Selasa, 23 Juli 2013



BAB I
PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang

Perjuangan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara akan melahirkan pahlawan-pahlawan nasional. Pahlawan nasional adalah orang-orang yang berjasa dalam memimpin satu kegiatan terutama dalam menentang penjajahan di Indonesia yang didorong oleh rasa cinta tanah air atau pun yang berjasa dalam bidang politik, ketatanegaraan, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Sebagai bangsa yang besar rakyat Indonesia harus menghargai jasa para pahlawan, karena itu secara resmi pemerintah RI mengangkat orang-orang yang telah berjasa terhadap bangsa dan negara sebagai pahlawan nasional antara lain Teuku Umar dari Aceh, Pangeran Diponegoro dari Jawa Tengah, Tuanku Tambusai dari Riau dan Sultan Mahmud Badaruddin II dari Sumatra Selatan (Soedarmanta, 2007:2).
Sultan Mahmud Badaruddin II adalah salah seorang sultan di kesultanan Palembang Darussalam. Kesultanan Palembang merupakan wilayah daerah pemerintahan keresidenan Palembang pada zaman Belanda. Dilihat dari sudut geografi letak wilayah Palembang sangat strategis karena berada dipertemuan sungai Musi dan anak-anak sungainya (Depdikbud, 1984:10).
Selama masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II banyak kemajuan-kemajuan yang dicapai Palembang. Sebagai seorang Sultan, beliau sangat pandai dalam menjalankan roda pemerintahannya, karena semasa mudanya beliau sangat rajin mempelajari ilmu pengetahuan dan mampu menguasai banyak bahasa seperti bahasa Arab dan bahasa Portugis selain itu Ia juga hafal isi kitab Al-Quran (Akib, 1987:17).
Seperti yang diungkapkan oleh W.L.De Sturier menyatakan mengenai sikap dan kepribadian Sultan Mahmud Badaruddin II, “kawan dan lawan mengakui Sultan memiliki kepribadian yang kuat, seorang kesatria, pemberani, teguh pendirian, disamping itu sultan diakui ahli dalam taktik pertahanan yang ulung dizamannya, bijaksana, pandai menghargai sahabat-sahabatnya dan memperhatikan nasehat para kerabat, akhirnya dikatakan bahwa Sultan sampai akhir hayatnya selalu tetap konsekuen dengan sikap yang anti kolonialis dan anti imperialis”. Sedangkan R.A. Lovell dalam karya tulisnya “Never a Time Tiger” menggambarkan sikap Sultan Mahmud Badaruddin II laksana “harimau yang tak dapat dijinakan”, pada akhir tulisan itu dikatakan bahwa sultan Palembang telah berjuang untuk kemerdekaan negrinya sampai detik napas terakhir (Depdikbud, 1984:38).
Dengan mengetahui sejarah para pahlawan maka akan timbul rasa kesadaran untuk menghargai jasa dan pengorbanan orang lain, kesadaran ini dikenal dengan kesadaran kultural. Kesadaran kultural ini tidak akan timbul dengan sendirinya tetapi melalui hasil belajar. Dengan menyimak hidup dan perjuangan seorang pahlawan akan memunculkan rasa kemanusian yang akan mempengaruhi tindakan-tindakan seseorang pada masa sekarang. Tindakan itu tidak hanya meneruskan cita-cita para pahlawan terdahulu tetapi juga menjujung tinggi pahlawan-pahlawan yang masih hidup (Sudarmanto, 2007:12). Berdasarkan latar belakang ini, maka lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal merupakan suatu media yang tepat untuk mempelajari dan memahami berbagai peristiwa sejarah serta para tokoh-tokoh yang berperan didalamnya.
Berkaitan dengan judul yang penulis bahas tentang tokoh pahlawan nasional, maka di dalam buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial terdapat di kelas IV semester I. Materi tersebut terdapat dalam Kompetensi Dasar meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya. Hubungan meneladani kepahlawanan Sultan Mahmud Badarudin II dengan KTSP adalah karena sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS di SD yang dirumuskan dalam KTSP yaitu sebagai berikut.
a.       Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan.
b.      Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c.       Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusian.
d.      Memiliki kemampuan berkomunikasi, berkerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global.

Namun untuk secara khusus materi mengenai perjuangan pahlawan dari Sumatra Selatan tidak tertulis pada materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV SD. Dengan mempelajari materi tersebut, seyogyanya siswa dapat mengetahui dan memahami berbagai peristiwa bersejarah, objek sejarah dan pahlawan yang berjasa terutama yang berasal dari daerah Sumatra Selatan khususnya Palembang seperti Sultan Mahmud Badaruddin II. Peristiwa bersejarah, objek sejarah dan pahlawan yang berjasa merupakan ruang lingkup mata pelajran IPS dengan mempelajari hal tersebut berarti siswa memiliki persepsi terhadap nilai-nilai kepahlawanan. Bagi masyarakat Palembang nama Sultan Mahmud Badaruddin II sudah tidak asing lagi didengar karena telah diabadikan menjadi nama beberapa tempat umum seperti Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, dan juga pernah ada pada gambar mata uang rupiah pecahan 10.000-an. Sehingga sangat memprihatinkan sekali apabila ada masyarakat Sumatra Selatan khususnya para siswa sebagai generasi muda tidak mengetahui jasa serta pengorbananya.
Berdasarkan latar belakang di atas secara keseluruhan penulis mempunyai ketertarikan untuk mengetahui “Persepsi Siswa Sekolah Dasar Negeri Terhadap Pahlawan Nasional Sultan Mahmud Badaruddin II di Kabupaten Ogan Ilir”.

1.2.1        Rumusan Masalah                 
Sehubungan dengan  latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana persepsi siswa kelas IV SDN terhadap pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II di Kabupaten Ogan Ilir?”.

1.3       Tujuan Penelitian
            Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui persepsi siswa SD di Kabupaten Ogan Ilir terhadap pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II.

1.4       Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
1.         Siswa
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan siswa tentang perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II sebagai pahlawan nasional.
2.         Guru
Dapat memberikan motivasi kepada guru untuk lebih memahami dan mengembangkan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan khususnya mengenai materi sejarah (pahlawan nasional).
3.         Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi sekolah untuk  mengadakan program karya wisata mengunjungi tempat bersejarah sebagai salah satu bentuk pembelajaran IPS.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Pengertian Persepsi
            Persepsi berasal dari kata “perception” (bahasa Inggris) yang berarti penglihatan, tanggapan daya memahami atau menanggapi (Echols dan Shadily, 1989:424). Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (Alwi dkk, 2001:863), mempunyai pengertian tanggapan (penerimaan) langsung dan sesuatu proses mengetahui beberapa hal melalui alat inderanya.
Di samping itu, persepsi juga dapat diartikan suatu proses aktivitas seorang individu dalam memberikan penilaian, kesan ataupun pendapat terhadap sesuatu hal atau objek berupa benda (things perception) atau manusia (solid perception) yang dijadikan oleh individu sebagai titik tolak untuk menentukan sikap terhadap sesuatu (Alfiandra dalam Nopriana,2005:8).
Persepsi sebagai suatu pengamatan, pengetahuan, dan pandangan seseorang terhadap suatu objek atau suatu situasi yang dihadapkan padanya, terutama bagaimana orang tersebut menghubungkan suatu objek atau suatu situasi tersebut dengan dirinya sendiri dan lingkungan tempat Ia berada (Asnagari: 1984). Sedangkan menurut (Iriwanto, 1996:20) menyatakan, persepsi adalah diterimanya rangsang sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti.
Menurut Chaplin (dalam Nopriana,2005:9), persepsi merupakan proses mengenali atau mengetahui objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera dan arti-arti yang berasal dari pengalaman. Persepsi tergantung dari faktor-faktor perangsang, cara belajar, keadaan jiwa dan suasana hati serta faktor-faktor motivasional. Maka arti suatu objek  atau suatu kejadian ditentukan oleh kondisi perangsang maupun oleh faktor-faktor organisme. Oleh karena itu, persepsi mengenai sesuatu oleh setiap pribadi akan berbeda-beda karena setiap individu menilai sesuatu berdasarkan dari sudut pandang yang berbeda pula. Persepsi merupakan pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognisi.
Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar, dan pengetahuan. Seperti pada bagan berikut ini.

Cara belajar
Pengetahuan
Pengalaman
Persepsi
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya
 







                                                            Sumber : Mar’at, 1982:22
Gambar 1. Bagan Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Berdasarkan bagan di atas (Mardianto, 1991:27) berpendapat bahwa proses persepsi ini akan dapat dilihat dari prilaku atau sikap seseorang. Dari berbagai pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses penilaian terhadap sesuatu objek, yang dipengaruhi oleh pengalaman, pengetahuan, cara belajar dan lingkungan seseorang yang akan menimbulkan sikap terhadap sesuatu dengan menggunakan panca inderanya.

2.2       Karakteristik Psikologis Anak Sekolah Dasar
Karakteristik anak usia SD adalah senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, serta senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung. Menurut Havighurst (2010:02) tugas perkembangan anak usia SD adalah sebagai berikut:
1.         Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik.
2.         Membina hidup sehat.
3.         Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.
4.         Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin
5.         Belajar membaca, menulis, dan menghitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
6.         Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
7.         Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai.
8.         Mencapai kemandirian pribadi.
Pendidikan di SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, pemerintah menetapkan pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Program wajib belajar ini bertujuan untuk meningkatkan pemerataan kesempatan bagi setiap anak yang berusia 7 – 15 tahun untuk memperoleh pendidikan serta untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia hingga mencapai minimal kelas 3 SLTP.  

2.3       Sultan Mahmud Badaruddin II
Sultan Mahmud Badaruddin II dimasa kecilnya dikenal dengan nama Raden Hasan, namun setelah naik tahta menjadi Kesultanan Palembang beliua dikenal sebagai Sultan Mahmud Badaruddin II seorang panglima yang gagah dan berani. Sultan Mahmud Badaruddin II adalah pemimpin Kesultanan Palembang Darusalam (1803-1819), setelah masa pemerintahan ayahnya Sultan Muhammad Bahauddin. Dalam masa pemerintahannya, ia beberapa kali memimpin pertempuran melawan Britania dan Belanda, di antaranya yang disebut perang Menteng. Kesultanan Palembang mengalami masa kejayaan pada masa Sultan Mahmud Badaruddin II. Di dalam melawan penjajahan Belanda dan Inggris, Sultan Mahmud Badaruddin II berhasil mengatasi politik diplomasi dan peperangan kedua bangsa tersebut. Keperkasaan Sultan Mahmud Badaruddin II ini dinilai oleh pemerintah Republik Indonsia adalah wajar untuk dianugrahi gelar sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
2.4       Keadaan Sosial Penduduk Palembang pada Masa Pemerintah Sultan
            Mahmud Badaruddin II
Keadaan sosial masyarakat Palembang juga mendapatkan pengaruh dari kerajaan Jawa. Seperti halnya masyarakat di kesultanan Palembang terbagi menjadi empat golongan yaitu:
1. Sultan
2. Golongan bangsawan dan elit
3. Golongan rakyat
4. Golongan budak
Penggolongan ini juga tetap berlaku pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II. Tetapi pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II penggolongan masyarakat lebih diperhatikan. Oleh karena itu dalam struktur pemerintahan tidak hanya orang-orang tertentu saja yang bisa masuk ke dalam pemerintahan. Sultan adalah tokoh teratas dari suatu pemerintahan, Ia adalah manusia terbaik dalam negeri Sultan merupakan panutan rakyat dan menjadi harapan rakyat. Golongan bangsawan dan elit adalah pemegang kekuasaan langsung di bawah Sultan. Tingkatan-tingkatan kebangsawanan yang berlaku di kesultanan Palembang adalah Pangeran, Raden dan Masagus. Pangeran berarti yang memerintah, gelar ini biasanya di pegang oleh putra raja atau sultan. Disamping putra sultan gelar ini juga diberikan kepada kepala daerah atau marga di daerah pedalaman. Raden berarti tinggi atau luhur, gelar ini diperoleh dan diberikan kepada seorang anak laki-laki dari hasil perkawinan seorang pangeran dengan anak perempuan seorang pangeran. Gelar ini tidak dapat diganggu gugat termasuk oleh sultan. Masagus berarti berharga banyak, gelar ini diberikan kepada anak laki-laki sah dari hasil seorang pangeran atau raden dengan seorang perempuan dari golongan rakyat. Tetapi pada perkembangan selanjutnya, apabila seorang pangeran atau raden kawin dengan seorang perempuan dari rakyat biasa diberi gelar juga. Hal ini disebabkan karena Palembang menganut garis ayah (patrilineal).
Pemberian gelar ini tidak hanya untuk kaum laki-laki saja tetapi juga untuk perempuan. Istri sultan disebut ratu, anak perempuan dari seorang raden atau pangeran dengan seorang anak perempuan seorang raden disebut Raden ayu. Demikian pula dari istri mereka yang dari golongan rakyat pun memiliki gelar yang sederajat dengan suaminya.
Golongan rakyat terbagi menjadi tiga golongan yaitu golongan kemas, kiagus, dan rakyat biasa. Gelar kemas diberikan kepada anak laki-laki dari hasil perkawinan seorang  masayu dengan seorang laki-laki golongan rakyat biasa. Gelar untuk anak perempuannya adalah nyimas. Gelar kiagus diberikan kepada seorang anak laki-laki dari hasil perkawinan seorang mantri dengan raden terendah. Golongan rakyat biasa terbagi kedalam dua tingkatan ditinjau dari hak dan kewajibanya yaitu: miji dan senan. Miji adalah kelompok rakyat biasa yang bebas pajak namun mereka memiliki kewajiban untuk melindungi orang-orang yang disebut alingan (orang-orang yang dilindungi oleh sultan), pangeran atau bangsawan merupakan pelindung mereka. Pada umumnya kewajiban alingan dan miji adalah memproduksi barang-barang yang sesuai dengan keahlian mereka untuk memberikan penghasilan bagi para pelindung mereka. Miji dan alingan memiliki hak untuk mencari atau memilih perlindingan yang dapat menjamin kehidupan mereka (Sevenhoven, 1971:25).
Senan adalah golongan yang lebih rendah dari miji. Orang-orang senan dilarang bekerja pada orang lain, mereka hanya boleh berkerja pada sultan. Sistem tingkatan dan penggolongan ini hanya berlaku di wilayah pusat kesultanan saja. Untuk daerah uluan atau pedalaman penduduk terbagi menjadi beberapa marga, yang terbagi menjadi beberapa dusun atau suku menurut Makmum (dalam Nopriana,2005:23). Dusun atau suku tersebut terdiri dari beberapa keluarga yang bertempat tinggal secara berkelompok di tepi sungai. Keadaan ini yang mengakibatkan bahasa yang digunakan berbeda-beda. Nama bahasa yang digunakan biasanya disesuaikan dengan nama dari marga atau  sungai yang mengaliri wilayah itu seperti: Ogan, Komering, Lematang dan lain-lain. Namun meskipun bahasa yang digunakan berbeda-beda, tetapi bahasa ini masih dalam satu rumpun bahasa melayu Sumatera Selatan.

2.5       Struktur Birokrasi Kesultanan Pada Masa Sultan Mahmud Badaruddin II
Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II, struktur birokrasi kesultanan sebenarnya tidak bebeda dengan jabatan pada masa kerajaan sebelumnya, karena Sultan Mahmud Badaruddin II tetap berpegang pada tradisi dan tatanan nilai yang telah berlaku pada sebelumya. Tetapi yang membedakannya adalah situasi politik kesultanan, pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II terdapat 2 kekuasaan. Sultan Mahmud Badaruddin II harus turun tahta dan digantikan oleh adiknya Raden Husin dengan gelar Ahmad Najamuddin II. Meskipun demikian Sultan Mahmud Badaruddin II tetap dihormati dan dijadikan panutan oleh rakyatnya. Berikut ini jenjang kesultanan dari yang tertinggi sampai tingkatan yang terendah.

2.5.1    Sultan
            Sultan merupakan tokoh teratas dari suatu pemerintahan, Ia adalah tokoh terbaik dalm negara. Sultan merupakan panutan rakyat dan menjadi harapan rakyat. Pada pernyataan selanjutnya pernyataan ini digunakan sebagai dasar legalitasnya sebagai sultan. Sistem pergantian atau pengangkatan sultan di Palembang menganut sistem keturunan (Geneology), yang berarti bahwa pengganti sultan adalah anak dari sultan yang sedang memerintah, pada umumnya anak tertua. Akan tetapi sistem ini tidak dapat selalu dilaksanakan karena sultan juga mempertimbangkan orang-orang terdekat lainnya yang mampu untuk menggantikan kedudukannya.
Dalam pengambilan keputusan, selama memerintah sultan tidak dapat membuat keputusan secara sendiri, terutama yang berkaitan dengan pemerintahan kesultanan. Selain harus bermusyawarah dengan para pembesar istana dan para kepala marga, dalam pengambilan keputusan jaga harus berdasarkan Al-Quran dan piagam-piagam. Hal ini disebabkan karena pemerintahan kesultanan merupakan campuran dari golongan pihak kesultanan, bangsawan, dan rakyat biasa Djavid (dalam Nopriana,2005:25).

2.5.2    Jabatan-jabatan lain di bawah Sultan
Jabatan lainnya adalah pangeran depati, tugasnya yaitu mengurus semua urusan kesultanan, baik wilayah pusat maupun padalaman. Jabatan ini biasanya di pegang oleh putra tertua dari sultan yang bergelar pangeran atau ratu, tetapi dapat juga dipegang oleh adik sultan. dibawah jabatan pangeran depati adalah ferdano mentri yang bergelar natadipraja. Tugas pertama natadipraja adalah sebagai penghubung antara rakyat dengan pemerintah,  atau dengan kata lain jabatannya sama dengan mentri penerangan pemerintah, karena tugas utamanya adalah menjelaskan segala sesuatu mengenai pemerintah pusat kesultanan Palembang (Sevenhoven, 1971:28).
Jabatan ferdano mantri ini juga dipegang oleh salah seorang putra sultan yang bergelar pangeran. Di bawah jabatan ini adalah pangeran penghulu atau pangeran natagama, ia adalah alim ulama yang mengendali segala sesuatu yang berhubungan dengan hukum-hukum agama. Selain itu juga terdapat jabatan lainnya yaitu pangeran citra, pangeran citra ini bertugas mengamankan seluruh wilayah pusat kesultanan, dan bertugas mengawal sultan dalam menjalankan tugasnya pangeran dibantu oleh pangalasan.
Beberapa jabatan lainnya adalah Syahbandar, yang bertindak sebagai pendukung keuangan. Syahbandar bertugas untuk mengatur Bandar utama di Palembang. Selain itu tugasnya juga menarik bea masuk setiap kapal yang hendak masuk atau keluar wilayah kesultanan Palembang. Dalam menjalankan kewajibanya syahbandar di bantu oleh Fexo. Fexo ini merupakan lembaga khusus yang menjadi kasir kesultanan dan berkewajiban untuk menambah keuangan kesultanan.
Selain jabatan-jabatan yang telah disebutkan tadi, masih ada lembaga lain yang mengatur kesultanan Palembang yaitu jabatan dibidang militer. Pejabat tersebut adalah Mangkubumi, Mangkuyudo, Wiranegara dan Natakesuma,tugas pokok mereka adalah memimpin dalam setiap pertempuran (Sevenhoven, 1971:27).

2.6       Sejarah Perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II
Periode pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II tahun 1803-1821, selama masa pemerintahan beliau disibukkan dengan perjuangan dan perlawanan terhadap imperialis dan kolonialis bangsa Eropa terutama Belanda dan Inggris.
Adapun sejarah perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II adalah diawali dengan peristiwa Sungai Aur tahun 1811. Selain itu Sultan Mahmud Badaruddin II juga terkenal dengan berbagai peristiwa perjuangannya terhadap Belanda dan Inggris dalam memperebutkan wilayah nusantara. Berikut adalah berbagai peristiwa perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II dalam mempertahankan wilayahnya.

2.6.1    Peristiwa Sungai Aur Tahun (1811)
Hubungan perdagangan antara Belanda/VOC dengan Palembang sudah terjalin sejak permulaan abad ke 17, terutama menyangkut komoditi lada dan timah. Pada permulaan abad ke 19 terjadi perebutan kekuasaan di Nusantara antara Belanda dan Inggris. Peristiwa ini disebabkan karena terjadinya perang antara Perancis dan Inggris di Eropa semasa kekuasaan Napoleon Bonaparte. Negeri Belanda menjadi bagian dari Perancis yaitu Bataafse Republik, oleh karena itu milik Belanda yang ada di nusantara direbut oleh Inggris. Mengetahui hilangnya kekuasaan Belanda tersebut pada tanggal 14 September 1811, Sultan Mahmud Badaruddin II meminta residen Belanda dan pasukannya meninggalkan Loji. Belanda mula-mula menolaknya, kemudian 87 orang digiring naik kapal pada hari itu, rupanya mereka mengadakan perlawanan,  oleh karena itu sampai di muara Sungai mereka dibunuh semuannya dan kapal ditenggelamkan. Peristiwa ini dikenal dengan nama “penyembelihan massal” (Palembang Masacre) (Soetadji,1996:12). Seminggu setelah Belanda diusir dari Loji sungai Aur, maka Loji tersebut dibakar habis sampai pondasinya. Rupanya sultan tidak ingin melihat adanya monumen Belanda yang masih tersisa walaupun hanya puing-puingnya (Depdikbud, 1984:20).

2.62     Perlawanan Terhadap Inggris (1812)
Hubungan Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Raffles cukup baik sebelum takluknya Belanda dari Inggris. Meskipun begitu sultan tetap berhati-hati karena Ia tidak menghendaki terlalu memihak kepada siapapun juga (Soetadji, 1996:13). Tetapi setelah ditandatanganinya penyerahan kekuasaaan dari Belanda kepihak Inggris (Perjanjian Tuntang) mulai terlihat pertentangan antara Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Raffles (Inggris). Hal ini disebabkan karena Raffles ingin mengembil alih Loji Belanda di sungai Aur, tetapi keinginan pihak Inggris ini ditolak oleh pihak Sultan Mahmud Badaruddin II dengan alasan kekuasaan Belanda di Palembang sudah tidak lagi sebelum perjanjian Tuntang. Sultan Mahmud Badaruddin II berpendirian bahwa dia sudah menjadi penguasa tunggal di Palembang (Depdikbud, 1984:21).
Tindakan penolakan Sultan Mahmud Badaruddin II dan pembunuhan orang-orang Belanda yang tidak bermoral, merupakan sebuah alasan bagi Raffles untuk mengirimkan ekspidisi militer pada tanggal 20 Maret 1812 di bawah pimpinan mayor jenderal Gillespie (Soetadji, 1996:13). Di pihak lain Sultan Mahmud Badaruddin II dan rakyatnya sudah bersiap siaga untuk menghadapi serangan dari Inggris. Pasukan Palembang dipimpin oleh pangeran Adi Menggalo, setelah menyadari jumlah pasukan dan persenjataannya tidak memungkinkan menandingi persenjataan musuh yang lebih kuat dan banyak maka sultan menempuh kebijaksanaan mengembil posisi pada pertahanan berikutnya kearah Muara Rawas (Depdikbud, 1984:22). Tetapi sebelumnya, beliau menyerahkan pimpinan kesultanan kepada Adipati Raden Husin. Karena pemerintahan sudah dialihkan kepada Raden Husin, Inggris tidak berhasil bertemu dengan Sultan Mahmud Badaruddin II. Ini berarti suatu kegagalan, lalu Inggris melakukan politik “Devide et Impera” dan diakuailah  Raden Husin sebagai sultan Palembang dengan gelar Ahmad Najamuddin II tetapi beliau harus menandatangani perjanjian yang isinya antara lain penyerahan Bangka dan Belitung kepada Inggris. Akhirnya pada tanggal 224 April 1812, Pulau Borang jatuh di tangan Inggris Hanafiah (dalam Nopriana, 2005:31).
Untuk mempertahankan posisinya Sultan Mahmud Badaruddin II mendirikan kubu-kubu pertahanan dan tembok-tembok untuk menghalang perahu-perahu musuh (Depdikbud, 1984:23). Pemerintah Inggris mengangkat Kapten Meares sebagai residen Inggris di Palembang, Meares ditugaskan untuk menangkap Sultan Mahmud Badaruddin II. Pertempuran antara Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Inggris tak dapat terelakan di Bangka dengan kemenangan di pihak sultan, Meares tertembak dan meninggal. Kapten Meares digantikan oleh Mayor Robinson dan mulai bertugas pada 13 Februari 1813. Robinson berusaha mengadakan kontak dengan Sultan Mahmud Badaruddin II, antara lain menawarkan tempat tinggal dan perlindungan bagi Sultan Mahmud Badaruddin dan keluarganya di wilayah kekuasaan Inggris Hanafiah, ( dalam Nopriana,2005:31). Kebijakan Mayor Robinson ini tidak disetujui oleh Raffles dan Robinson dipecat dari jabatannya, bukan saja karena kebijakannya tersebut bahkan dia telah mengacaukan perkonomian Inggris (Depdikbud, 1984:23).
Kemudian Raffles kembali mengirimkan residennya di Palembang yang dipimpin oleh Mayor Colebrooke yang ditugaskan mengembalikan keadaan seperti sebelum kedatangan Mayor Robinson (Depdikbud,1984:24). Komisi tersebut memecat kembali Sultan Mahmud Badaruddin II, dan mengangkat kembali Ahmad Najamuddin sebagai sultan Palembang (Soetadji,1996:15). Namun keadaan itu berubah setelah terjadi Konvensi London pada tanggal 13 Agustus 1814, yang menyatakan Inggris harus menyerahkan kembali daerah-daerah Belanda di Indonesia. Akhirnya pada tanggal 19 Agustus 1816 penyerahan kekuasaan kepada Belanda terlaksana. Dengan demikian berakhirlah periode perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II melawan Inggris dan mulailah perlawanan terhadap Belanda (Depdikbud, 1984:24).



2.3.3    Perlawanan Terhadap Belanda (1816)
Konvensi London pada tanggal 13 Agustus 1814 membuat Inggris menyerahkan kembali kepada Belanda semua koloninya di seberang lautan sejak Januari 1803. Sementara di Palembang terdapat dua kekuasaan, disatu pihak ialah Sultan Ahmad Najamuddin II yang resmi menjadi sultan Palembang tetapi di pihak lain ada Sultan Mahmud Badaruddin II yang masih dihormati oleh rakyat Palembang (Depdikbud, 1984:25).
Belanda kemudian mengangkat Herman Warner Muntinghe sebagai komisaris di Palembang. Tindakan pertama yang dilakukannya adalah politik adu domba yaitu dengan menurunkan Ahmad Najamuddin dari tahtanya sebagai raja yang berdaulat. Sultan Ahmad Najamuddin lalu mengabarkan kepada Raffles di Bengkulu perihal perbuatan Muntinghe di Palembang. Raffles segera mengirimkan sejumlah pasukan ke Keraton Kuto Lamo dan setibanya disana bendera Inggris dinaikan. Kejadian ini membuat Belanda marah, Keraton Kuto Lamo di kepung dan pasukan Inggris ditangkap. Muntinghe menuduh dan meminta pertanggung jawaban dari Ahmad Najamuddin II atas kejadian itu, akhirnya Sultan Ahmad Najamuddin II diasingkan ke Cianjur (Depdikbud, 1984:25).
Tindakan Muntinghe ini sangat membuat marah Sultan Mahmud Badaruddin II. Beliau mengirimkan utusan ke daerah-daerah agar rakyat lebih meningkatkan pertahanan dan mengadakan perlawanan bergerilya. Pada saat Muntinghe ke Musi Rawas, dia beserta rombongannya mendapatkan perlawanan dari rakyat di sana dan berakhir kekalahan dipihak Muntinghe dan Belanda banyak mengalami kerugian (Depdikbud, 1984:26)).
Kekalahan ini membuat Belanda marah, kemudian Gubernur Jenderal Van de Capellen bersama Laksamana Wolterbeek dan Mayjen De Kock merencanakan penyerbuan kembali ke Palembang (Soetadji,1996:16). Ekspedisi tiba di Mentok pada tanggal 13 Agustus 1819 dengan diperkuat 4 kapal perang, beberapa kapal kecil dan beberapa orang serdadu. Pada pertengahan September 1819 ekspedisi berangkat ke Palembang kemudian berlabuh di Sungai Kundur. Muntinghe mengutus bawahan Sultan Ahmad Najamuddin untuk menemui Sultan Mahmud Badaruddin II dengan tujuan agar Sultan Mahmud Badarudin II menyerah. Tetapi perintah Muntinghe di tolak oleh Sultan Mahmud Badaruddin II (Depdikbud,1984:28). Pada saat penyerbuan Inggris, kekuatan Palembang lebih dipusatkan di pulau Borang, tetapi kali ini pertahanan ditempatkan di sepanjang Sungai Musi terutama di sekitar Plaju dan pulau Kemaro dengan panglima perang Najamudin III (Soetadji,1996:17). Di kedua tempat ini Sultan Mahmud Badaruddin II telah mempersiapkan pertahanan yang cukup kuat. Hal ini membuat Belanda kagum dan terheran melihat perlawanan Sultan Mahmud Badaruddin II dan bukan itu saja Belanda juga mengagumi cara meletakan meriam sehingga dapat melakukan penembakan silang tau ‘Kuisvuur”. Dengan persiapan yang baik ini akhirnya kemenangan berada pihak Palembang (Depdikbud, 1984:18).
Tanggal 20 Juni 1821, Jenderal De Kock mengarahkan seluruh kekuatannya untuk menembus pertahanan Palembang, Belanda berhasil menempatkan kapal perangnya dan mencabuti cerucup-cerucup yang diletakan di Sungai Musi. Tetapi pada hari jum’at tanggal 22 Juni 1821 Belanda tidak mengadakan serangan. Sultan mengira De Kock menghormati hari suci umat Islam. Untuk membalas sikap Belanda tersebut, sultan memerintahkan agar pasukannya tidak menyerang pada minggu sebagai hari suci bagi umat Kristiani. Siasat Belanda kali ini berhasil, pasukan sultan dikejutkan dengan tembakan-tembakan meriam dari pihak Belanda. Akhirnya Pulau Kemaro dapat diduduki Belanda dan seluruh pertahanan sultan disepanjang Sungai Musi sudah tak berdaya lagi. Belanda mulai menyerang Keraton  Kuto Besak, dengan dikuasainya Keraton Kuto Besak maka tamatlah kekuasan Sultan Mahmud Badaruddin II. Sultan Mahmud Badaruddin II akhirnya mau memenuhi permintaan de Kock tetapi dengan syarat memberikan waktu kepadanya beserta keluarga untuk pergi dari Palembang, tetapi setelah batas waktu yang diberikan habis Sultan belum juga mau berangkat dari Palembang akibatnya pada bulan Maret 1822 beliau di asingkan ke Ternate (Depdikbud, 1984:35). Karena jasa dan perjuangannya, maka berdasarkan kaputusan Presiden RI No. 063/TK/Tahun 1984 tanggal 29 Oktober 1984, Sultan Mahmud Badaruddin II dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Kemerdekaan  Nasional dan patut di jadikan suri teladan bagi seluruh rakyat bangsa Indonesia, khususnya bagi masyarakat Sumatera Selatan.


























BAB III
METODE PENELITIAN

3.1              Metode Penelitian
Berdasarkan penelitian yang penulis buat, maka pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada misalnya mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau kecendrungan yang sedang berkembang (Sumanto, 1995:77). Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan untuk mengambarkan secara sistematis fakta dan karateristik objek atau subjek yang sedang diteliti secara tepat (Sukardi, 2003:157) penelitian deskriptif ini  bertujuan memberikan gambaran bagaimana persepsi siswa Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Ogan Ilir terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II.

3.2              Populasi dan Sampel
3.2.1    Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiono,2009:61). Sesuai dengan batasan masalah dan tujuan penelitian maka populasi dalam penelitian ini adalah 59 Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kabupaten Ogan Ilir.

3.2.2    Sampel
Sampel adalah sebagian jumlah populasi yang dipilih untuk di jadikan sumber data (Sukardi,2003:54). Adapun tekhnik pengambilan sampel menggunakan tekhnik Cluster Sampling. Cluster Sampling adalah tekhnik yang digunakan untuk menentukan sampel apabila objek yang akan diteliti  atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten (Sugiono,2009:121). Dalam penelitian ini peneliti mengambil populasi dalam sebuah kabupaten dan sampelnya 3 sekolah dari 59 SD yang ada dikabupaten tersebut. Pengambilan 3 SD ini dikarenakan luasnya wilayah yang menjadi area sampel. Dalam memilih siswa di  3 SD dari 59 SD di Kabupaten Ogan Ilir dilakukan secara acak sederhana, peneliti mengambil 20 orang siswa pada setiap kelas IV dari setiap 1 Sekolah Dasar Negeri, yang akhirnya berjumlah 60 orang siswa yang akan dijadikan sampel. Pengambilan sampel sebanyak 20 siswa setiap SD nya dimaksudkan agar data mengenai persepsi siswa tersebar secara merata sehingga data yang dikumpulkan seimbang. Peneliti mengambil kelas IV karena di dalam buku Kurikiulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV semester I terdapat materi yang di dalam Kompetensi Dasarnya meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya.

3.3              Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditentukan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2004:32). Menurut Arikunto (2006:99) variabel ialah objek penelitian atau apa yang menjadi titik dalam suatu penelitian. Variabel atau titik perhatian dalam penelitian ini adalah persepsi siswa Sekolah Dasar Negeri Ogan Ilir terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II.
Persepsi adalah pandangan atau pendapat seseorang mengenai sesuatu. Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar, dan pengetahuan (Mar’at,1982:22). Siswa adalah pelajar yang mempelajari tentang sejarah perjuangan pahlawan nasional, diantaranya adalah kepahlawanan Sultan Mahmud Badaruddin II yang merupakan Kesultanan Palembang Darusalam ke VII.

3.4              Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel tak lain dari pada merubah konsep-konsep berupa dengan kata-kata yang mengambarkan prilaku atau gejala yang diamati dan dapat diuji kebenarannya oleh orang lain Koentjaraningrat (dalam Nopriana,2005:42). Dalam penelitian ini ada 2 variabel yaitu:
a.    Persepsi siswa
Persepsi adalah pengetahuan, pandangan dan sikap siswa kelas IV di 3 Sekolah Dasar Negeri di kabupaten Ogan Ilir. Persepsi dalam penelitian ini di definisikan sebagai suatu proses aktivitas siswa Sekolah Dasar Negeri di kabupaten Ogan Ilir dalam memberikan penilaian terhadap pengetahuan, pandangan dan sikap siswa Sultan Mahmud Badaruddin II.
b. Sultan Mahmud Badarudin II
Sultan Mahmud Badaruddin II adalah seorang pejuang yang pernah berjasa dalam melawan para penjajah untuk mempertahankan wilayahnya berasal dari daerah Sumatera Selatan tahun (1803-1819).

3.5      Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data peneliti menggunakan teknik penelitian yaitu  metode angket atau kuisioner, metode tes dan wawancara.
a)      Angket atau Kuesioner
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadi, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2006:124). Jumlah kuesioner yang disebarkan 60 eksemplar, yang dibagikan kepada 20 orang anak pada setiap kelas empat dari tiga Sekolah Dasar Negeri yang dijadikan sampel di Kabupaten Ogan Ilir. Jumlah soal kuesioner tersebut 20 soal yang berisi pandangan, dan sikap siswa terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II.
b)      Tes
Tes adalah suatu prosedur sistematis untuk mengamati dan mencandrakan satu atau lebih karakteristik seseorang dengan menggunakan skala numerik atau sistem kategori (Silverius, 1991:5). Tes peneliti terapkan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II, dalam pemberian tes ini terlebih dahulu sudah melalui hasil validasi dari dosen Unsri.
c)      Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi, serta merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi dengan jalan bertanya langsung kepada responden Singarimbum (dalam Nopriana, 2005:43). Tujuan dari teknik wawancara adalah untuk memperoleh data yang lebih lengkap dalam menentukan inti persoalan yang sedang diteliti dengan cara bertanya langsung kepada guru dan siswa.

3.6.1        Teknik Analisis Data
a)            Persentase Angket
Untuk memperoleh data yang diperoleh dari angket, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 1995:160).
                                               
P =
Keterangan :
P: persentase setiap alternatif jawaban
 F  : frekuensi siswa yang memilih setiap alternatif
 N  : jumlah siswa sampel

b)            Penyelesaian tes
Untuk menganalisis data, penulis berpedoman kepada kriteria penilaian dengan menggunakan cara kuantitatif dengan rentang 1-10. perhitungan nilai tes menggunakan rumus sebagai berikut (Depdikbud, 1989:47).
         N                                                                             
Keterangan :
N: Nilai yang dicari
B: Jumlah jawaban yang benar
S: Jumlah soal
c)            Hasil wawancara
Hasil wawancara didapat dari interview langsung dengan guru dan siswa yang dijadikan sampel di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir. Hasil dari wawancara dilampirkan dalam setiap pembahasan hasil tes dan angket. Penggunaan wawancara ini untuk  mendapatkan alasan jawaban siswa mengenai pandangan dan sikap mereka terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II.
d)           Metode analisis data
Untuk mendapatkan hasil bagaimana persepsi siswa Sekolah Dasar Negeri terhadap pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II secara keseluruhan meliputi hasil tes pengetahuan serta hasil angket pandangan dan sikap, peneliti  konversikan berdasarkan tabel distribusi tingkat persepsi berikut.

Tabel 3.1. Distribusi Tingkat Persepsi Siswa Terhadap SMB II
No
Interval
Kriteria
1.
81 - 100
Sangat Baik
2.
61 - 80
Baik
3.
41 - 60
Cukup
4.
21 - 40
Kurang
5.
0-20
Kurang Sekali
                                                                          Arikunto (2008:35).





BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.      Hasil Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa di SDN 02 Indralaya, SDN 02 Indralaya Selatan dan siawa SDN 02 Indralaya Utara terhadap tokoh pahlawan Nasional Sultan Mahmud Badaruddin II, maka peneliti memberikan pertanyaan berupa tes untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan siswa, dan memberikan pertanyaan berupa angket untuk mengetahui pandangan dan sikap siswa terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II, Setelah peneliti mendapatkan jawaban dari siswa, maka hasilnya dianalisis untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang subjek yang diteliti.

4.1.1    Analisis Data Tes Pengetahuan Terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II
Pada tabel no.2, no.3, dan no.4 berikut ini adalah tabel yang digunakan untuk mengetahui dari mana dan bagaimana cara siswa untuk mengetahui tokoh pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II.
Tabel 4.1.  Data Pernahkah Siswa Mendengar  Tentang Sejarah Tokoh Pahlawan Nasional SMB II

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02
Indralaya Selatan
SDN 02 Indralaya Utara
F
%
F
%
F
%
1
a. Pernah 
b.Tidak pernah
c. Sering

20
0
0
100,00
00,00
00,00
20
0
0
100,00
00,00
00,00
20
0
0
100,00
00,00
00,00
                                                            Sumber pengolahan data primer (April 2010)
            Dari tabel di atas, menerangkan bahwa dari 60 orang responden yang memberikan jawaban, sebanyak 60 orang siswa menjawab sudah pernah atau 100,00% dari jumlah responden yang diambil pada kelas IV SDN 02 Indralaya, kelas IV SDN 02 Indralaya Selatan dan SDN 02 Indralaya Utara sudah pernah mendengarkan atau mengetahui tentang tokoh pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II. Sedangkan siswa yang menjawab sering mendengarkan tentang Sultan Mahmud Badarudin II tidak ada atau 00,00%, ini juga menunjukan bahwa nama tokoh pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II tidaklah asing lagi bagi siswa kelas IV SDN 02 Indralaya. Sementara yang menjawab tidak pernah mendengarkan tentang Sultan Mahmud Badaruddin II juga tidak ada atau 00,00%. Dari hasil wawancara dengan siswa di tiga SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir tersebut sudah pernah mendengarkan tentang Sultan Mahmud Badaruddin II.
Dari data ini dapat kita lihat bahwa semua siswa yang dijadikan responden dalam penelitian sudah pernah mendengarkan tentang sejarah tokoh pahlawan Nasional Sultan Mahmud Badaruddin II.

Tabel 4.3. Data Sumber Siswa Mendapatkan Informasi Mengenai SMB II

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Selatan
SDN 02 Indralaya Utara
F
%
F
%
F
%
1
a. Orang tua 
b.Teman
c. Guru di sekolah

0
0
20

00,00
00,00
100,00

0
0
20

00,00
00,00
100,00

0
0
20

00,00
00,00
100,00

                                                            Sumber pengolahan data primer (April 2010)
              Dari tabel 3 di atas menerangkan tidak ada siswa yang menjawab bahwa mereka mendapatkan informasi tentang Sultan Mahmud Badaruddin II dari orang tua mereka, atau 00,00% dari semua responden yang ada. Sementara yang mendapatkan informasi dari temannya juga menjawab 00,00%. Semua siswa yang dijadikan responden mengaku bahwa mereka mendapatkan informasi mengenai tokoh sejarah Sultan Mahmud Badaruddin II dari guru mereka atau sebanyak 100,00% dari total 60 responden yang ada di kelas IV di tiga SDN di Kabupaten Ogan Ilir.
              Dari data di atas kita dapat melihat bahwa dari seluruh siswa yang dijadikan responden yang ada di 3 SDN Kabupaten Ogan Ilir mendapatkan informasi mengenai Sultan Mahmud Badaruddin II dari guru mereka di sekolah. 

Tabel 4.4. Data Pernah Atau Tidaknya  Guru Memberikan Pelajaran SMB II di Kelas IV

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Selatan
SDN 02 Indralaya Utara
F
%
F
%
F
%
1
a. Pernah 
b.Tidak pernah
c. Sering

20
0
0
100,00
00,00
00,00
20
0
0
100,00
00,00
00,00
20
0
0
100,00
00,00
00,00
                                                            Sumber pengolahan data primer (April 2010)

            Dari data tabel di atas menunjukan bahwa sebanyak 60 orang siswa atau 100,00% dari jumlah responden menyatakan guru mereka pernah memberikan pelajaran mengenai Sultan Mahmud Badaruddin di kelas. Sedangkan yang menjawab sering dan tidak ada 00,00% . Ketika di wawancarai murid yang menjawab bahwa  guru mereka pernah memberikan pelajaran tentang sultan Mahmud Badaruddin II di kelas, mengatakan bahwa yang di sampaikan guru mereka di kelas tidak banyak hanya sekilas tentang Sultan Mahmud Badaruddin II.
              Dari data diatas, kita dapat melihat jawaban dari seluruh siswa yang di jadikan responden menyatakan bahwa guru mereka telah mengajarkan materi mengenai Sultan Mahmud Badaruddin II secara umum di kelas mereka.
              Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan siswa di 3 SDN Kabupeten Ogan Ilir terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II maka peneliti memberikan soal tes. Tes yang diberikan berupa soal objektif sebanyak 10 soal, tujuan pemberian soal tersebut untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan Sultan Mahmud Badaruddin II mulai dari daerah asal, bentuk perjuangan dan akhir dari perjuangan beliau. Untuk mengetahui hasil rata-rata yang diperoleh siswa kelas IV di 3 SDN yang dijadikan sampel dalam menjawab soal tes pengetahuan maka ada pada tebel 5 berikut.

Tabel 4.5. Distribusi Nilai  Hasil Tes Pengetahuan siswa Terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II
No
Interval
F1
F2
F3
∑F
X1
F1X1
1
  5 - 5,7
0
0
1
1
5,35
5,35
2
5,8 - 6,5
2
0
1
3
6,15
18,45
3
6,6 - 7,3
8
3
4
15
6,95
104,25
4
7,4 - 81
6
7
3
16
7,75
124
5
8,2 - 8,9
0
0
0
0
8,55
0
6
  9 - 9,7
4
5
5
14
9,35
130,9
7
 9,8 - 10,5
0
5
6
11
10,15
111,65
Jumlah



60

494,6
Rata-rata
8,24

Keterangan :
1.      Interval = rentang nilai
2.      F1                     = frekwensi jawaban SDN 02 Indralaya
3.      F2                     = frekwensi jawaban SDN 02 Indralaya Utara
4.      F3         = frekwensi jawaban SDN 02 Indralaya Selatan
5.      ∑F        = jumlah frekwensi dari ke 3 SDN yang dijadikan sampel
6.      X1        = nilai tengah tentang data
7.      F1X1    = jumlah nilai dalam setiap rentang
            Berdasarkan hasil jawaban tes pengetahuan pada tabel 5 di atas, diketahui bahwa dari 10 soal tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II pada 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir.  Maka siswa yang berada dikriteria cukup ada 4 orang, siswa yang yang berada dikriteria baik ada 31 orang dan yang berada dikriteria sangat baik ada 25 orang. Dari 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, siswa yang paling baik nilai pengetahuannya terdapat di SDN 02 Indralaya Utara, dari 20 orang responden yang diambil tidak ada siswanya mendapat nilai cukup, 10 orang siswa mendapat nilai baik dan 10 orang siswa mendapat nilai sangat baik. Sementara siswa yang agak kurang pengetahuannya tentang SMB II terdapat di SDN 02 Indralaya, dari 20 orang responden yang diambil  siswa yang mendapat nilai cukup, ada 2 orang, yang mendapat nilai baik ada 14 orang dan yang mendapat nilai sangat baik ada 4 orang.
             Dari data tabel di atas, kita dapat melihat bahwa rata-rata siswa kelas IV dari ke 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir sudah mempunyai pengetahuan tentang pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II sebesar 8,24% dan berada pada kriteria yang sangat baik.
Tabel 4.6. Hasil Tes Pengetahuan Siswa Terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II
No Soal

Jawaban Siswa Yang Benar
Jumlah
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
17
85%
18
90%
20
100%
55
17
85%
20
100%
11
55%
48
20
100%
19
95%
20
100%
59
15
75%
17
85%
19
95%
51
11
55%
10
50%
15
75%
36
18
90%
20
100%
19
95%
57
13
65%
19
95%
17
85%
49
12
60%
11
55%
10
50%
33
19
95%
18
90%
19
95%
56
15
75%
19
95%
18
90%
52

Berdasarkan hasil jawaban tes pengetahuan pada tabel 6 di atas, diketahui bahwa dari 10 soal tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II pada 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir.  Maka siswa yang paling banyak benar adalah pada soal nomor 3. Dimanakah museum Sultan Mahmud Badaruddin II?. Pada soal ini ada sebanyak 59 orang siswa atau 98,33%, berikutnya soal nomor 6, SMB II mengalami kekalahan dalam perang karena?, ada sebanyak 57 siswa atau 95,00%, dan pada soal nomor 9 apa nama negara penjajah yang menjadi musuh Sultan Mahmud Badaruddin II?, ada sebanyak 56 siswa atau 93,33%. Sementara soal yang lebih banyak salah atau kurang mampu siswa dalam menjawabnya adalah soal nomor 8, apa usaha yang dilakukan oleh Sultan Mahmud Badaruddin II dalam membangun Palembang. Pada soal ini ada sebanyak 33 orang siswa menjawab atau 55,00%. Selanjutnya pada Soal nomor 5, dimanakah letak makam Sultan Mahmud Badaruddin II,? ada sebanyak 36 orang siswa atau 60,00% yang menjawab. Pada soal nomor 8 dan nomor 5 ini siswa banyak yang salah kerena tidak mengetahui jawabannya.
Dari data tabel di atas, kita dapat melihat dari ke 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir sudah mempunyai pengetahuan tentang pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II, walaupun masih ada beberapa soal yang kurang mereka pahami yaitu pada soal nomor 5 dan nomor 8, namun secara umun siswa dari ke 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir yang di jadikan sampel sudah mempunyai pengetahuan terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II.

4.1.2 Analisis Data Angket Mengenai Pandangan Siswa Terhadap Sultan  Mahmud Badaruddin II
Pada tabel no.7 sampai no.16 berikut ini adalah tabel yang digunakan untuk mengetahui bagaimana pandangan siswa kelas IV di 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir terhadap tokoh pahlawan Nasional Sultan Mahmud Badaruddin II.




Tabel 4.7. Data Pandangan Siswa Terhadap Kecerdikan SMB II Dalam Mengusir Penjajah

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
1
a. Senang 
b. Tidak senang
c. Biasa saja

16
2
2
80,00
10,00
10,00
20
0
0
100,00
00,00
00,00

12
8
0
60,00
40,00
00,00
                                                            Sumber pengolahan data primer (April 2010)

            Dari tabel 7 di atas menunjukan perbedaan pandangan siswa mengenai taktik atau kecerdikan Sultan Mahmud Badaruddin II dalam mengusir penjajah, dari 60 responden yang diambil di 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir yang menyatakan senang sebanyak 48 orang siswa atau 80,00%, dari seluruh responden, sementara yang menjawab tidak senang sebanyak 10 orang siswa atau sekitar 16,66%. Sedangkan yang menjawab biasa saja juga ada 2 orang atau 03,33%. Siswa yang menjawab tidak senang terhadap kecerdikan Sultan Mahmud Badarudin dalam mengusir penjajah dengan alasan tidak mengetahui apa kecerdikan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud Badarudin II, sedangkan siswa yang menjawab senang mempunyai alasan karena kecerdikan Sultan Mahmud Badaruddin II maka penjajah yang ingin masuk ke daerah Palembang kesulitan. Siswa yang menjawab biasa saja beralasan karena tidak mengetahui dengan kecerdikan apa yang dilakukan Sultan Mahmud Badaruddin II ketika berperang.
Dari data ini, terdapat adanya perbedaan pandangan antara ke 3 SDN yang dijadikan sampel mengenai pandangan mereka terhadap kecerdikan Sultan Mahmud Badaruddin II dalam mengusir penjajah. Namun secara umum mereka menyatakan senang 80,00% berbanding 20,00%.


Tabel 4.8. Data Pandangan Siswa Terhadap Perjuangan SMB II Dalam Mengusir Penjajah

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
2
a. Senang 
b. Tidak senang
c. Biasa saja

17
2
1
85,00
10,00
05,00
20
0
0
100,00
00,00
00,00

18
0
2
90,00
00,00
10,00
 Sumber pengolahan data primer (April 2010)

            Pada tabel 8 di atas menerangkan bahwa dari 60 responden sebanyak 55 orang siswa dari 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir menjawab senang atau sekitar 91,66% mengenai pandangan mereka terhadap perjuangan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud Badaruddin II, sementara siswa yang menjawab tidak senang ada 2 orang atau 03,33% dan itu berasal dari SDN 02 Indralaya, yang menjawab biasa saja ada sebanyak 3 orang atau 05,00%. Berdasarkan wawancara dengan siswa yang berasal dari SDN 02 Indralaya yang menjawab tidak senang dengan Perjuangan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud Badaruddin II, beralasan karena tidak bisa melihat perjuangan yang dilakukan oelh Sultan Mahmud Badaruddin II lagi. Sementara siswa yang menyatakan senang secara umum beralasan karena bangga adanya seorang pemimpin yang mau berperang demi kemakmuran penduduk wilayahnya (Sumatera Selatan).
Dari data di atas dapat dilihat bahwa masih ada perbedaan pandangan antara siswa mengenai perjuangan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud Badaruddin II dalam mengusir penjajah, walaupun secara umun siswa sudah menyatakan senang dengan perbandingan 91,66 dan 08,33.


Tabel 4.9. Data Pandangan Siswa Terhadap  Sultan Mahmud Badaruddin II

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
3
a. Senang 
b. Tidak senang
c. Biasa saja

20
0
0
100,00
00,00
00,00
20
0
0
100,00
00,00
00,00

20
0
0
100,00
00,00
00,00
                                                            Sumber pengolahan data primer (April 2010)

            Dari data yang tersaji pada tabel 9 di atas, menunjukan bahwa 60 orang siswa yang dijadikan responden menjawab senang dengan Sultan Mahmud Badaruddin II, yaitu sebanyak 60 orang atau 100,00% dari jumlah responden yang ada. Sedangkan yang menjawab tidak senang dan biasa saja dengan Sultan Mahmud Badaruddin II tidak ada. Siswa yang memberikan pandangan senang dengan Sultan Mahmud Badaruddin II beralasan sangat senang dan merasa bangga mempunyai seorang tokoh pahlawan nasional yang mau berkorban membela daerahnya.
Dari data ini, dapat kita lihat tidak adanya perbedaan pandangan antara siswa  kelas IV di 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir yang dijadikan sampel mengenai pandangan mereka terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II. Secara umum semua siswa menyatakan senang dan tidak ada yang menyatakan tidak senang terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II.






Tabel 4.10. Data Pandangan Siswa Apabila Sultan Mahmud Badarudin II Gugur Dalam Perperangan

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
4
a. Senang 
b. Tidak senang
c. Biasa saja

0
20
0
00,00
100,00
00,00
0
20
0
00,00
100,00
00,00

0
20
0
00,00
100,00
00,00
 Sumber pengolahan data primer (April 2010)

            Dari tabel 10 di atas menerangkan bahwa pandangan siswa kelas IV di 3 SDN yang dijadikan sampel yang menyatakan senang apabila Sultan Mahmud Badaruddin II gugur dalam perperangan tidak ada, sedangkan yang menyatakan tidak senang  sebanyak 60 orang siswa atau 100,00% dari semua jumlah responden. Dari hasil wawancara dengan siswa yang menjawab tidak senang dengan gugurnya Sultan Mahmud Badarudin II di dalam perperangan beralasan tidak mau kehilangan seorong pahlawan yang telah berjasa terhadap negeri ini, karena jasanya sudah sangat banyak.
Dari data di atas terlihat bahwa siswa kelas IV di 3 SDN  di Kabupaten Ogan Ilir yang dijadikan sampel mempunyai pandangan yang sama apabila Sultan Mahmud Badaruddin II gugur dalam perperangan maka mereka tidak senang.
Tabel 4.11. Data Pandangan Siswa Apabila SMB II Tidak Pernah Ada Sumatera Selatan

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
5
a. Senang 
b. Tidak senang
c. Biasa saja

0
20
0
00,00
100,00
00,00
0
20
0
00,00
100,00
00,00

0
20
0
00,00
100,00
00,00
                                                            Sumber pengolahan data primer (April 2010)
            Dari tabel di atas menerangkan bahwa semua siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir mempunyai pandangan yang sama apabila Sultan Mahmud Badaruddin II tidak pernah ada di Sumatera Selatan. Sebanyak 60 orang siswa yang dijadikan sampel tidak ada siswa yang menjawab senang, sementara siswa yang menjawab tidak senang sebanyak 60 orang atau 100,00%, yang menjawab biasa saja juga tidak ada. Siswa yang memberikan jawaban tidak senang apabila Sultan Mahmud Badaruddin II tidak ada Sumatera Selatan beralasan karena tanpa seorang Sultan Mahmud Badarudin II maka daerah Sumatera Selatan telah lama dijajah dan dikuasai oleh para penjajah. Jadi dapat disimpulkan hubungan pandangan siswa terhadap keberadaan SMB II di Palembang yaitu secara keseluruhan 100% siswa senang dan menghargai keberadaan SMB II.
Dari data di atas dapat kita lihat adanya pandangan yang sama antara semua  siswa merupakan sampel apabila Sultan Mahmud Badaruddin II tidak pernah ada di Sumatera Selatan yaitu merasa tidak senang.

Tabel 4.12. Data Pandangan Siswa Dengan Adanya Peninggalan SMB II

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
6
a. Senang 
b. Tidak senang
c. Biasa saja

7
9
4
35,00
45,00
20,00
19
0
1
95,00
00,00
05,00

11
7
2
55,00
35,00
10,00
                                                            Sumber pengolahan data primer (April 2010)
             
Pada tabel 12 di atas menerangkan bahwa dari 60 responden yang diambil di 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir mempunyai pandangan berbeda mengenai adanya peninggalan sejarah dari Sultan Mahmud Badaruddin II. Siswa yang menjawab senang ada 37 orang atau sekitar 61,66%, siswa yang menjawab tidak senang ada sebanyak 16 orang atau 26,66%, sedangkan siswa yang menjawab biasa saja sebanyak 7 orang atau 11,66%. Pada SDN 02 Indralaya dan SDN 02 Indralaya Selatan mempunyai jawaban pandangan yang tidak senang paling banyak ada 16 orang. Begitu juga dengan jawaban biasa saja ada 6 orang siswa, sedangkan dari SDN 02 Indralaya Utara hanya ada 1 orang.
Berdasarkan wawancara dengan siswa yang berasal dari SDN 02 Indralaya yang menjawab tidak senang dengan Peninggalan sejarah dari Sultan Mahmud Badaruddin II, beralasan karena belum mengetahui semua contoh peninggalan sejarah Sultan Mahmud Badaruddin II, siswa dari SDN 02 Indralaya Selatan yang menjawab tidak senang beralasan belum pernah mengunjunginya secara dekat dan kurang mengetahui contoh peninggalanya. Sementara siswa yang menyatakan senang secara umum beralasan dengan adanya peninggalan Sultan Mahmud Badaruddin II maka kita bisa mempelajari dan mengetahuinya. Dari data diatas, dapat dilihat bahwa adanya perbedaan persepsi pandangan siswa di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir mengenai peninggalan sejarah dari Sultan Mahmud Badaruddin II.

Tabel 4.13. Data Pandangan Siswa Apabila Perjuangan Yang Dilakukan Oleh SMB II Mengalami Kekalahan

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
7
a. Senang 
b. Tidak senang
c. Biasa saja

0
20
0
00,00
100,00
00,00
0
20
0
00,00
100,00
00,00

0
18
2
00,00
90,00
10,00
 Sumber pengolahan data primer (April 2010)

Dari data tabel 13 di atas, dapat diketahui pandangan siswa apabila perjuangan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud Badaruddin II mengalami kekalahan. Siswa yang memilih jawaban senang tidak ada, yang memilih jawaban tidak senang ada sebanyak 58 orang atau 96,66%, dan yang memilih jawaban biasa saja ada 2 orang siswa atau 03,33%. Siswa yang menjawab biasa saja sebanyak 2 orang berasal dari SDN 02 Indralaya Selatan. Siswa  yang memberikan pandangan tidak  senang apabila Sultan Mahmud Badaruddin II kalah dalam perperangan beralasan tidak mau dan tidak rela apa bila Sultan Mahmud Badaruddin II kalah.
Dari data ini, dapat kita lihat adanya perbedaan pandangan yang signifikan pada siswa di 3 SDN yang dijadikan sampel apabila Sultan Mahmud Badaruddin II mengalami kekalahan dalam perperangan.

Tabel 4.14. Data Pandangan Siswa Apabila SMB II Menang Dalam Perperangan

No

Jawaban

SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
8
a. Senang 
b. Tidak senang
c. Biasa saja

19
0
1
95,00
15,00
05,00
20
0
0
100,00
00,00
00,00

19
0
1
95,00
00,00
05,00
                                                            Sumber pengolahan data primer (April 2010)

            Dari data tabel 14 di atas, dapat kita ketahui apabila Sultan Mahmud Badaruddin II menang dalam perperangan maka pandangan siswa yang menjawab senang ada sebanyak 58 orang atau 96,66%, semetara siswa yang menjawab tidak senang tidak ada, dan yang menjawab biasa saja ada 2 orang siswa atau 03,33%. 2 orang siswa yang menjawab biasa saja apabila Sultan Mahmud Badaruddin II menang dalam perperangan berasal dari SDN 02 Indralaya dan SDN 02 Indralaya Selatan. Siswa  yang memberikan pandangan senang apabila Sultan Mahmud Badaruddin II menang dalam perperangan beralasan penjajah yang masuk tidak berhasil, sehingga masyarakat kita aman. Sedangkan siswa yang menyatakan biasa saja apabila Sultan Mahmud Badaruddin II menang dalam perperangan beralasan karena perperangan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud Badaruddin II sudah berlalu.
Dari data ini dapat kita lihat adanya perbedaan pandangan yang signifikan antara siswa kelas IV di 3 SDN yang menjadi sampel, namun secara umum siswa lebih senang apabila Sultan Mahmud Badaruddin II menang dalam perperangan dengan porsentase 96,66% dan 03,33%.

Tabel 4.15. Data Pandangan Siswa Dengan Adanya Museum SMB II Di Palembang

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
9
a. Senang 
b. Tidak senang
c. Biasa saja

13
4
3
65,00
20,00
15,00
11
2
7
55,00
10,00
35,00

18
1
1
90,00
05,00
05,00
                                                            Sumber pengolahan data primer (April 2010)

            Dari data tabel 15 di atas, menerangkan terdapatnya perbedaan pandangan antara siswa yang dijadikan sampel mengenai adanya Museum Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang, sebanyak 42 orang siswa atau 70,00% menyatakan senang. Sedangkan yang menjawab tidak senang dengan di bangunnya Museum Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang  sebanyak 7 orang atau 11,66% dari sampel yang ada, sementara ada 11 orang siswa lagi atau 18,33% memilih biasa saja dengan adanya Museum SMB II di Palembang. Dari hasil wawancara siswa yang memberikan pandangan senang dengan adanya museum Sultan Mahmud Badaruddin  II di Palembang beralasan bisa melihat peninggalan Sultan Mahmud Badaruddin II. Bagi siswa yang tidak senang karena tidak mengetahui letak museum tersebut atau belum pernah mengunjungi museum Sultan Mahmud Badaruddin II tersebut.
Dari data ini dapat kita lihat adanya perbedaan pandangan siswa kelas IV di 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir yang dijadikan sampel mengenai adanya Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.
Tabel 4.16. Data Pandangan Siswa Terhadap Gambar SMB II Pada Lembaran Uang Kertas Senilai  Rp. 10.000

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
10
a. Senang 
b. Tidak senang
c. Biasa saja

17
3
0
85,00
10,00
00,00
13
1
6
65,00
05,00
30,00

16
1
3
80,00
05,00
15,00
 Sumber pengolahan data primer (April 2010)

            Dari data tabel 16 di atas, menerangkan adanya perbedaan pandangan antara siswa kelas IV SDN yang dijadikan sampel di Kabupaten Ogan Ilir mengenai gambar Sultan Mahmud Badaruddin II di lembaran mata uang kertas senilai Rp.10.000. Sebanyak 46 orang atau 76,66% siswa menjawab senang, Sedangkan yang merasa tidak senang dengan adanya gambar Sultan Mahmud Badaruddin II pada lembaran uang kertas senilai Rp.10.000 sebanyak 5 orang atau 08,33%, yang menjawab biasa saja ada 9 0rang siswa atau 15,00% dari sampel yang ada. Dari hasil wawancara dengan siswa yang memberikan pandangan tidak senang dengan adanya gambar Sultan Mahmud Badaruddin II di lembaran uang Rp.10.000 menyatakan karena tidak pernah melihat lembaran mata uang tersebut. Sementara bagi siswa yang menyatakan senang dengan adanya gambar Sultan Mahmud Badaruddin II di lembaran mata uang Rp.10.000 beralasan kalau Sultan Mahmud Badaruddin II tersebut sudah banyak  berjasa sehingga pantas untuk dihargai. Bagi siswa yang menjawab biasa saja beralasan karena tidak mengetahui contoh uang tersebut atau karena mata uang tersebut sudah lama.


 Dari data tabel di atas, dapat kita lihat adanya perbedaan pandangan siswa kelas IV di 3 SDN yang menjadi sampel terhadap adanya gambar Sultan Mahmud Badaruddin II pada lembaran mata uang RP.10.000.

4.1.3  Analisis Data Angket Mengenai Sikap Siswa Terhadap  Sultan  Mahmud Badarudin II
Pada tabel no.17 sampai no.26 berikut ini adalah tabel yang digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap siswa kelas IV SDN 02 Indralaya terhadap tokoh pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II.

Tabel 4.17. Data Cara Sikap Siswa Untuk Menghargai  SMB II Salah Satunya Dengan Berkunjung Ke Museum SMB II

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
1
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu

17
2
1
85,00
10,00
05,00
19
0
1
95,00
00,00
05,00

17
1
2
85,00
05,00
10,00
                                                            Sumber pengolahan data primer (April 2010)

            Pada tebel 17 di atas, dari 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir yang dijadikan sampel dapat diketahui sikap siswa yang memilih jawaban setuju untuk menghargai Sultan Mahmud Badaruddin II salah satunya dengan berkunjung ke museumnya sebanyak 53 orang atau sebesar 88,33% yang memilih jawaban tidak setuju ada sebanyak 3 orang atau 05,00%. Sementara yang memilih jawaban ragu-ragu ada 4 orang siswa atau sebesar 06,66% dari jumlah sampel yang ada. Siswa yang memilih jawaban setuju beralasan dengan berkunjung ke museum Sultan Mahmud Badaruddin II maka semakin banyak ilmu yang di dapat. Sedangkan yang memilih jawaban tidak setuju beralasan tidak mengetahui tempat museum Sultan Mahmud Badaruddin II dan tidak pernah kesana, begitu juga dengan siswa yang menjawab ragu-ragu.
            Drai data di atas adanya terdapat perbedaan mengenai persepsi sikap siswa kelas IV di 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir  terhadap cara menghargai Sultan Mahmud Badaruddin II dengan berkunjung ke museumnya.
Tabel 4.18. Data  Sikap Siswa Terhadap Adanya Bandara Penerbangan SMB II Untuk Mengenang Jasa Kepahlawanan SMB II

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
2
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu

16
2
2
80,00
10,00
10,00
19
0
1
95,00
00,00
05,00

18
1
1
90,00
05,00
05,00
                                                            Sumber pengolahan data primer (April 2010)

            Dari tabel 18 di atas, memberikan gambaran kepada kita tentang sikap siswa kelas IV di 3 SDN yang dijadikan sampel terhadap adanya Bandara penerbangan Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang yang di maksudkan untuk mengenang jasa kepahlawanan Sultan Mahmud Badaruddin II. Siswa yang memberikan jawaban setuju sebanyak 53 orang atau 88,33%, yang memberikan jawaban tidak setuju ada sebanyak 3 orang atau sekitar 05,00%. Sedangkan yang memberikan jawaban ragu-ragu ada 4 orang juga atau sekitar 06,66%. Siswa yang memberikan jawaban setuju beralasan dengan adanya Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II maka namanya akan tetap di ingat. Sedangkan siswa yang memberikan jawaban tidak setuju dan menjawab ragu-ragu beralasan belum tahu dengan Bandara penerbangan Sultan Mahmud Badaruddin II tersebut.


            Dari data di atas terlihat bahwa siswa  kelas IV SDN 02 Indralaya mempunyai perbedaan sikap yang signifikan antara jawaban setuju dan jawaban yang tidak setuju dengan pembangunan Bandara penerbangan SMB II.

Tabel 4.19. Data Sikap Siswa Apabila Disuruh Melanjutkan Perjuangan SMB II Dengan Pembangunan

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
3
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu

16
2
2
80,00
10,00
10,00
18
1
1
90,00
05,00
05,00

18
1
1
90,00
05,00
05,00
                                                            Sumber pengolahan data primer (April 2010)

            Dari tabel 19 di atas, dapat di ketahui bahwa siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir yang menjadi sampel mempunyai sikap yang berbeda-beda apabila di suruh untuk melanjutkan perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin dengan pembangunan maka ada yang memilih jawaban setuju sebesar 52 orang atau 86,66% dari jumlah sampel, dan yang memilih jawaban tidak setuju ada 4 orang atau sekitar 06,66%, sementara yang memilih ragu-ragu ada 4 orang juga atau sekitar 06,66% juga. Siswa yang menjawab setuju beralasan apabila melanjutkan perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II dengan pembangunan maka Sumatera Selatan akan maju dan terkenal, sedangkan siswa yang menjawab tidak setuju dan ragu-ragu beralasan tidak tahu harus membangun apa dan belum mempunyai uang untuk membangun.
            Dari data di atas, kita dapat melihat adanya perbedaan sikap yang signifikan pada siswa kelas IV di 3 SDN yang menjadi sampel mengenai cara melanjutkan perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II dengan pembangunan antara jawaban setuju dan tidak setuju  yakni sekitar 86,66% berbanding 13,34%.
Tabel 4.20. Data Sikap Siswa Apabila Disuruh Mengadakan Upacara Memperingati Wafatnya SMB II

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
4
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu

9
4
7
45,00
20,00
35,00
13
7
0
65,00
35,00
00,00

18
0
2
90,00
05,00
10,00
                                                            Sumber pengolahan data primer (April 2010)

            Pada tabel 20 di atas kita mendapatkan gambaran tentang sikap siswa kelas IV di 3 SDN yang menjadi sampel apabila di suruh mengadakan upacara memperingati wafatnya Sultan Mahmud Badaruddin II. Siswa yang menjawab setuju ada sebesar 40 orang atau sekitar 66,66% dari jumlah sampel, sementara siswa yang tidak setuju ada sebesar 11 orang atau sekitar 18,33%, sementara siswa yang menjawab ragu-ragu ada sebanyak 9 orang atau 11,66%. Siswa yang menjawab setuju dengan adanya upacara memperingati hari wafatnya Sultan Mahmud Badaruddin II beralasan karena untuk mengenang jasa beliau. Sedangkan yang menjawab tidak setuju, tidak tahu harus bagaimana memperingati hari wafatnya Sultan Mahmud Badaruddin II, begitu juga dengan siswa yang menjawab ragu-ragu karena tidak tahu harus seperti apa memperingatinya.
            Dari data di atas, terdapat adanya perbedaan sikap antara siswa kelas IV di 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir mengenai setuju dan yang tidak setuju dengan adanya upacra memperingati hari wafatnya Sultan Mahmud Badaruddin II.





Tabel  4.21. Data Sikap Siswa Apabila Keluarga SMB II Diusir Dari Palembang

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
5
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu

0
18
2
00,00
90,00
10,00
0
20
0
00,00
100,00
00,00

0
19
1
00,00
95,00
05,00
                                                            Sumber pengolahan data primer (April 2010)

            Pada tebel 21 di atas, kita dapat mengetahui sikap siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir apabila keluarga Sultan Mahmud Badaruddin II di usir dari Palembang, yaitu yang memilih jawaban setuju tidak ada, siswa yang menjawab tidak setuju ada sebear 57 orang atau 95,00%, sedangkan siswa yang menjawab ragu-ragu ada 3 orang atau 05,00%. siswa yang memberikan jawaban tidak setuju dengan di usirnya keluarga Sultan Mahmud Badarudin II dari Palembang beralaasan karena merasa kasihan dengan keluarga Sultan Mahmud Badaruddin II mereka adalah orang yang dekat dengan Sultan, dan orang yang sudah berjasa untuk daerah Sumatera Selatan. Sedangkan siswa yang menjawab ragu-ragu karena tidak mengenal keluarga Sultan Mahmud Badaruddin II.
            Dari data di atas, kita lihat adanya perbedaan persepsi sikap siswa kelas IVdi 3 SDN yang menjadi sampel mengenai keluarga Sultan Mahmud Badaruddin II apa bila di usir dari Palembang. Namun secara umum siswa lebih memilih tidak setuju yaitu 95,00% berbanding 05,00%.





Tabel 4.22. Data Sikap Siswa Apabila Disuruh Menjaga Peninggalan Sejarah SMB II

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
6
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu

14
6
0
70,00
30,00
05,00
15
1
4
75,00
05,00
20,00

17
1
2
85,00
05,00
10,00
                                                            Sumber pengolahan data primer (April 2010)

            Dari tabel 22 di atas, memberikan gambaran kepada kita tentang sikap siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir apabila di suruh menjaga peninggalan sejarah Sultan Mahmud Badaruddin II. Siswa yang memberikan jawaban setuju sebanyak 46 orang atau 76,66%, yang memberikan jawaban tidak setuju ada sebanyak 8 orang atau sekitar 13,33%. Sedangkan yang memberikan jawaban ragu-ragu ada sebanyak 6 atau sekitar 10,00%. Siswa yang memberikan jawaban setuju beralasan apabila di suruh menjaga peninggalan Sultan Mahmud Badaruddin II maka mereka bisa banyak mengetahui tentang peninggalan Sultan Mahmud Badaruddin II dan ingin berphoto dengan peninggalan SMB II. Bagi siswa yang memberikan jawaban tidak setuju beralasan karena tidak pernah ketempat peninggalan Sultan Mahmud Badaruddin II tersebut, sedangkan siswa yang menjawab ragu-ragu beralasan tidak berani dan jauh.
            Dari data di atas terlihat bahwa siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir SDN 02 Indralaya mempunyai perbedaan sikap yang signifikan antara jawaban setuju dan jawaban yang tidak setuju apa bila di suruh menjaga peninggalan sejarah Sultan Mahmud Badaruddin II yaitu 76,66% dan 23,34%.


Tabel 4.23. Data Sikap Siswa Apabila Disuruh Mencontoh Kepemimpinan SMB II

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
7
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu

16
1
3
80,00
05,00
15,00
17
3
0
85,00
15,00
05,00

19
0
1
95,00
00,00
05,00
                                                            Sumber pengolahan data primer (April 2010)

Pada tebel 23 di atas, dapat diketahui persepsi sikap pada siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir yang memilih jawaban setuju apabila disuruh mencontoh kepemimpinan Sultan Mahmud Badaruddin II sebanyak 52 orang atau sebesar 86,66% yang memilih jawaban tidak setuju ada sebanyak 4 orang atau 06,66%. Sementara yang memilih jawaban ragu-ragu juga ada 4 orang siswa atau sebesar 06,66% dari jumlah siswa yang ada. Siswa yang memilih jawaban setuju untuk mencontoh kepemimpinan Sultan Mahmud Badaruddin II beralasan dengan mencontoh kepemimpinan seorang pahlawan nasional seperti Sultan Mahmud Badaruddin II maka akan menjadi orang yang sukses dan diingat sepanjang hayatnya. Sedangkan yang memilih jawaban tidak setuju atau jawaban ragu-ragu beralasan karena perbedaan cita-cita.
            Dari data di atas adanya terdapat perbedaan yang signifikan mengenai persepsi sikap siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir yang memilih jawaban setuju apabila disuruh mencontoh kepemimpinan Sultan Mahmud Badaruddin II sebesar 86,66% dan 13,34%.



Tabel 4.24. Data Sikap Siswa Dengan Dibuangnya SMB II  Ke Ternate Setelah Kalah Melawan Belanda

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
8
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu

0
20
0
00,00
100,00
00,00
0
20
0
00,00
100,00
00,00

0
20
0
00,00
100,00
00,00
 Sumber pengolahan data primer (April 2010)

            Pada tebel 24 di atas, dapat diketahui adanya persamaan sikap antara siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir dengan di buangnya Sultan Mahmud Badaruddin II ke Ternate setelah kalah melawan Belanda, yaitu yang memilih jawaban setuju tidak ada, siswa yang menjawab tidak setuju ada sebear 60 orang atau 100,00%, sedangkan siswa yang menjawab ragu-ragu juga tidak ada  orang atau 00,00%. siswa yang memberikan jawaban tidak setuju dengan di buangnya Sultan Mahmud Badaruddin II dari Palembang ke Ternate beralaasan karena akan membuat Sultan Mahmud Badaruddin II menderita. Dari data di atas, kita lihat adanya persamaan persepsi sikap siswa kelas IV di 3 SDN yang dijadikan sampel di Kabupaten Ogan Ilir apabila di buangnya Sultan Mahmud Badaruddin II setelah kalah melawan Belanda dari Palembang ke Ternate.
Tabel 4.25. Data Sikap Siswa Ketika SMB II Pernah Di Hianati Oleh Adiknya Sendiri

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
9
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
0
19
1
80,00
95,00
05,00
0
19
1
00,00
95,00
05,00

0
18
2
00,00
90,00
10,00
                                                            Sumber pengolahan data primer (April 2010)
Pada tebel 25 di atas, kita mendapatkan gambaran mengenai sikap siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir terhadap pengkhianatan yang dilakukan oleh adek Sultan Mahmud Badaruddin II terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II. Jawaban siswa yang setuju tidak ada atau 00,00% dari jumlah 60 orang sampel, siswa yang menjawab tidak setuju ada sebear 56 orang atau 93,33%, sedangkan siswa yang menjawab ragu-ragu ada 4 orang atau 06,66%. Siswa yang memberikan jawaban tidak setuju dengan pengkhianatan yang dilakukan oleh adek Sultan Mahmud Badaruddin II terhadap Sultan beralaasan karena sikap adeknya sangat jahat dan tidak baik di contoh. Sementara siswa yang menjawab ragu-ragu beralasan karena tidak percaya dengan pengkhianatan yang dilakukan adeknya Sultan Mahmud Badaruddin II, dan tidak tahu seperti apa jadinya.
            Dari data di atas, kita lihat adanya perbedaan persepsi sikap yang signifikan antara tidak setuju dan ragu-ragu pada siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir yang mengenai pengkhianatan yang dilakukan oleh adek Sultan Mahmud Badaruddin II terhadap SMB II antara 93,33% berbanding 06,66%.

Tabel 4.26. Data Sikap Siswa Yang Menyatakan Bahwa Semua Orang Harus Menghormati Perjuangan SMB II

No

Jawaban
SDN 02 Indralaya
SDN 02 Indralaya Utara
SDN 02 Indralaya Selatan
F
%
F
%
F
%
10
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu

18
2
0
90,00
10,00
00,00
20
0
0
100,00
00,00
00,00

18
0
2
90,00
0,00
10,00
                                                            Sumber pengolahan data primer (April 2010)

Pada tebel 26 di atas, dapat kita ketahui bahwa siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir memilih jawaban setuju dengan sikap yang menyatakan bahwa semua orang harus menghormati perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II sebanyak 56 orang atau sebesar 93,33% yang memilih jawaban tidak setuju ada sebanyak 2 orang atau 03,33%. Sementara yang memilih jawaban ragu-ragu juga ada 2 orang siswa atau sebesar 03,33% dari jumlah sampel yang ada. Siswa yang memilih jawaban setuju beralasan dengan menghormati Sultan Mahmud Badaruddin II maka sudah menunjukan kalau kita senang terhadap beliau. Sedangkan yang memilih jawaban tidak setuju dan jawaban ragu-ragu beralasan tidak tahu cara menghormati Sultan Mahmud Badaruddin II.
            Dari data di atas, adanya terdapat perbedaan yang signifikan mengenai persepsi sikap siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir terhadap sikap yang menyatakan bahwa semua orang harus menghormati Sultan Mahmud Badarudin II yaitu sebesar 93,33% dan 06,66%.

4.2  Pembahasan
Berdasarkan hasil data tes dan angket dalam penelitian yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi pengetahuan, pandangan dan sikap siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di kabupaten Ogan Ilir terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II menunjukkan bahwa diperoleh hasil sebagai berikut.
                    Pada pemberian soal tes yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir, maka diperoleh hasil rata-rata dari siswa kelas IV SDN 02 Indralaya yang mempunyai pengetahuan sebasar 78,50%. Siswa dari SDN 02 Indralaya Utara mempunyai pengetahuan terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II sebesar 85,50%. Sementara itu siswa kelas IV di SDN 02 Indralaya Selatan mempunyai pengetahuan terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II sebesar 84,00%. Dari data ini meperlihatkan siswa di 3 SDN yang merupakan sampel sudah mempunyai penegetahuan terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II. Hubungan antara persepsi siswa SDN di Kabupaten Ogan Ilir  dengan pengetahuan adalah bahwa siswa di ke 3 SDN yang dijadikan sampel sudah mempunyai pengetahuan terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II, Ini menunjukan sesuatu pencerminan yang baik terhadap anak-anak kita,karena sekarang kebanyakan  pengetahuannya anak-anak terhadap sejarah sudah mulai pudar dan khususnya sejarah lokal. Hal ini sangat berkaitan dengan apa yang dikatakan bapak proklamator kita Bung Karno dengan sebutan Jasmerah (Jangan sekali-kali melupakan sejarah) (Sumatera Ekspres, 2010:15).
Data yang diperoleh dari pemberian soal angket untuk mengetahui bagaimana      pandangan dan sikap siswa pada kelas IV dari 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir yang dijadikan sampel secara umum. Siswa menyatakan pandangan dan sikap yang positif terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II, dengan prosentase jawaban pandangan siswa kelas IV di SDN 02 Indralaya sebesar 73,50%, Siswa dari SDN 02 Indralaya Utara mempunyai pandangan terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II sebesar 91,50%. Sementara itu siswa kelas IV di SDN 02 Indralaya Selatan mempunyai pandangan Terhadap Sultan Mahmud Badarudin II sebesar 79,50% menyataka pandangan yang positif. Sedangkan hasil jawaban mengenai sikap siswa terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II dapat diporsentasikan bahwa siswa kelas IV di SDN 02 Indralaya menjawab sebesar 78,50%, Siswa dari SDN 02 Indralaya Utara mempunyai sikap yang positif terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II sebesar 87,00%. Sementara itu siswa kelas IV di SDN 02 Indralaya Selatan mempunyai sikap terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II sebesar 90,00%. Dari data ini memperlihatkan adanya perbedaan pandangan dan sikap siswa antara positif dan negatif terhadap  pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II. Namun secara umum siswa lebih dominan mempunyai pandangan dan sikap yang positif terhadap SMB II. Hal ini berkaitan dengan pentingnya mempunyai rasa nasionalisme dan patriotisme terhadap tokoh-tokoh sejarah kita. Karena dengan berpandangan dan bersikap positif terhadap sejarah kita akan bisa mengenal jati diri kita sendiri, karena jati diri itu muncul, kalau kita sendiri punya niat untuk menghargai sejarah Tukas(dalam Sumatera Ekspres, 2010:15).
            Dari hasil analisis data penelitian ini maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV di 3 Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Ogan Ilir yang dijadikan sampel pada umumnya sudah mempunyai pengetahuan, pandangan dan sikap yang positif terhadap tokoh pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II. Namun dari ke 3 SDN tersebut rata-rata pengetahuan siswanya berbeda, siswa SDN 02 Indralaya Utara mempunyai pengetahuan yang sangat baik dibandingkan dari 3 SDN yang dijadikan sampel. Hal ini berdasarkan beberapa faktor, diantaranya SDN 02 diunggulkan dengan letak geografisnya di jantung kota, dan rata-rata keaadan ekonomi orang tua siswa yang baik sehingga mempermudah anak-anak untuk mendapatkan informasi dari berbagai kalangan dan media. Sementara itu siswa SDN 02 Indralaya dan siswa SDN 02 Indralaya Selatan yang mempunyai pengetahuan terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II denga kategori baik namun masih dibawah siswa SDN 02 Indralaya Utara, bisa dikatakan mempunyai hambatan karena letak geografis berada yang berada di dusun juga karena kebiasan anak-anak setelah pulang dari sekolah tidak membuka buku pelajaran lagi. Sehingga hanya hasil dari pelajaran disekolah yang menjadi sumber atau media utama siswa. Pengetahuan, pandangan dan sikap yang ada pada diri siswa terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II tidak lepas dari peranan guru mereka yang telah memberikan pembelajaran tentang tokoh pahlawan nasional yang berasal dari daerah Sumatera Selatan tersebut. Walaupun secara khusus di dalam buku panduan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV tidak dicantumkan mengenai tokoh perjuangan tentang Sultan Mahmud Badaruddin II, namun karena ketelitian dan kejelian guru kelas IV di sekolah yang peneliti jadikan sampel maka pelajaran mengenai meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh yang ada dilingkunganya dimanfaatkan untuk memberikan pengetahuan kepada siswa tentang sejarah pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II yang merupakan tokoh pahlawan besar dari Sumatera Selatan.






BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
            Dari hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai bagaimana “persepsi siswa Sekolah Dasar Negeri terhadap pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II di Kabupaten Ogan Ilir” menunjukan hasil bahwa siswa kelas IV yang dijadikan sampel di 3 SD Negeri yang ada di Kabpaten Ogan Ilir mempunyai persepsi terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II pada kriteria yang sangat baik utau sebesar 8,35%. Dengan rincian sebagai berikut.
1.      Tingkat persepsi pengetahuan siswa rata-rata dari 3 SD Negeri yang dijadikan sampel sebesar 8,24%.
2.      Tingkat persepsi pandangan siswa rata-rata dari 3 SD Negeri yang dijadikan sampel sebesar 8,15%.
3.      Tingkat persepsi sikap siswa rata-rata dari 3 SD Negeri yang dijadikan sampel di Kabupaten Ogan Ilir sebesar 8,51%.

5.2. Saran
1.   Untuk Siswa
Siswa disarankan untuk gemar membaca buku-buku sejarah mengenai tokoh pahlawan-pahlawan nasional, karena salah satu kunci untuk mengerti dan mengenal sejarah adalah dengan membaca, oleh karena itu kepada seluruh siswa SDN/MI agar lebih meningkatkan minat rasa ingin tahunya denga membaca.
2.   Untuk Guru
Kepada guru kelas atau guru bidang studi sebagai orang yang bertanggung jawab langsung terhadap kesuksesan materi yang disampaikan kepada siswa disarankan harus mampu mengembangkan KTSP atau buku pedoman sejenisnya untuk memaksimal pelajaran khususnya yang berkaitan dengan materi mempelajari atau meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh dilingkunganya pada siswa kelas IV di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
4.      Kepada Sekolah
Kepada pihak sekolah diupayakan pada setiap awal/akhir semester mengadakan tur atau kunjungan wiasata ketempat bersejarah, agar anak-anak lebih banyak dapat mengetahui sejarah.























DAFTAR PUSTAKA

Alwi. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Akib, RHM. 1978. Sejarah Perjuangaan Sulta Mahmud Badarudin II. Palembang:

Arikunto, S. 1995. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

-----------------. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

-----------------. 2008. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Brannen, Julia. 2005. Memadu Metode Penelitian. Samarinda: Pustaka Belajar.

Data Statistik Depertemen Pendidikan Nasional Kota Palembang tahun 2004.

Depdikbud. 1984. Perjuangan Sultan Mahmud Badarudin II. Palembang:
            Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Selatan.

Mardianto. 1997. Persepsi Dan Sikap Masyarakat Palembang Terhadap Biro
Pelayanan Umum. Palembang: Pusat Penelitian Unsri.

Margono. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Semarang: Rineka Cipta.

Nopriana. 2005. “Persepsi siswa SMA plus Negeri 17 Palembang Tentang Sultan
Mahmud Badarudin II”. Skripsi. Palembang: FKIP Universitas Sriwijaya.

Sevenhoven, Van. 1971. Lukisan Tentang Ibu Kota Palembang. Jakarta: Bhratara.

Silverius. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: Grasindo.

Soedarmanta. 2007. Jejak-Jejak Pahlawan. Jakarta: Grasindo.

Soetadji. 1996. Kesultanan Palembang dalam Buku Perang Melawan VOC.
Palembang: Karya Sari.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Sumatera Ekspres. 2010. ‘Dari Ulama, Sultan, Hingga Pejuang”. 19 Mei, No. 2.025,
hlm. 15, Klm. 1-2.

SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II






SISWA SDN 02 INDRALAYA

No
Nama siswa 
Nilai
Laki-laki/Perempuan
1
ANALISA JUNIARTI
IV
Perempuan
2
CANDRA WIJAYA
IV
Laki-laki
3
FEBRI YADI
IV
Laki-laki
4
HENGKI TORNADO
IV
Laki-laki
5
HIDAYATUULAH
IV
Laki-laki
6
INTAN PERMATASARI
IV
Perempuan
7
JUMHADI
IV
Laki-laki
8
JUNDRI OKTAWIJAYA
IV
Laki-laki
9
LEGITA OKTARI
IV
Perempuan
10
M. FEBRIANSYAH
IV
Perempuan
11
NUR AI NINA
IV
Perempuan
12
NUR  AINUN
IV
Perempuan
13
NOVITA FANI APRILIA
IV
Perempuan
14
NURSIDA
IV
Perempuan
15
OKTARIAN
IV
Laki-laki
16
SARTIKA
IV
Perempuan
17
SELLY SUMIATI
IV
Perempuan
18
SINTA KARTIKA DEWI
IV
Perempuan
19
UMILIA
IV
Perempuan
20
WENNY MEIROSA
IV
Perempuan







SISWA SDN 02 INDRALAYA  UTARA

No
Nama siswa 
Nilai
Laki-laki/Perempuan
1
ADINDA PUTRI AMALIA SARI
IV.a
Perempuan
2
ALYA NURJANA APRIA
IV.a
Perempuan
3
ANITA DIAN SARI
IV.a
Perempuan
4
AYU AULIA
IV.a
Perempuan
5
BAGAS PRANATA
IV.a
Laki-laki
6
DELVIN ANDIKA
IV.a
Laki-laki
7
DEVI ARIANTI
IV.a
Perempuan
8
DIKTO PRAYOGA
IV.a
Laki-laki
9
ISTI HUMAIDA
IV.a
Perempuan
10
LIDIA SAFITRI
IV.a
Perempuan
11
M. ABDI PADLI
IV.a
Laki-laki
12
M. IDRIS
IV.a
Laki-laki
13
M. MARTA DINATA
IV.a
Laki-laki
14
M. NUR IKHSAN
IV.a
Laki-laki
15
M. SHOLEH RAMADAN
IV.a
Laki-laki
16
NOVITA
IV.a
Perempuan
17
NOVITA ANGGUN SARI
IV.a
Perempuan
18
RELI MUSNADI
IV.a
Laki-laki
19
RISKI ARDILLA
IV.a
Laki-laki
20
VIVI ANGGRAINI
IV.a
Perempuan






SISWA SDN 02 INDRALAYA  SELATAN

No
Nama siswa 
Nilai
Laki-laki/Perempuan
1
AWALIA NABILA
IV
Perempuan
2
CITRA APRILIA PERTIWI
IV
Perempuan
3
DEO AGUSTINO
IV
Laki-laki
4
DIKI CHANDRA
IV
Laki-laki
5
ENJELINA
IV
Perempuan
6
HARIRI IMAM
IV
Laki-laki
7
INDAH PUSPITA SARI
IV
Perempuan
8
INDRA NURDIN
IV
Perempuan
9
NIDRA RUSMAN
IV
Laki-laki
10
JONI
IV
Laki-laki
11
LESTARI WULANDARI
IV
Perempuan
12
M. ALFAREDO
IV
Laki-laki
13
MALINDA
IV
Perempuan
14
MEI APRIANSA
IV
Perempuan
15
M. IKHSAN
IV
Laki-laki
16
M. REZA
IV
Laki-laki
17
NIVOTASARI
IV
Perempuan
18
NURAISYAH
IV
Perempuan
19
RAHMADANI
IV
Perempuan
20
SILVI AUTAMI
IV
Perempuan







SOAL TES PENGETAHUAN
I.         Petunjuk Pengisian Tes:
a.         Isilah identitas kamu diatas sebelum menjawab soal
b.        Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang ada di bawah ini dengan benar
c.         Jawablah pertanyaan dengan sendiri-sendiri tanpa berkerjasama dengan teman kamu
d.        Jawaban yang kamu berikan tidak akan mempengaruhi nilai kamu
Jawablah terlebih dahulu 3 buah soal berikut baru menjawab soal dibawahnya.

DAFTAR  PERTANYAAN
1.        Pernahkah kamu  mendengarkan  tentang sejarah Sultan Mahmud Badarudin II.
a.     Pernah
b.    Sering
c.     Tidak pernah (kalau kamu menjawab tidak pernah berarti tidak perlu
menjawab soal berikutnya lagi)
2.        Darimana kamu mendapatkan informasi tentang Sultan Mahmud Badarudin II.
a.     Orang tua
b.    Teman
c.     Guru di sekolah
3.        Pernahkah guru kamu mengajarkan pelajaran tentang Sultan Mahmud Badarudin II dikelas.
a.     Pernah
b.    Sering
c.     Tidak pernah





II.      Jawablah pertanyaan soal nomor 1 sampai 10 berdasarkan pengetahuan kamu
terhadap Sultan Mahmud Badarudin II dengan memberi tanda silang (x) pada
jawaban yang kamu anggap benar.
1.    Sultan Mahmud Badarudin II merupakan tokoh perjuangan  yang berasal dari?
a.    Medan 
b.    Palembang 
c.    Jawa
2.    Apa contoh peninggalan Sultan Mahmud Badarudin II?
a.    Benteng Kuto Besak
b.    Jembatan Ampera
c.    Monumen Ampera
3.    Dimanakah Museum Sultan Mahmud Badarudin II?
a.    Palembang
b.    Jawa 
c.    Padang
4.    Menurut kamu Sultan Mahmud Badarudin II adalah tokoh?
a.    Pembangunan
b.    Pendidikan
c.    Pahlawan
5.    Dimanakah makam Sultan Mahmud Badarudin II?
a.    Palembang
b.    Ternate
c.    Jawa
6.    Sultan Mahmud Badarudin II mengalami kekalahan dalam perang melawan penjajah karena?
a.    Senjata penjajah lebih hebat
b.    Sultan Mahmud Badarudin II sakit
c.    Sultan Mahmud Badarudin II kekurangan makanan

7.         Nama istana kerajaan pada masa Sultan Mahmud Badarudin II adalah?
a.         Kuto Lawang
b.        Kuto Lamo
c.         Kuto Besak
8.         Usaha Sultan Mahmud Badarudin II membangun Palembang dengan cara?
a.         Mengusir penjajah
b.        Membangun Palembang menjadi kota dagang terbesar
c.         Keduanya benar
9.         Apa nama penjajah yang menjadi musuh Sultan Mahmud Badarudin II?
a.         Belanda
b.        Jepang
c.         Portugis 
10.     Penyebab berakhirnya kekuasaan Sultan Mahmud Badarudin II adalah?
a.         Karena sakit berat
b.        Karena ditangkap dan dibuang penjajah dari Palembang 
c.         Karena meninggal dunia













ANGKET/ KUISIONER

I.         Identitas Diri
Nama                   :
Kelas                    :
Sekolah                :

II.      Petunjuk Pengisian Anket:
a.         Isilah identitas kamu diatas sebelum menjawab soal
b.        Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang ada di bawah ini dengan benar
c.         Jawablah pertanyaan dengan sendiri-sendiri tanpa berkerjasama dengan teman kamu
d.        Jawaban yang anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai kamu
e.         Jawablah terlebih dahulu 3 buah soal berikut baru menjawab soal dibawahnya.

A.      Jawablah pertanyaan soal nomor 1 sampai 10 berdasarkan pandangan kamu terhadap Sultan Mahmud Badarudin II dengan memberi tanda silang (x) pada  jawaban yang kamu anggap benar.
1.    Apa pandanganmu dengan kecerdikannya Sultan Mahmud Badarudin II  dalam mengusir penjajah yang masuk ke daerah palembang.
a.         Senang
b.         Tidak senang
c.         Biasa saja
2.    Bagaimana pandanganmu terhadap Perjuangan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud Badarudin II dalam mengusir penjajah.
a.         Senang
b.         Tidak senang
c.         Biasa saja
3.    Senangkah kamu dengan Sultan Mahmud Badarudin II.
a.         Senang
b.         Tidak senang
c.         Biasa saja
4.        Bagaimana pandanganmu seandainya Sultan Mahmud Badarudin II gugur dalam perperangan.
a.         Senang
b.         Tidak senang
c.         Biasa saja
5.        Bagaimana pandanganmu seandainya Sultan Mahmud Badarudin II tidak pernah ada Sumatra Selatan.
a.         Senang
b.         Tidak senang
c.         Biasa saja
6.        Bagaimana pandanganmu adanya dengan adanya peninggalan  Sultan Mahmud Badarudin II.
a.         Senang
b.         Tidak senang
c.         Biasa saja
7.        Bagaimana Pandanganmu ketika perjuangan yang dilakukan oleh SMB II mengalami kekalahan.
a.         Senang
b.         Tidak senang
c.         Biasa saja
8.        Apa yang kamu rasakan seandainya Sultan Mahmud Badarudin II menang dalam perperangan.
a.         Senang
b.         Tidak senang
c.         Biasa saja
9.        Senangkah kamu dengan adanya museum Sultan Mahmud Badarudin II di Palembang.
a.         Senang
b.         Tidak senang
c.         Biasa saja
10.    Senangkah kamu melihat gambar Sultan Mahmud Badarudin II menjadi gambar pada lembaran mata uang kertas Rp 10.000.
a.         Senang
b.         Tidak senang
c.         Biasa saja

B.            Jawablah pertanyaan soal nomor 11 sampai 20 berdasarkan sikap kamu terhadap Sultan Mahmud Badarudin II dengan memberi tanda silang (x) pada jawaban yang kamu anggap benar.
1.             Cara menghargai pahlawan nasional Sultan Mahmud Badarudin II adalah dengan berkunjung ke museumnya.
a.         Setuju
b.        Tidak setuju
c.         Ragu-ragu
2.             Pembangunan Bandara Penerbangan Sultan Mahmud Badarudin II di maksudkan untuk mengenang jasa kepahlawanan beliau.
a.         Setuju
b.        Tidak setuju
c.         Ragu-ragu
3.             Kita harus melanjutkan perjuangan Sultan Mahmud Badarudin II dengan pembangunan.
a.         Setuju
b.        Tidak setuju
c.         Ragu-ragu
4.             Setiap tahun masyarakat Palembang harus mengadakan upacara memperingati wafatnya Sultan Mahmud Badarudin II.
a.         Setuju
b.        Tidak setuju
c.         Ragu-ragu
5.             Keluarga Sultan Mahmud Badarudin II pernah di usir dari Palembang.
a.         Setuju
b.        Tidak setuju
c.         Ragu-ragu
6.             Kita harus menjaga peninggalan sejarah dari Sultan Mahmud Badarudin II.
a.         Setuju
b.        Tidak setuju
c.         Ragu-ragu
7.             Kita harus mencontoh kepemimpinan Sultan Mahmud Badarudin II.
a.         Setuju
b.        Tidak setuju
c.         Ragu-ragu
8.             Sultan Mahmud Badarudin II di buang ke Ternate setelah kalah melawan Belanda.
a.         Setuju
b.        Tidak setuju
c.         Ragu-ragu
9.             Sultan Mahmud Badarudin pernah di hianati oleh adeknya sendiri.
a.         Setuju
b.        Tidak setuju
c.         Ragu-ragu
10.         Kita semua harus menghormati perjuangan Sultan Mahmud Badarudin II.
a.         Setuju
b.        Tidak setuju
c.         Ragu-ragu




Poto 2. Peneliti melaksanakan penelitian di salah satu SD di Kabupaten Ogan
Ilir

Foto 3. Peneliti mewawancarai Kepala Sekolah SDN 02 Indralaya Selatan



Foto 4. Peneliti sedang menjelaskan petunjuk dalam menjawab soal tes dan
angket

Foto 5. Siswa kelas IV SDN 02 Indralaya Utara sedang menjawab soal tes dan
selanjutnya mengisi angket

Foto 6. Siswa kelas IV SDN 02 Indralaya sedang menjawab soal tes dan
selanjutnya mengisi angket

Foto 7. Siswa kelas IV SDN 02 Indralaya Selatan sedang menjawab soal tes dan
selanjutnya mengisi angket