan kemarahan ayahnya saat dirinya memecahkan balon karet kesayangan adiknya.
    5. Represi + nomadisme : Orang yang suka berpindah pindah tempat ataupun minat karena frustasi dan ingin selalu lari dari masalah
  4. Fiksasi dan Regresi (Fixation and Regression) :
    1. Fiksasi : Terhentinya pertumbuhan normal mental seseorang akibat ketidak mampuan mengatasi peristiwa buruk yang ekstrem ataupun kontinyu dimasa lalu. Misal : ketergantungan finansial pada orang tua akibat dimanja.
    2. Regresi : Sikap untuk selalu kembali mundur ke tahap perkembangan terdahulu (biasanya ke tahap dimana pernah mengalami fiksasi) karena menimbulkan rasa nyaman.
  5. Pembentukan reaksi (Reaction Formation) : tindakan defensif dengan cara mengganti impuls atau perasaan tidak nyaman dengan kebalikannya. Misal : Suami yang membenci istrinya, memperlakukan istrinya dengan memanjakan atau mencumbunya secara berlebihan.
  6. Pembalikan (Reversal) : mengubah status ego dari aktif menjadi pasif. Misal : Benci pada ibu yang pilih kasih namun dibalik menjadi benci kepada dirinya sendiri.
  7. Projeksi (projection) : mengubah kecemasan neurotik atau moral menjadi kecemasan realistik . Misal : Saya membenci dia (menimbulkan kecemasan neurotik) diubah menjadi dia membenci saya (salah dia sendiri).

Post-Abortion Syndrome adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan konsekuensi emosional dan psikologis dari suatu aborsi. Ketika kita mengalami kejadian yang traumatik, tanpa kesempatan untuk memproses pengalaman emosional, dapat terjadi reaksi negatif yang tertunda. Kita hidup di tengah masyarakat yang menghiraukan konsekuensi menyakitkan dari suatu aborsi. Perempuan dan lelaki yang mengalami aborsi, seharusnya berbicara dan memproses secara normal rasa takut, malu, cemas, sedih dan rasa bersalah yang biasanya muncul setelah terjadi aborsi. Ketika emosi-emosi itu di sangkal dan dikubur, biasanya mereka akan muncul kembali di waktu-waktu yang tidak terduga.

Untuk menutupi rasa sakit secara emosional, para perempuan biasanya akan membangun sebuah mekanisme pertahanan diri untuk mebenarkan keputusannya. Secara sepintas mekanisme ini “mampu” memecahkan permasalah (sementara waktu) akan tetapi pada hakekatnya justru semakin mempersulit keadaan dan menambah permasalahan tersebut dengan menjadikannya lebih kompleks.

Dr.Kartini Kartono dalam bukunya “Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual “ menyebutkan bahwa mekanisme pertahanan diri atau self defend mechanisme adalah salah satu bentuk reaksi negative terhadap frustasi. Frustasi adalah situasi dimana satu kebutuhan atau tujuan tidak terpenuhi. Ketika seseorang gagal mencapai keinginannya dan tidak dapat memberi respon yang tepat terhadap kondisinya maka dikatakan bahwa orang tersebut mengalami frustasi. Ketika mengalami frustasi seseorang dapat memiliki pilihan untuk melakukan respon positif atau negative. Respon positif biasanya dilakukan dengan adanya perenungan yang mendalam, perubahan mobilisasi dan aktivitas, tawakal, atau kemudian mensubstitusi tujuannya tersebut.

Respon negative biasanya dilakukan melalui mekanisme pertahanan diri. Hal tersebut mencakup:

Rasionalisasi.

Setiap perempuan yang melakukan aborsi cenderung mengakui bahwa aborsi adalah sebuah tindakan yang salah namun mereka membuat pengecualian bagi dirinya atas alasan-alasan tertentu. Hal ini mencakup banyak alasan yang di berikan seorang perempuan untuk melakukan aborsi yang menjelaskan apakah yang sedang dilakukannya tersebut baik bagi dirinya. Apakah jika ia tidak melakukan aborsi maka resiko yang di ambilnya cukup sepadan dengan apa yang mesti ia pertaruhkan. Biasanya alasan yang di paling sering di gunakan adalah kekhawatiran akan keadaan finansial yang belum stabil, kemarahan keluarga akibat anak di luar nikah, di tinggal pasangan, kesempatan pendidikan dan bekerja, dan lain sebagainya yang terus coba di rasionalisasikan, sehingga ia merasa bahwa apa keputusannya melakukan aborsi adalah baik bagi dirinya sendiri, pasangannya dan keluarganya. Memang jauh lebih mudah merasionalisasikan kesalahan daripada mengakuinya.

Sweet Orange Technique ( Teknik Jeruk manis ).

Ini adalah suatu cara mekanisme pertahanan diri dengan memberikan atribut yang manis pada kegagalan atau kelemahan atau kekurangan diri sendiri. Perempuan post-abortus cenderung memberi atribut manis untuk membenarkan tindakan aborsinya. Misalnya dengan mengatakan bahwa dengan melakukan aborsi ia telah menyelamatkan masa depannya, kehidupan si calon bayi yang belum tentu bisa hidup layak atau nama baik keluarganya

Sour Grape Technique ( Teknik Anggur Asam).

Teknik ini dipakai dengan memberikan atribut yang negative pada tujuan yang tidak bisa di capainya. Seorang post-abortus membenarkan kegagalannya mempertahankan kehamilan dengan menyatakan bahwa jika ia mempertahankan kehamilannya maka masa depannya akan hancur, ekonomi keluarga semakin memburuk dan keluarga akan kecewa.

Identifikasi.

Salah satu pembenaran atas keputusannya melakukan aborsi kemudian diasosiasikan dengan para perempuan lain yang melakukan hal serupa. Dengan demikian ia membenarkan tindakannya karena tindakan aborsi tersebut juga dilakukan oleh orang lain.
Represi. Perempuan biasanya tidak menyadari akan adanya perasaan negatif yang dapat terjadi setelah aborsi.

Supresi.

Usaha ini dilakukan untuk menghilangkan memori atau mendesak alam bawah sadar akan perasaan-perasaan, kebutuhan terhadap sesuatu atau trauma yang pernah di alaminya. Hal ini terjadi ketika seorang perempuan menghapus perasaan negatif mengenai aborsi dari pikirannya dan tidak memperbolehkan dirinya untuk berkontemplasi dengan perasaannya sendiri. Sedemikian rupa seorang perempuan post-abotus akan menekan perasaan dan memorinya yang berkaitan dengan aborsi, seakan-akan aborsi tidak menjadi bagian dari dirinya. Sebisa mungkin ia akan menghindar dari emosi-emosi yang berhubungan dengan aborsi. Emosi-emosi tersebut memang bisa ditekan namun bisa muncul ke permukaan dalam bentuk lain berupa mimpi buruk, halusinansi, delusi dll.

Kompensasi.

Hal ini terjadi ketika seorang perempuan mulai hamil segera setelah aborsinya. Dia dapat mengaborsi kehamilan tersebut untuk meyakinkan dirinya bahwa aborsi itu baik, atau justru meneruskan kehamilannya dalam wacana sebagai pengganti atas bayi yang telah di aborsi. Bisa juga seorang post-abortus mengkompensasi perasaannya dengan lebih menyukai anak kecil dan merasa harus menjadi seorang ibu yang baik suatu saat nanti. Semua itu untuk membayar rasa bersalah yang terpendam di alam bawah sadranya, meskipun tanpa ia sadari.

dividu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan diitmbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan. Hasil penelitian membuktikan bahwa individu menggunakan kedua cara tersebut untuk mengatasi berbagai masalah yang menekan dalam berbagai ruang lingkup kehidupan sehari-hari (Lazarus & Folkman, 1984). Faktor yang menentukan strategi mana yang paling banyak atau sering digunakan sangat tergantung pada kepribadian seseorang dan sejauhmana tingkat stres dari suatu kondisi atau masalah yang dialaminya. Contoh: seseorang cenderung menggunakan problem-solving focused coping dalam menghadapai masalah-masalah yang menurutnya bisa dikontrol seperti masalah yang berhubungan dengan sekolah atau pekerjaan; sebaliknya ia akan cenderung menggunakan strategi emotion-focused coping ketika dihadapkan pada masalah-masalah yang menurutnya sulit dikontrol seperti masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit yang tergolong berat seperti kanker atau Aids.

Hampir senada dengan penggolongan jenis coping seperti dikemukakan di atas, dalam literatur tentang coping juga dikenal dua strategi coping ,yaitu active & avoidant coping strategi (Lazarus mengkategorikan menjadi Direct Action & Palliative). Active coping merupakan strategi yang dirancang untuk mengubah cara pandang individu terhadap sumber stres, sementara avoidant coping merupakan strategi yang dilakukan individu untuk menjauhkan diri dari sumber stres dengan cara melakukan suatu aktivitas atau menarik diri dari suatu kegiatan atau situasi yang berpotensi menimbulkan stres. Apa yang dilakukan individu pada avoidant coping strategi sebenarnya merupakan suatu bentuk mekanisme pertahanan diri yang sebenarnya dapat menimbulkan dampak negatif bagi individu karena cepat atau lambat permasalahan yang ada haruslah diselesaikan oleh yang bersangkutan. Permasalahan akan semakin menjadi lebih rumit jika mekanisme pertahanan diri tersebut justru menuntut kebutuhan energi dan menambah kepekaan terhadap ancaman.

Faktor yang Mempengaruhi Strategi Coping

Cara individu menangani situasi yang mengandung tekanan ditentukan oleh sumber daya individu yang meliputi kesehatan fisik/energi, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan sosial dan dukungan sosial dan materi.

Kesehatan Fisik

Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar

Keyakinan atau pandangan positif

Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib (eksternal locus of control) yang mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi coping tipe : problem-solving focused coping

Keterampilan Memecahkan masalah

Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.

Keterampilan social

Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku dimasyarakat.

Dukungan sosial

Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya

Sumbernya:

Sumber : http://klinikservo.wordpress.com/2007/10/07/mekanisme-pertahanan/

http://abortus.blogspot.com/2008/08/mekanisme-pertahanan-diri.html

http://okta1988.comze.com/mekanisme%20mempertahankan%20diri.html

http://meetabied.wordpress.com/2010/02/15/mekanisme-pertahanan-diri-dan-mekanisme-coping/