Selasa, 23 Juli 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perjuangan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara akan
melahirkan pahlawan-pahlawan nasional. Pahlawan nasional adalah orang-orang
yang berjasa dalam memimpin satu kegiatan terutama dalam menentang penjajahan
di Indonesia yang didorong oleh rasa cinta tanah air atau pun yang berjasa
dalam bidang politik, ketatanegaraan, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Sebagai
bangsa yang besar rakyat Indonesia harus menghargai jasa para pahlawan, karena
itu secara resmi pemerintah RI mengangkat orang-orang yang telah berjasa
terhadap bangsa dan negara sebagai pahlawan nasional antara lain Teuku Umar
dari Aceh, Pangeran Diponegoro dari Jawa Tengah, Tuanku Tambusai dari Riau dan
Sultan Mahmud Badaruddin II dari Sumatra Selatan (Soedarmanta, 2007:2).
Sultan Mahmud Badaruddin II adalah salah seorang sultan di kesultanan
Palembang Darussalam. Kesultanan Palembang merupakan wilayah daerah
pemerintahan keresidenan Palembang pada zaman Belanda. Dilihat dari sudut
geografi letak wilayah Palembang sangat strategis karena berada dipertemuan
sungai Musi dan anak-anak sungainya (Depdikbud, 1984:10).
Selama masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II banyak
kemajuan-kemajuan yang dicapai Palembang. Sebagai seorang Sultan, beliau sangat
pandai dalam menjalankan roda pemerintahannya, karena semasa mudanya beliau
sangat rajin mempelajari ilmu pengetahuan dan mampu menguasai banyak bahasa
seperti bahasa Arab dan bahasa Portugis selain itu Ia juga hafal isi kitab
Al-Quran (Akib, 1987:17).
Seperti yang diungkapkan oleh W.L.De Sturier menyatakan mengenai sikap
dan kepribadian Sultan Mahmud Badaruddin II, “kawan dan lawan mengakui Sultan
memiliki kepribadian yang kuat, seorang kesatria, pemberani, teguh pendirian,
disamping itu sultan diakui ahli dalam taktik pertahanan yang ulung dizamannya,
bijaksana, pandai menghargai sahabat-sahabatnya dan memperhatikan nasehat para
kerabat, akhirnya dikatakan bahwa Sultan sampai akhir hayatnya selalu tetap
konsekuen dengan sikap yang anti kolonialis dan anti imperialis”. Sedangkan
R.A. Lovell dalam karya tulisnya “Never a
Time Tiger” menggambarkan sikap Sultan Mahmud Badaruddin II laksana
“harimau yang tak dapat dijinakan”, pada akhir tulisan itu dikatakan bahwa
sultan Palembang telah berjuang untuk kemerdekaan negrinya sampai detik napas
terakhir (Depdikbud, 1984:38).
Dengan mengetahui sejarah para pahlawan maka akan timbul rasa kesadaran
untuk menghargai jasa dan pengorbanan orang lain, kesadaran ini dikenal dengan
kesadaran kultural. Kesadaran kultural ini tidak akan timbul dengan sendirinya
tetapi melalui hasil belajar. Dengan menyimak hidup dan perjuangan seorang
pahlawan akan memunculkan rasa kemanusian yang akan mempengaruhi
tindakan-tindakan seseorang pada masa sekarang. Tindakan itu tidak hanya meneruskan
cita-cita para pahlawan terdahulu tetapi juga menjujung tinggi
pahlawan-pahlawan yang masih hidup (Sudarmanto, 2007:12). Berdasarkan latar
belakang ini, maka lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal
merupakan suatu media yang tepat untuk mempelajari dan memahami berbagai
peristiwa sejarah serta para tokoh-tokoh yang berperan didalamnya.
Berkaitan dengan judul yang penulis bahas tentang tokoh pahlawan
nasional, maka di dalam buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial terdapat di kelas IV semester I.
Materi tersebut terdapat dalam Kompetensi Dasar meneladani kepahlawanan dan
patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya. Hubungan meneladani kepahlawanan
Sultan Mahmud Badarudin II dengan KTSP adalah karena sesuai dengan tujuan
pembelajaran IPS di SD yang dirumuskan dalam KTSP yaitu sebagai berikut.
a.
Mengenal konsep-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan.
b.
Memiliki kemampuan dasar untuk
berpikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan sosial.
c.
Memiliki komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusian.
d.
Memiliki kemampuan berkomunikasi,
berkerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat majemuk, di tingkat lokal,
nasional dan global.
Namun untuk secara khusus materi mengenai perjuangan pahlawan dari
Sumatra Selatan tidak tertulis pada materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di
kelas IV SD. Dengan mempelajari materi tersebut, seyogyanya siswa dapat mengetahui
dan memahami berbagai peristiwa bersejarah, objek sejarah dan pahlawan yang
berjasa terutama yang berasal dari daerah Sumatra Selatan khususnya Palembang
seperti Sultan Mahmud Badaruddin II. Peristiwa bersejarah, objek sejarah dan
pahlawan yang berjasa merupakan ruang lingkup mata pelajran IPS dengan
mempelajari hal tersebut berarti siswa memiliki persepsi terhadap nilai-nilai
kepahlawanan. Bagi masyarakat Palembang nama Sultan Mahmud Badaruddin II sudah
tidak asing lagi didengar karena telah diabadikan menjadi nama beberapa tempat
umum seperti Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Museum Sultan Mahmud
Badaruddin II, dan juga pernah ada pada gambar mata uang rupiah pecahan
10.000-an. Sehingga sangat memprihatinkan sekali apabila ada masyarakat Sumatra
Selatan khususnya para siswa sebagai generasi muda tidak mengetahui jasa serta
pengorbananya.
Berdasarkan latar belakang di atas secara keseluruhan penulis mempunyai
ketertarikan untuk mengetahui “Persepsi Siswa
Sekolah Dasar Negeri Terhadap Pahlawan Nasional Sultan Mahmud Badaruddin II di
Kabupaten Ogan Ilir”.
1.2.1
Rumusan Masalah
Sehubungan dengan
latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana persepsi siswa kelas IV SDN terhadap pahlawan
nasional Sultan Mahmud Badaruddin II di Kabupaten Ogan Ilir?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk dapat mengetahui persepsi siswa SD di Kabupaten Ogan Ilir
terhadap pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan adanya
penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
1.
Siswa
Diharapkan dapat menambah wawasan
dan pengetahuan siswa tentang perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II sebagai
pahlawan nasional.
2.
Guru
Dapat memberikan motivasi kepada
guru untuk lebih memahami dan mengembangkan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial dan khususnya mengenai materi sejarah (pahlawan nasional).
3.
Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi
sekolah untuk mengadakan program karya
wisata mengunjungi tempat bersejarah sebagai salah satu bentuk pembelajaran
IPS.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Persepsi
Persepsi berasal dari kata “perception” (bahasa Inggris) yang
berarti penglihatan, tanggapan daya memahami atau menanggapi (Echols dan
Shadily, 1989:424). Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (Alwi dkk, 2001:863),
mempunyai pengertian tanggapan (penerimaan) langsung dan sesuatu proses
mengetahui beberapa hal melalui alat inderanya.
Di samping itu,
persepsi juga dapat diartikan suatu proses aktivitas seorang individu dalam
memberikan penilaian, kesan ataupun pendapat terhadap sesuatu hal atau objek
berupa benda (things perception) atau
manusia (solid perception) yang
dijadikan oleh individu sebagai titik tolak untuk menentukan sikap terhadap
sesuatu (Alfiandra dalam Nopriana,2005:8).
Persepsi sebagai
suatu pengamatan, pengetahuan, dan pandangan seseorang terhadap suatu objek
atau suatu situasi yang dihadapkan padanya, terutama bagaimana orang tersebut
menghubungkan suatu objek atau suatu situasi tersebut dengan dirinya sendiri
dan lingkungan tempat Ia berada (Asnagari: 1984). Sedangkan menurut (Iriwanto,
1996:20) menyatakan, persepsi adalah diterimanya rangsang sampai rangsangan itu
disadari dan dimengerti.
Menurut Chaplin
(dalam Nopriana,2005:9), persepsi merupakan proses mengenali atau mengetahui
objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera dan arti-arti yang berasal
dari pengalaman. Persepsi tergantung dari faktor-faktor perangsang, cara
belajar, keadaan jiwa dan suasana hati serta faktor-faktor motivasional. Maka
arti suatu objek atau suatu kejadian
ditentukan oleh kondisi perangsang maupun oleh faktor-faktor organisme. Oleh
karena itu, persepsi mengenai sesuatu oleh setiap pribadi akan berbeda-beda
karena setiap individu menilai sesuatu berdasarkan dari sudut pandang yang
berbeda pula. Persepsi merupakan pengamatan seseorang yang berasal dari
komponen kognisi.
Persepsi ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar, dan pengetahuan.
Seperti pada bagan berikut ini.
Cara
belajar
|
Pengetahuan
|
Pengalaman
|
Persepsi
|
Faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhinya
|
Sumber : Mar’at,
1982:22
Gambar 1. Bagan Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Berdasarkan
bagan di atas (Mardianto, 1991:27) berpendapat bahwa proses persepsi ini akan
dapat dilihat dari prilaku atau sikap seseorang. Dari berbagai pendapat di
atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses
penilaian terhadap sesuatu objek, yang dipengaruhi oleh pengalaman,
pengetahuan, cara belajar dan lingkungan seseorang yang akan menimbulkan sikap
terhadap sesuatu dengan menggunakan panca inderanya.
Karakteristik anak
usia SD adalah senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok,
serta senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung. Menurut
Havighurst (2010:02) tugas perkembangan anak usia SD adalah sebagai berikut:
1.
Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan
aktivitas fisik.
Pendidikan
di SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam
upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu,
pemerintah menetapkan pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun. Program wajib belajar ini bertujuan untuk meningkatkan pemerataan
kesempatan bagi setiap anak yang berusia 7 – 15 tahun untuk memperoleh
pendidikan serta untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia
hingga mencapai minimal kelas 3 SLTP.
2.3 Sultan Mahmud Badaruddin II
Sultan
Mahmud Badaruddin II dimasa kecilnya dikenal dengan nama Raden Hasan, namun
setelah naik tahta menjadi Kesultanan Palembang beliua dikenal sebagai Sultan
Mahmud Badaruddin II seorang panglima yang gagah dan berani. Sultan Mahmud
Badaruddin II adalah pemimpin Kesultanan Palembang Darusalam (1803-1819),
setelah masa pemerintahan ayahnya Sultan Muhammad Bahauddin. Dalam masa
pemerintahannya, ia beberapa kali memimpin pertempuran melawan Britania dan
Belanda, di antaranya yang disebut perang Menteng. Kesultanan Palembang
mengalami masa kejayaan pada masa Sultan Mahmud Badaruddin II. Di dalam melawan
penjajahan Belanda dan Inggris, Sultan Mahmud Badaruddin II berhasil mengatasi
politik diplomasi dan peperangan kedua bangsa tersebut. Keperkasaan Sultan
Mahmud Badaruddin II ini dinilai oleh pemerintah Republik Indonsia adalah wajar
untuk dianugrahi gelar sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
2.4 Keadaan Sosial Penduduk Palembang pada
Masa Pemerintah Sultan
Mahmud
Badaruddin II
Keadaan sosial masyarakat
Palembang juga mendapatkan pengaruh dari kerajaan Jawa. Seperti halnya
masyarakat di kesultanan Palembang terbagi menjadi empat golongan yaitu:
1. Sultan
2. Golongan
bangsawan dan elit
3. Golongan
rakyat
4. Golongan
budak
Penggolongan ini juga
tetap berlaku pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II. Tetapi pada
masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II penggolongan masyarakat lebih
diperhatikan. Oleh karena itu dalam struktur pemerintahan tidak hanya
orang-orang tertentu saja yang bisa masuk ke dalam pemerintahan. Sultan adalah
tokoh teratas dari suatu pemerintahan, Ia adalah manusia terbaik dalam negeri
Sultan merupakan panutan rakyat dan menjadi harapan rakyat. Golongan bangsawan
dan elit adalah pemegang kekuasaan langsung di bawah Sultan. Tingkatan-tingkatan
kebangsawanan yang berlaku di kesultanan Palembang adalah Pangeran, Raden dan
Masagus. Pangeran berarti yang memerintah, gelar ini biasanya di pegang oleh
putra raja atau sultan. Disamping putra sultan gelar ini juga diberikan kepada
kepala daerah atau marga di daerah pedalaman. Raden berarti tinggi atau luhur,
gelar ini diperoleh dan diberikan kepada seorang anak laki-laki dari hasil
perkawinan seorang pangeran dengan anak perempuan seorang pangeran. Gelar ini
tidak dapat diganggu gugat termasuk oleh sultan. Masagus berarti berharga
banyak, gelar ini diberikan kepada anak laki-laki sah dari hasil seorang
pangeran atau raden dengan seorang perempuan dari golongan rakyat. Tetapi pada
perkembangan selanjutnya, apabila seorang pangeran atau raden kawin dengan
seorang perempuan dari rakyat biasa diberi gelar juga. Hal ini disebabkan
karena Palembang menganut garis ayah (patrilineal).
Pemberian gelar ini tidak
hanya untuk kaum laki-laki saja tetapi juga untuk perempuan. Istri sultan
disebut ratu, anak perempuan dari seorang raden atau pangeran dengan seorang
anak perempuan seorang raden disebut Raden ayu. Demikian pula dari istri mereka
yang dari golongan rakyat pun memiliki gelar yang sederajat dengan suaminya.
Golongan rakyat terbagi
menjadi tiga golongan yaitu golongan kemas, kiagus, dan rakyat biasa. Gelar
kemas diberikan kepada anak laki-laki dari hasil perkawinan seorang masayu dengan seorang laki-laki golongan
rakyat biasa. Gelar untuk anak perempuannya adalah nyimas. Gelar kiagus
diberikan kepada seorang anak laki-laki dari hasil perkawinan seorang mantri
dengan raden terendah. Golongan rakyat biasa terbagi kedalam dua tingkatan
ditinjau dari hak dan kewajibanya yaitu: miji dan senan. Miji adalah kelompok
rakyat biasa yang bebas pajak namun mereka memiliki kewajiban untuk melindungi
orang-orang yang disebut alingan (orang-orang yang dilindungi oleh sultan),
pangeran atau bangsawan merupakan pelindung mereka. Pada umumnya kewajiban
alingan dan miji adalah memproduksi barang-barang yang sesuai dengan keahlian
mereka untuk memberikan penghasilan bagi para pelindung mereka. Miji dan
alingan memiliki hak untuk mencari atau memilih perlindingan yang dapat
menjamin kehidupan mereka (Sevenhoven, 1971:25).
Senan adalah golongan yang
lebih rendah dari miji. Orang-orang senan dilarang bekerja pada orang lain,
mereka hanya boleh berkerja pada sultan. Sistem tingkatan dan penggolongan ini
hanya berlaku di wilayah pusat kesultanan saja. Untuk daerah uluan atau
pedalaman penduduk terbagi menjadi beberapa marga, yang terbagi menjadi
beberapa dusun atau suku menurut Makmum (dalam Nopriana,2005:23). Dusun atau
suku tersebut terdiri dari beberapa keluarga yang bertempat tinggal secara
berkelompok di tepi sungai. Keadaan ini yang mengakibatkan bahasa yang
digunakan berbeda-beda. Nama bahasa yang digunakan biasanya disesuaikan dengan
nama dari marga atau sungai yang
mengaliri wilayah itu seperti: Ogan, Komering, Lematang dan lain-lain. Namun
meskipun bahasa yang digunakan berbeda-beda, tetapi bahasa ini masih dalam satu
rumpun bahasa melayu Sumatera Selatan.
2.5 Struktur Birokrasi Kesultanan Pada Masa
Sultan Mahmud Badaruddin II
Pada masa pemerintahan
Sultan Mahmud Badaruddin II, struktur birokrasi kesultanan sebenarnya tidak
bebeda dengan jabatan pada masa kerajaan sebelumnya, karena Sultan Mahmud
Badaruddin II tetap berpegang pada tradisi dan tatanan nilai yang telah berlaku
pada sebelumya. Tetapi yang membedakannya adalah situasi politik kesultanan,
pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II terdapat 2 kekuasaan. Sultan
Mahmud Badaruddin II harus turun tahta dan digantikan oleh adiknya Raden Husin
dengan gelar Ahmad Najamuddin II. Meskipun demikian Sultan Mahmud Badaruddin II
tetap dihormati dan dijadikan panutan oleh rakyatnya. Berikut ini jenjang
kesultanan dari yang tertinggi sampai tingkatan yang terendah.
2.5.1 Sultan
Sultan merupakan tokoh teratas dari
suatu pemerintahan, Ia adalah tokoh terbaik dalm negara. Sultan merupakan
panutan rakyat dan menjadi harapan rakyat. Pada pernyataan selanjutnya
pernyataan ini digunakan sebagai dasar legalitasnya sebagai sultan. Sistem pergantian
atau pengangkatan sultan di Palembang menganut sistem keturunan (Geneology), yang berarti bahwa pengganti sultan adalah anak
dari sultan yang sedang memerintah, pada umumnya anak tertua. Akan tetapi
sistem ini tidak dapat selalu dilaksanakan karena sultan juga mempertimbangkan
orang-orang terdekat lainnya yang mampu untuk menggantikan kedudukannya.
Dalam
pengambilan keputusan, selama memerintah sultan tidak dapat membuat keputusan
secara sendiri, terutama yang berkaitan dengan pemerintahan kesultanan. Selain
harus bermusyawarah dengan para pembesar istana dan para kepala marga, dalam
pengambilan keputusan jaga harus berdasarkan Al-Quran dan piagam-piagam. Hal
ini disebabkan karena pemerintahan kesultanan merupakan campuran dari golongan
pihak kesultanan, bangsawan, dan rakyat biasa Djavid (dalam Nopriana,2005:25).
2.5.2 Jabatan-jabatan lain di bawah Sultan
Jabatan lainnya adalah pangeran depati, tugasnya yaitu mengurus semua urusan
kesultanan, baik wilayah pusat maupun padalaman. Jabatan ini biasanya di pegang
oleh putra tertua dari sultan yang bergelar pangeran atau ratu, tetapi dapat
juga dipegang oleh adik sultan. dibawah jabatan pangeran depati adalah ferdano mentri yang bergelar natadipraja. Tugas pertama
natadipraja adalah sebagai penghubung antara rakyat dengan pemerintah, atau dengan kata lain jabatannya sama dengan
mentri penerangan pemerintah, karena tugas utamanya adalah menjelaskan segala
sesuatu mengenai pemerintah pusat kesultanan Palembang (Sevenhoven, 1971:28).
Jabatan
ferdano mantri ini juga dipegang oleh
salah seorang putra sultan yang bergelar pangeran. Di bawah jabatan ini adalah
pangeran penghulu atau pangeran natagama, ia adalah alim
ulama yang mengendali segala sesuatu yang berhubungan dengan hukum-hukum agama.
Selain itu juga terdapat jabatan lainnya yaitu pangeran
citra, pangeran citra ini bertugas mengamankan seluruh wilayah pusat
kesultanan, dan bertugas mengawal sultan dalam menjalankan tugasnya pangeran
dibantu oleh pangalasan.
Beberapa jabatan lainnya
adalah Syahbandar, yang bertindak sebagai
pendukung keuangan. Syahbandar bertugas untuk mengatur Bandar utama di
Palembang. Selain itu tugasnya juga menarik bea masuk setiap kapal yang hendak
masuk atau keluar wilayah kesultanan Palembang. Dalam menjalankan kewajibanya
syahbandar di bantu oleh Fexo. Fexo ini
merupakan lembaga khusus yang menjadi kasir kesultanan dan berkewajiban untuk
menambah keuangan kesultanan.
Selain
jabatan-jabatan yang telah disebutkan tadi, masih ada lembaga lain yang
mengatur kesultanan Palembang yaitu jabatan dibidang militer. Pejabat tersebut
adalah Mangkubumi, Mangkuyudo, Wiranegara dan
Natakesuma,tugas pokok mereka adalah memimpin dalam setiap
pertempuran (Sevenhoven, 1971:27).
2.6 Sejarah Perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin
II
Periode pemerintahan
Sultan Mahmud Badaruddin II tahun 1803-1821, selama masa pemerintahan beliau
disibukkan dengan perjuangan dan perlawanan terhadap imperialis dan kolonialis
bangsa Eropa terutama Belanda dan Inggris.
Adapun sejarah perjuangan
Sultan Mahmud Badaruddin II adalah diawali dengan peristiwa Sungai Aur tahun
1811. Selain itu Sultan Mahmud Badaruddin II juga terkenal dengan berbagai
peristiwa perjuangannya terhadap Belanda dan Inggris dalam memperebutkan
wilayah nusantara. Berikut adalah berbagai peristiwa perjuangan Sultan Mahmud
Badaruddin II dalam mempertahankan wilayahnya.
2.6.1 Peristiwa Sungai Aur Tahun (1811)
Hubungan perdagangan
antara Belanda/VOC dengan Palembang sudah terjalin sejak permulaan abad ke 17,
terutama menyangkut komoditi lada dan timah. Pada permulaan abad ke 19 terjadi
perebutan kekuasaan di Nusantara antara Belanda dan Inggris. Peristiwa ini disebabkan
karena terjadinya perang antara Perancis dan Inggris di Eropa semasa kekuasaan
Napoleon Bonaparte. Negeri Belanda menjadi bagian dari Perancis yaitu Bataafse
Republik, oleh karena itu milik Belanda yang ada di nusantara direbut oleh
Inggris. Mengetahui hilangnya kekuasaan Belanda tersebut pada tanggal 14
September 1811, Sultan Mahmud Badaruddin II meminta residen Belanda dan
pasukannya meninggalkan Loji. Belanda mula-mula menolaknya, kemudian 87 orang
digiring naik kapal pada hari itu, rupanya mereka mengadakan perlawanan, oleh karena itu sampai di muara Sungai mereka
dibunuh semuannya dan kapal ditenggelamkan. Peristiwa ini dikenal dengan nama
“penyembelihan massal” (Palembang Masacre) (Soetadji,1996:12). Seminggu setelah
Belanda diusir dari Loji sungai Aur, maka Loji tersebut dibakar habis sampai
pondasinya. Rupanya sultan tidak ingin melihat adanya monumen Belanda yang
masih tersisa walaupun hanya puing-puingnya (Depdikbud, 1984:20).
2.62 Perlawanan Terhadap Inggris (1812)
Hubungan Sultan Mahmud
Badaruddin II dengan Raffles cukup baik sebelum takluknya Belanda dari Inggris.
Meskipun begitu sultan tetap berhati-hati karena Ia tidak menghendaki terlalu
memihak kepada siapapun juga (Soetadji, 1996:13). Tetapi setelah
ditandatanganinya penyerahan kekuasaaan dari Belanda kepihak Inggris
(Perjanjian Tuntang) mulai terlihat pertentangan antara Sultan Mahmud
Badaruddin II dengan Raffles (Inggris). Hal ini disebabkan karena Raffles ingin
mengembil alih Loji Belanda di sungai Aur, tetapi keinginan pihak Inggris ini
ditolak oleh pihak Sultan Mahmud Badaruddin II dengan alasan kekuasaan Belanda
di Palembang sudah tidak lagi sebelum perjanjian Tuntang. Sultan Mahmud
Badaruddin II berpendirian bahwa dia sudah menjadi penguasa tunggal di
Palembang (Depdikbud, 1984:21).
Tindakan penolakan Sultan
Mahmud Badaruddin II dan pembunuhan orang-orang Belanda yang tidak bermoral,
merupakan sebuah alasan bagi Raffles untuk mengirimkan ekspidisi militer pada
tanggal 20 Maret 1812 di bawah pimpinan mayor jenderal Gillespie (Soetadji,
1996:13). Di pihak lain Sultan Mahmud Badaruddin II dan rakyatnya sudah bersiap
siaga untuk menghadapi serangan dari Inggris. Pasukan Palembang dipimpin oleh
pangeran Adi Menggalo, setelah menyadari jumlah pasukan dan persenjataannya
tidak memungkinkan menandingi persenjataan musuh yang lebih kuat dan banyak
maka sultan menempuh kebijaksanaan mengembil posisi pada pertahanan berikutnya
kearah Muara Rawas (Depdikbud, 1984:22). Tetapi sebelumnya, beliau menyerahkan
pimpinan kesultanan kepada Adipati Raden Husin. Karena pemerintahan sudah
dialihkan kepada Raden Husin, Inggris tidak berhasil bertemu dengan Sultan
Mahmud Badaruddin II. Ini berarti suatu kegagalan, lalu Inggris melakukan
politik “Devide et Impera” dan
diakuailah Raden Husin sebagai sultan
Palembang dengan gelar Ahmad Najamuddin II tetapi beliau harus menandatangani
perjanjian yang isinya antara lain penyerahan Bangka dan Belitung kepada
Inggris. Akhirnya pada tanggal 224 April 1812, Pulau Borang jatuh di tangan
Inggris Hanafiah (dalam Nopriana, 2005:31).
Untuk mempertahankan
posisinya Sultan Mahmud Badaruddin II mendirikan kubu-kubu pertahanan dan
tembok-tembok untuk menghalang perahu-perahu musuh (Depdikbud, 1984:23).
Pemerintah Inggris mengangkat Kapten Meares sebagai residen Inggris di Palembang,
Meares ditugaskan untuk menangkap Sultan Mahmud Badaruddin II. Pertempuran
antara Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Inggris tak dapat terelakan di Bangka
dengan kemenangan di pihak sultan, Meares tertembak dan meninggal. Kapten
Meares digantikan oleh Mayor Robinson dan mulai bertugas pada 13 Februari 1813.
Robinson berusaha mengadakan kontak dengan Sultan Mahmud Badaruddin II, antara
lain menawarkan tempat tinggal dan perlindungan bagi Sultan Mahmud Badaruddin
dan keluarganya di wilayah kekuasaan Inggris Hanafiah, ( dalam
Nopriana,2005:31). Kebijakan Mayor Robinson ini tidak disetujui oleh Raffles
dan Robinson dipecat dari jabatannya, bukan saja karena kebijakannya tersebut
bahkan dia telah mengacaukan perkonomian Inggris (Depdikbud, 1984:23).
Kemudian Raffles kembali
mengirimkan residennya di Palembang yang dipimpin oleh Mayor Colebrooke yang
ditugaskan mengembalikan keadaan seperti sebelum kedatangan Mayor Robinson
(Depdikbud,1984:24). Komisi tersebut memecat kembali Sultan Mahmud Badaruddin
II, dan mengangkat kembali Ahmad Najamuddin sebagai sultan Palembang
(Soetadji,1996:15). Namun keadaan itu berubah setelah terjadi Konvensi London
pada tanggal 13 Agustus 1814, yang menyatakan Inggris harus menyerahkan kembali
daerah-daerah Belanda di Indonesia. Akhirnya pada tanggal 19 Agustus 1816
penyerahan kekuasaan kepada Belanda terlaksana. Dengan demikian berakhirlah
periode perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II melawan Inggris dan mulailah
perlawanan terhadap Belanda (Depdikbud, 1984:24).
2.3.3 Perlawanan Terhadap Belanda (1816)
Konvensi London pada
tanggal 13 Agustus 1814 membuat Inggris menyerahkan kembali kepada Belanda
semua koloninya di seberang lautan sejak Januari 1803. Sementara di Palembang
terdapat dua kekuasaan, disatu pihak ialah Sultan Ahmad Najamuddin II yang
resmi menjadi sultan Palembang tetapi di pihak lain ada Sultan Mahmud
Badaruddin II yang masih dihormati oleh rakyat Palembang (Depdikbud, 1984:25).
Belanda kemudian
mengangkat Herman Warner Muntinghe sebagai komisaris di Palembang. Tindakan
pertama yang dilakukannya adalah politik adu domba yaitu dengan menurunkan
Ahmad Najamuddin dari tahtanya sebagai raja yang berdaulat. Sultan Ahmad
Najamuddin lalu mengabarkan kepada Raffles di Bengkulu perihal perbuatan
Muntinghe di Palembang. Raffles segera mengirimkan sejumlah pasukan ke Keraton
Kuto Lamo dan setibanya disana bendera Inggris dinaikan. Kejadian ini membuat
Belanda marah, Keraton Kuto Lamo di kepung dan pasukan Inggris ditangkap.
Muntinghe menuduh dan meminta pertanggung jawaban dari Ahmad Najamuddin II atas
kejadian itu, akhirnya Sultan Ahmad Najamuddin II diasingkan ke Cianjur
(Depdikbud, 1984:25).
Tindakan Muntinghe ini
sangat membuat marah Sultan Mahmud Badaruddin II. Beliau mengirimkan utusan ke
daerah-daerah agar rakyat lebih meningkatkan pertahanan dan mengadakan
perlawanan bergerilya. Pada saat Muntinghe ke Musi Rawas, dia beserta
rombongannya mendapatkan perlawanan dari rakyat di sana dan berakhir kekalahan
dipihak Muntinghe dan Belanda banyak mengalami kerugian (Depdikbud, 1984:26)).
Kekalahan ini membuat
Belanda marah, kemudian Gubernur Jenderal Van de Capellen bersama Laksamana
Wolterbeek dan Mayjen De Kock merencanakan penyerbuan kembali ke Palembang
(Soetadji,1996:16). Ekspedisi tiba di Mentok pada tanggal 13 Agustus 1819
dengan diperkuat 4 kapal perang, beberapa kapal kecil dan beberapa orang
serdadu. Pada pertengahan September 1819 ekspedisi berangkat ke Palembang
kemudian berlabuh di Sungai Kundur. Muntinghe mengutus bawahan Sultan Ahmad
Najamuddin untuk menemui Sultan Mahmud Badaruddin II dengan tujuan agar Sultan
Mahmud Badarudin II menyerah. Tetapi perintah Muntinghe di tolak oleh Sultan
Mahmud Badaruddin II (Depdikbud,1984:28). Pada saat penyerbuan Inggris,
kekuatan Palembang lebih dipusatkan di pulau Borang, tetapi kali ini pertahanan
ditempatkan di sepanjang Sungai Musi terutama di sekitar Plaju dan pulau Kemaro
dengan panglima perang Najamudin III (Soetadji,1996:17). Di kedua tempat ini
Sultan Mahmud Badaruddin II telah mempersiapkan pertahanan yang cukup kuat. Hal
ini membuat Belanda kagum dan terheran melihat perlawanan Sultan Mahmud
Badaruddin II dan bukan itu saja Belanda juga mengagumi cara meletakan meriam
sehingga dapat melakukan penembakan silang tau ‘Kuisvuur”. Dengan persiapan
yang baik ini akhirnya kemenangan berada pihak Palembang (Depdikbud, 1984:18).
Tanggal 20 Juni 1821,
Jenderal De Kock mengarahkan seluruh kekuatannya untuk menembus pertahanan
Palembang, Belanda berhasil menempatkan kapal perangnya dan mencabuti
cerucup-cerucup yang diletakan di Sungai Musi. Tetapi pada hari jum’at tanggal
22 Juni 1821 Belanda tidak mengadakan serangan. Sultan mengira De Kock
menghormati hari suci umat Islam. Untuk membalas sikap Belanda tersebut, sultan
memerintahkan agar pasukannya tidak menyerang pada minggu sebagai hari suci
bagi umat Kristiani. Siasat Belanda kali ini berhasil, pasukan sultan
dikejutkan dengan tembakan-tembakan meriam dari pihak Belanda. Akhirnya Pulau
Kemaro dapat diduduki Belanda dan seluruh pertahanan sultan disepanjang Sungai
Musi sudah tak berdaya lagi. Belanda mulai menyerang Keraton Kuto Besak, dengan dikuasainya Keraton Kuto
Besak maka tamatlah kekuasan Sultan Mahmud Badaruddin II. Sultan Mahmud
Badaruddin II akhirnya mau memenuhi permintaan de Kock tetapi dengan syarat
memberikan waktu kepadanya beserta keluarga untuk pergi dari Palembang, tetapi
setelah batas waktu yang diberikan habis Sultan belum juga mau berangkat dari
Palembang akibatnya pada bulan Maret 1822 beliau di asingkan ke Ternate
(Depdikbud, 1984:35). Karena jasa dan perjuangannya, maka berdasarkan kaputusan
Presiden RI No. 063/TK/Tahun 1984 tanggal 29 Oktober 1984, Sultan Mahmud
Badaruddin II dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional dan patut di jadikan suri teladan
bagi seluruh rakyat bangsa Indonesia, khususnya bagi masyarakat Sumatera
Selatan.
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1
Metode
Penelitian
Berdasarkan penelitian
yang penulis buat, maka pada penelitian ini penulis menggunakan metode
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
mendeskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada misalnya mengenai kondisi
atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang
berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau kecendrungan yang sedang
berkembang (Sumanto, 1995:77). Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan
untuk mengambarkan secara sistematis fakta dan karateristik objek atau subjek
yang sedang diteliti secara tepat (Sukardi, 2003:157) penelitian deskriptif
ini bertujuan memberikan gambaran
bagaimana persepsi siswa Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Ogan Ilir terhadap
Sultan Mahmud Badaruddin II.
3.2
Populasi
dan Sampel
3.2.1 Populasi
“Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik
kesimpulannya” (Sugiono,2009:61). Sesuai dengan batasan masalah dan tujuan
penelitian maka populasi dalam penelitian ini adalah 59 Sekolah Dasar Negeri
yang ada di Kabupaten Ogan Ilir.
3.2.2 Sampel
Sampel
adalah sebagian jumlah populasi yang dipilih untuk di jadikan sumber data
(Sukardi,2003:54). Adapun tekhnik pengambilan sampel menggunakan tekhnik Cluster Sampling. Cluster Sampling adalah tekhnik
yang digunakan untuk menentukan sampel apabila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya
penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten (Sugiono,2009:121). Dalam
penelitian ini peneliti mengambil populasi dalam sebuah kabupaten dan sampelnya
3 sekolah dari 59 SD yang ada dikabupaten tersebut. Pengambilan 3 SD ini
dikarenakan luasnya wilayah yang menjadi area sampel. Dalam memilih siswa
di 3 SD dari 59 SD di Kabupaten Ogan Ilir
dilakukan secara acak sederhana, peneliti mengambil 20 orang siswa pada setiap
kelas IV dari setiap 1 Sekolah Dasar Negeri, yang akhirnya berjumlah 60 orang
siswa yang akan dijadikan sampel. Pengambilan sampel sebanyak 20 siswa setiap
SD nya dimaksudkan agar data mengenai persepsi siswa tersebar secara merata
sehingga data yang dikumpulkan seimbang. Peneliti mengambil kelas IV karena di dalam buku
Kurikiulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di kelas IV semester I terdapat materi yang di dalam Kompetensi
Dasarnya meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya.
3.3
Variabel
Penelitian
Variabel penelitian adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditentukan oleh penelitian untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2004:32). Menurut Arikunto (2006:99) variabel
ialah objek penelitian atau apa yang menjadi titik dalam suatu penelitian.
Variabel atau titik perhatian dalam penelitian ini adalah persepsi siswa
Sekolah Dasar Negeri Ogan Ilir terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II.
Persepsi adalah pandangan
atau pendapat seseorang mengenai sesuatu. Persepsi ini dipengaruhi oleh
faktor-faktor pengalaman, proses belajar, dan pengetahuan (Mar’at,1982:22).
Siswa adalah pelajar yang mempelajari tentang sejarah perjuangan pahlawan
nasional, diantaranya adalah kepahlawanan Sultan Mahmud Badaruddin II yang
merupakan Kesultanan Palembang Darusalam ke VII.
3.4
Definisi
Operasional Variabel
Definisi operasional
variabel tak lain dari pada merubah konsep-konsep berupa dengan kata-kata yang
mengambarkan prilaku atau gejala yang diamati dan dapat diuji kebenarannya oleh
orang lain Koentjaraningrat (dalam Nopriana,2005:42). Dalam penelitian ini ada
2 variabel yaitu:
a.
Persepsi siswa
Persepsi adalah pengetahuan, pandangan dan
sikap siswa kelas IV di 3 Sekolah Dasar Negeri di kabupaten Ogan Ilir. Persepsi
dalam penelitian ini di definisikan sebagai suatu proses aktivitas siswa
Sekolah Dasar Negeri di kabupaten Ogan Ilir dalam memberikan penilaian terhadap
pengetahuan, pandangan dan sikap siswa Sultan Mahmud Badaruddin II.
b. Sultan Mahmud Badarudin II
Sultan Mahmud Badaruddin II adalah seorang
pejuang yang pernah berjasa dalam melawan para penjajah untuk mempertahankan
wilayahnya berasal dari daerah Sumatera Selatan tahun (1803-1819).
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Untuk
pengumpulan data peneliti menggunakan teknik penelitian yaitu metode angket atau kuisioner, metode tes dan
wawancara.
a)
Angket atau Kuesioner
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadi, atau
hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2006:124). Jumlah kuesioner yang disebarkan
60 eksemplar, yang dibagikan kepada 20 orang anak pada setiap kelas empat dari
tiga Sekolah Dasar Negeri yang dijadikan sampel di Kabupaten Ogan Ilir. Jumlah
soal kuesioner tersebut 20 soal yang berisi pandangan, dan sikap siswa terhadap
Sultan Mahmud Badaruddin II.
b)
Tes
Tes adalah
suatu prosedur sistematis untuk mengamati dan mencandrakan satu atau lebih
karakteristik seseorang dengan menggunakan skala numerik atau sistem kategori
(Silverius, 1991:5). Tes peneliti terapkan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan siswa terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II, dalam pemberian tes ini
terlebih dahulu sudah melalui hasil validasi dari dosen Unsri.
c)
Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi, serta
merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi dengan jalan bertanya
langsung kepada responden Singarimbum (dalam Nopriana, 2005:43). Tujuan dari
teknik wawancara adalah untuk memperoleh data yang lebih lengkap dalam
menentukan inti persoalan yang sedang diteliti dengan cara bertanya langsung
kepada guru dan siswa.
3.6.1
Teknik
Analisis Data
a)
Persentase Angket
Untuk memperoleh data yang diperoleh dari angket, peneliti
menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 1995:160).
P =
Keterangan :
P: persentase setiap alternatif jawaban
F : frekuensi siswa yang memilih setiap
alternatif
N : jumlah siswa sampel
b)
Penyelesaian tes
Untuk menganalisis data, penulis berpedoman kepada kriteria
penilaian dengan menggunakan cara kuantitatif dengan rentang 1-10. perhitungan
nilai tes menggunakan rumus sebagai berikut (Depdikbud, 1989:47).
N
Keterangan :
N: Nilai yang dicari
B: Jumlah jawaban yang benar
S: Jumlah soal
c)
Hasil wawancara
Hasil wawancara didapat dari interview langsung dengan guru dan
siswa yang dijadikan sampel di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir. Hasil
dari wawancara dilampirkan dalam setiap pembahasan hasil tes dan angket.
Penggunaan wawancara ini untuk
mendapatkan alasan jawaban siswa mengenai pandangan dan sikap mereka
terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II.
d)
Metode analisis data
Untuk mendapatkan hasil bagaimana persepsi siswa Sekolah
Dasar Negeri terhadap pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II secara
keseluruhan meliputi hasil tes pengetahuan serta hasil angket pandangan dan sikap,
peneliti konversikan berdasarkan tabel
distribusi tingkat persepsi berikut.
Tabel 3.1. Distribusi Tingkat Persepsi Siswa Terhadap
SMB II
No
|
Interval
|
Kriteria
|
1.
|
81 - 100
|
Sangat Baik
|
2.
|
61 - 80
|
Baik
|
3.
|
41 - 60
|
Cukup
|
4.
|
21 - 40
|
Kurang
|
5.
|
0-20
|
Kurang Sekali
|
Arikunto
(2008:35).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa di SDN 02
Indralaya, SDN 02 Indralaya Selatan dan siawa SDN 02 Indralaya Utara terhadap
tokoh pahlawan Nasional Sultan Mahmud Badaruddin II, maka peneliti memberikan
pertanyaan berupa tes untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan siswa,
dan memberikan pertanyaan berupa angket untuk mengetahui pandangan dan sikap
siswa terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II, Setelah peneliti mendapatkan
jawaban dari siswa, maka hasilnya dianalisis untuk mendapatkan gambaran yang
lebih jelas tentang subjek yang diteliti.
4.1.1 Analisis Data Tes
Pengetahuan Terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II
Pada tabel no.2, no.3, dan no.4 berikut ini adalah tabel
yang digunakan untuk mengetahui dari mana dan bagaimana cara siswa untuk
mengetahui tokoh pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II.
Tabel 4.1. Data Pernahkah Siswa Mendengar Tentang Sejarah Tokoh Pahlawan Nasional SMB II
No
|
Jawaban
|
SDN
02 Indralaya
|
SDN
02
Indralaya
Selatan
|
SDN
02 Indralaya Utara
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
1
|
a. Pernah
b.Tidak pernah
c. Sering
|
20
0
0
|
100,00
00,00
00,00
|
20
0
0
|
100,00
00,00
00,00
|
20
0
0
|
100,00
00,00
00,00
|
Sumber pengolahan data primer (April 2010)
Dari tabel di atas,
menerangkan bahwa dari 60 orang responden yang memberikan jawaban, sebanyak 60
orang siswa menjawab sudah pernah atau 100,00% dari jumlah responden yang
diambil pada kelas IV SDN 02 Indralaya, kelas IV SDN 02 Indralaya Selatan dan
SDN 02 Indralaya Utara sudah pernah mendengarkan atau mengetahui tentang tokoh
pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II. Sedangkan siswa yang menjawab
sering mendengarkan tentang Sultan Mahmud Badarudin II tidak ada atau 00,00%,
ini juga menunjukan bahwa nama tokoh pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin
II tidaklah asing lagi bagi siswa kelas IV SDN 02 Indralaya. Sementara yang
menjawab tidak pernah mendengarkan tentang Sultan Mahmud Badaruddin II juga
tidak ada atau 00,00%. Dari hasil wawancara dengan siswa di tiga SDN yang ada
di Kabupaten Ogan Ilir tersebut sudah pernah mendengarkan tentang Sultan Mahmud
Badaruddin II.
Dari data ini dapat kita lihat bahwa semua siswa yang
dijadikan responden dalam penelitian sudah pernah mendengarkan tentang sejarah
tokoh pahlawan Nasional Sultan Mahmud Badaruddin II.
Tabel 4.3. Data Sumber
Siswa Mendapatkan Informasi Mengenai SMB II
No
|
Jawaban
|
SDN
02 Indralaya
|
SDN
02 Indralaya Selatan
|
SDN
02 Indralaya Utara
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
1
|
a. Orang tua
b.Teman
c. Guru di sekolah
|
0
0
20
|
00,00
00,00
100,00
|
0
0
20
|
00,00
00,00
100,00
|
0
0
20
|
00,00
00,00
100,00
|
Sumber pengolahan data primer (April 2010)
Dari tabel 3 di
atas menerangkan tidak ada siswa yang menjawab bahwa mereka mendapatkan
informasi tentang Sultan Mahmud Badaruddin II dari orang tua mereka, atau
00,00% dari semua responden yang ada. Sementara yang mendapatkan informasi dari
temannya juga menjawab 00,00%. Semua siswa yang dijadikan responden mengaku
bahwa mereka mendapatkan informasi mengenai tokoh sejarah Sultan Mahmud
Badaruddin II dari guru mereka atau sebanyak 100,00% dari total 60 responden
yang ada di kelas IV di tiga SDN di Kabupaten Ogan Ilir.
Dari data di atas
kita dapat melihat bahwa dari seluruh siswa yang dijadikan responden yang ada
di 3 SDN Kabupaten Ogan Ilir mendapatkan informasi mengenai Sultan Mahmud
Badaruddin II dari guru mereka di sekolah.
Tabel 4.4. Data Pernah Atau
Tidaknya Guru Memberikan Pelajaran SMB
II di Kelas IV
No
|
Jawaban
|
SDN 02 Indralaya
|
SDN
02 Indralaya Selatan
|
SDN
02 Indralaya Utara
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
1
|
a. Pernah
b.Tidak pernah
c. Sering
|
20
0
0
|
100,00
00,00
00,00
|
20
0
0
|
100,00
00,00
00,00
|
20
0
0
|
100,00
00,00
00,00
|
Sumber pengolahan data primer (April 2010)
Dari data tabel di
atas menunjukan bahwa sebanyak 60 orang siswa atau 100,00% dari jumlah
responden menyatakan guru mereka pernah memberikan pelajaran mengenai Sultan
Mahmud Badaruddin di kelas. Sedangkan yang menjawab sering dan tidak ada 00,00%
. Ketika di wawancarai murid yang menjawab bahwa guru mereka pernah memberikan pelajaran
tentang sultan Mahmud Badaruddin II di kelas, mengatakan bahwa yang di
sampaikan guru mereka di kelas tidak banyak hanya sekilas tentang Sultan Mahmud
Badaruddin II.
Dari data diatas,
kita dapat melihat jawaban dari seluruh siswa yang di jadikan responden
menyatakan bahwa guru mereka telah mengajarkan materi mengenai Sultan Mahmud
Badaruddin II secara umum di kelas mereka.
Untuk mengetahui
sejauhmana pengetahuan siswa di 3 SDN Kabupeten Ogan Ilir terhadap Sultan
Mahmud Badaruddin II maka peneliti memberikan soal tes. Tes yang diberikan
berupa soal objektif sebanyak 10 soal, tujuan pemberian soal tersebut untuk
mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan Sultan Mahmud Badaruddin II mulai dari
daerah asal, bentuk perjuangan dan akhir dari perjuangan beliau. Untuk
mengetahui hasil rata-rata yang diperoleh siswa kelas IV di 3 SDN yang
dijadikan sampel dalam menjawab soal tes pengetahuan maka ada pada tebel 5
berikut.
Tabel 4.5. Distribusi Nilai
Hasil Tes Pengetahuan siswa Terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II
No
|
Interval
|
F1
|
F2
|
F3
|
∑F
|
X1
|
F1X1
|
1
|
5 - 5,7
|
0
|
0
|
1
|
1
|
5,35
|
5,35
|
2
|
5,8 - 6,5
|
2
|
0
|
1
|
3
|
6,15
|
18,45
|
3
|
6,6 - 7,3
|
8
|
3
|
4
|
15
|
6,95
|
104,25
|
4
|
7,4 - 81
|
6
|
7
|
3
|
16
|
7,75
|
124
|
5
|
8,2 - 8,9
|
0
|
0
|
0
|
0
|
8,55
|
0
|
6
|
9 - 9,7
|
4
|
5
|
5
|
14
|
9,35
|
130,9
|
7
|
9,8 - 10,5
|
0
|
5
|
6
|
11
|
10,15
|
111,65
|
Jumlah
|
|
|
|
60
|
|
494,6
|
|
Rata-rata
|
8,24
|
Keterangan :
1.
Interval = rentang nilai
2.
F1 =
frekwensi jawaban SDN 02 Indralaya
3.
F2 =
frekwensi jawaban SDN 02 Indralaya Utara
4.
F3 = frekwensi jawaban SDN 02 Indralaya
Selatan
5.
∑F = jumlah frekwensi dari ke 3 SDN yang
dijadikan sampel
6.
X1 = nilai tengah tentang data
7.
F1X1 = jumlah nilai dalam setiap rentang
Berdasarkan hasil
jawaban tes pengetahuan pada tabel 5 di atas, diketahui bahwa dari 10 soal tes
yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap Sultan
Mahmud Badaruddin II pada 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir. Maka siswa yang berada dikriteria cukup ada 4
orang, siswa yang yang berada dikriteria baik ada 31 orang dan yang berada
dikriteria sangat baik ada 25 orang. Dari 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini, siswa yang paling baik nilai
pengetahuannya terdapat di SDN 02 Indralaya Utara, dari 20 orang responden yang
diambil tidak ada siswanya mendapat nilai cukup, 10 orang siswa mendapat nilai
baik dan 10 orang siswa mendapat nilai sangat baik. Sementara siswa yang agak
kurang pengetahuannya tentang SMB II terdapat di SDN 02 Indralaya, dari 20
orang responden yang diambil siswa yang
mendapat nilai cukup, ada 2 orang, yang mendapat nilai baik ada 14 orang dan
yang mendapat nilai sangat baik ada 4 orang.
Dari data tabel di atas, kita dapat melihat
bahwa rata-rata siswa kelas IV dari ke 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir sudah
mempunyai pengetahuan tentang pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II
sebesar 8,24% dan berada pada kriteria yang sangat baik.
Tabel 4.6. Hasil Tes
Pengetahuan Siswa Terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II
No Soal
|
Jawaban Siswa Yang Benar
|
Jumlah
|
|||||
SDN
02 Indralaya
|
SDN
02 Indralaya Utara
|
SDN
02 Indralaya Selatan
|
|||||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
17
|
85%
|
18
|
90%
|
20
|
100%
|
55
|
17
|
85%
|
20
|
100%
|
11
|
55%
|
48
|
|
20
|
100%
|
19
|
95%
|
20
|
100%
|
59
|
|
15
|
75%
|
17
|
85%
|
19
|
95%
|
51
|
|
11
|
55%
|
10
|
50%
|
15
|
75%
|
36
|
|
18
|
90%
|
20
|
100%
|
19
|
95%
|
57
|
|
13
|
65%
|
19
|
95%
|
17
|
85%
|
49
|
|
12
|
60%
|
11
|
55%
|
10
|
50%
|
33
|
|
19
|
95%
|
18
|
90%
|
19
|
95%
|
56
|
|
15
|
75%
|
19
|
95%
|
18
|
90%
|
52
|
Berdasarkan hasil jawaban tes pengetahuan pada tabel 6
di atas, diketahui bahwa dari 10 soal tes yang digunakan untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan siswa terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II pada 3 SDN
di Kabupaten Ogan Ilir. Maka siswa yang
paling banyak benar adalah pada soal nomor 3. Dimanakah museum Sultan Mahmud
Badaruddin II?. Pada soal ini ada sebanyak 59 orang siswa atau 98,33%,
berikutnya soal nomor 6, SMB II mengalami kekalahan dalam perang karena?, ada
sebanyak 57 siswa atau 95,00%, dan pada soal nomor 9 apa nama negara penjajah
yang menjadi musuh Sultan Mahmud Badaruddin II?, ada sebanyak 56 siswa atau
93,33%. Sementara soal yang lebih banyak salah atau kurang mampu siswa dalam
menjawabnya adalah soal nomor 8, apa usaha yang dilakukan oleh Sultan Mahmud
Badaruddin II dalam membangun Palembang. Pada soal ini ada sebanyak 33 orang
siswa menjawab atau 55,00%. Selanjutnya pada Soal nomor 5, dimanakah letak
makam Sultan Mahmud Badaruddin II,? ada sebanyak 36 orang siswa atau 60,00%
yang menjawab. Pada soal nomor 8 dan nomor 5 ini siswa banyak yang salah kerena
tidak mengetahui jawabannya.
Dari data tabel di atas, kita dapat melihat dari ke 3
SDN di Kabupaten Ogan Ilir sudah mempunyai pengetahuan tentang pahlawan
nasional Sultan Mahmud Badaruddin II, walaupun masih ada beberapa soal yang
kurang mereka pahami yaitu pada soal nomor 5 dan nomor 8, namun secara umun
siswa dari ke 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir yang di jadikan sampel sudah
mempunyai pengetahuan terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II.
4.1.2 Analisis Data Angket Mengenai Pandangan Siswa Terhadap
Sultan Mahmud Badaruddin II
Pada tabel no.7 sampai no.16 berikut ini adalah tabel
yang digunakan untuk mengetahui bagaimana pandangan siswa kelas IV di 3 SDN di
Kabupaten Ogan Ilir terhadap tokoh pahlawan Nasional Sultan Mahmud Badaruddin
II.
Tabel 4.7. Data Pandangan Siswa Terhadap Kecerdikan SMB II Dalam
Mengusir Penjajah
No
|
Jawaban
|
SDN 02 Indralaya
|
SDN
02 Indralaya Utara
|
SDN
02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
1
|
a. Senang
b. Tidak senang
c. Biasa saja
|
16
2
2
|
80,00
10,00
10,00
|
20
0
0
|
100,00
00,00
00,00
|
12
8
0
|
60,00
40,00
00,00
|
Sumber pengolahan data primer (April 2010)
Dari tabel 7 di
atas menunjukan perbedaan pandangan siswa mengenai taktik atau kecerdikan
Sultan Mahmud Badaruddin II dalam mengusir penjajah, dari 60 responden yang
diambil di 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir yang menyatakan senang sebanyak 48
orang siswa atau 80,00%, dari seluruh responden, sementara yang menjawab tidak
senang sebanyak 10 orang siswa atau sekitar 16,66%. Sedangkan yang menjawab
biasa saja juga ada 2 orang atau 03,33%. Siswa yang menjawab tidak senang
terhadap kecerdikan Sultan Mahmud Badarudin dalam mengusir penjajah dengan
alasan tidak mengetahui apa kecerdikan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud
Badarudin II, sedangkan siswa yang menjawab senang mempunyai alasan karena
kecerdikan Sultan Mahmud Badaruddin II maka penjajah yang ingin masuk ke daerah
Palembang kesulitan. Siswa yang menjawab biasa saja beralasan karena tidak
mengetahui dengan kecerdikan apa yang dilakukan Sultan Mahmud Badaruddin II
ketika berperang.
Dari data ini, terdapat adanya perbedaan pandangan
antara ke 3 SDN yang dijadikan sampel mengenai pandangan mereka terhadap
kecerdikan Sultan Mahmud Badaruddin II dalam mengusir penjajah. Namun secara
umum mereka menyatakan senang 80,00% berbanding 20,00%.
Tabel 4.8. Data Pandangan
Siswa Terhadap Perjuangan SMB II Dalam Mengusir Penjajah
No
|
Jawaban
|
SDN 02 Indralaya
|
SDN 02 Indralaya Utara
|
SDN 02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
2
|
a. Senang
b. Tidak senang
c. Biasa saja
|
17
2
1
|
85,00
10,00
05,00
|
20
0
0
|
100,00
00,00
00,00
|
18
0
2
|
90,00
00,00
10,00
|
Sumber pengolahan
data primer (April 2010)
Pada tabel 8 di
atas menerangkan bahwa dari 60 responden sebanyak 55 orang siswa dari 3 SDN di
Kabupaten Ogan Ilir menjawab senang atau sekitar 91,66% mengenai pandangan
mereka terhadap perjuangan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud Badaruddin II,
sementara siswa yang menjawab tidak senang ada 2 orang atau 03,33% dan itu
berasal dari SDN 02 Indralaya, yang menjawab biasa saja ada sebanyak 3 orang
atau 05,00%. Berdasarkan wawancara dengan siswa yang berasal dari SDN 02
Indralaya yang menjawab tidak senang dengan Perjuangan yang dilakukan oleh
Sultan Mahmud Badaruddin II, beralasan karena tidak bisa melihat perjuangan
yang dilakukan oelh Sultan Mahmud Badaruddin II lagi. Sementara siswa yang
menyatakan senang secara umum beralasan karena bangga adanya seorang pemimpin
yang mau berperang demi kemakmuran penduduk wilayahnya (Sumatera Selatan).
Dari data di atas dapat dilihat bahwa masih ada
perbedaan pandangan antara siswa mengenai perjuangan yang dilakukan oleh Sultan
Mahmud Badaruddin II dalam mengusir penjajah, walaupun secara umun siswa sudah
menyatakan senang dengan perbandingan 91,66 dan 08,33.
Tabel
4.9. Data Pandangan Siswa Terhadap
Sultan Mahmud Badaruddin II
No
|
Jawaban
|
SDN 02 Indralaya
|
SDN
02 Indralaya Utara
|
SDN
02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
3
|
a. Senang
b. Tidak senang
c. Biasa saja
|
20
0
0
|
100,00
00,00
00,00
|
20
0
0
|
100,00
00,00
00,00
|
20
0
0
|
100,00
00,00
00,00
|
Sumber pengolahan data primer (April 2010)
Dari data yang
tersaji pada tabel 9 di atas, menunjukan bahwa 60 orang siswa yang dijadikan
responden menjawab senang dengan Sultan Mahmud Badaruddin II, yaitu sebanyak 60
orang atau 100,00% dari jumlah responden yang ada. Sedangkan yang menjawab
tidak senang dan biasa saja dengan Sultan Mahmud Badaruddin II tidak ada. Siswa
yang memberikan pandangan senang dengan Sultan Mahmud Badaruddin II beralasan
sangat senang dan merasa bangga mempunyai seorang tokoh pahlawan nasional yang
mau berkorban membela daerahnya.
Dari data ini, dapat kita lihat tidak adanya perbedaan
pandangan antara siswa kelas IV di 3 SDN
di Kabupaten Ogan Ilir yang dijadikan sampel mengenai pandangan mereka terhadap
Sultan Mahmud Badaruddin II. Secara umum semua siswa menyatakan senang dan
tidak ada yang menyatakan tidak senang terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II.
Tabel 4.10. Data Pandangan
Siswa Apabila Sultan Mahmud Badarudin II Gugur Dalam Perperangan
No
|
Jawaban
|
SDN 02 Indralaya
|
SDN
02 Indralaya Utara
|
SDN
02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
4
|
a. Senang
b. Tidak senang
c. Biasa saja
|
0
20
0
|
00,00
100,00
00,00
|
0
20
0
|
00,00
100,00
00,00
|
0
20
0
|
00,00
100,00
00,00
|
Sumber pengolahan
data primer (April 2010)
Dari tabel 10 di
atas menerangkan bahwa pandangan siswa kelas IV di 3 SDN yang dijadikan sampel
yang menyatakan senang apabila Sultan Mahmud Badaruddin II gugur dalam
perperangan tidak ada, sedangkan yang menyatakan tidak senang sebanyak 60 orang siswa atau 100,00% dari
semua jumlah responden. Dari hasil wawancara dengan siswa yang menjawab tidak
senang dengan gugurnya Sultan Mahmud Badarudin II di dalam perperangan
beralasan tidak mau kehilangan seorong pahlawan yang telah berjasa terhadap
negeri ini, karena jasanya sudah sangat banyak.
Dari data di atas terlihat bahwa siswa kelas IV di 3
SDN di Kabupaten Ogan Ilir yang
dijadikan sampel mempunyai pandangan yang sama apabila Sultan Mahmud Badaruddin
II gugur dalam perperangan maka mereka tidak senang.
Tabel 4.11. Data Pandangan
Siswa Apabila SMB II Tidak Pernah Ada Sumatera Selatan
No
|
Jawaban
|
SDN 02 Indralaya
|
SDN
02 Indralaya Utara
|
SDN
02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
5
|
a. Senang
b. Tidak senang
c. Biasa saja
|
0
20
0
|
00,00
100,00
00,00
|
0
20
0
|
00,00
100,00
00,00
|
0
20
0
|
00,00
100,00
00,00
|
Sumber pengolahan data primer (April 2010)
Dari tabel di atas
menerangkan bahwa semua siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir
mempunyai pandangan yang sama apabila Sultan Mahmud Badaruddin II tidak pernah
ada di Sumatera Selatan. Sebanyak 60 orang siswa yang dijadikan sampel tidak
ada siswa yang menjawab senang, sementara siswa yang menjawab tidak senang
sebanyak 60 orang atau 100,00%, yang menjawab biasa saja juga tidak ada. Siswa
yang memberikan jawaban tidak senang apabila Sultan Mahmud Badaruddin II tidak
ada Sumatera Selatan beralasan karena tanpa seorang Sultan Mahmud Badarudin II
maka daerah Sumatera Selatan telah lama dijajah dan dikuasai oleh para penjajah.
Jadi dapat disimpulkan hubungan pandangan siswa terhadap keberadaan SMB II di
Palembang yaitu secara keseluruhan 100% siswa senang dan menghargai keberadaan
SMB II.
Dari data di atas dapat kita lihat adanya pandangan yang
sama antara semua siswa merupakan sampel
apabila Sultan Mahmud Badaruddin II tidak pernah ada di Sumatera Selatan yaitu
merasa tidak senang.
Tabel 4.12. Data Pandangan
Siswa Dengan Adanya Peninggalan SMB II
No
|
Jawaban
|
SDN 02 Indralaya
|
SDN
02 Indralaya Utara
|
SDN
02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
6
|
a. Senang
b. Tidak senang
c. Biasa saja
|
7
9
4
|
35,00
45,00
20,00
|
19
0
1
|
95,00
00,00
05,00
|
11
7
2
|
55,00
35,00
10,00
|
Sumber pengolahan data primer (April 2010)
Pada tabel 12 di atas menerangkan bahwa dari 60
responden yang diambil di 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir mempunyai pandangan
berbeda mengenai adanya peninggalan sejarah dari Sultan Mahmud Badaruddin II.
Siswa yang menjawab senang ada 37 orang atau sekitar 61,66%, siswa yang
menjawab tidak senang ada sebanyak 16 orang atau 26,66%, sedangkan siswa yang
menjawab biasa saja sebanyak 7 orang atau 11,66%. Pada SDN 02 Indralaya dan SDN
02 Indralaya Selatan mempunyai jawaban pandangan yang tidak senang paling banyak
ada 16 orang. Begitu juga dengan jawaban biasa saja ada 6 orang siswa,
sedangkan dari SDN 02 Indralaya Utara hanya ada 1 orang.
Berdasarkan wawancara dengan siswa yang berasal dari SDN
02 Indralaya yang menjawab tidak senang dengan Peninggalan sejarah dari Sultan
Mahmud Badaruddin II, beralasan karena belum mengetahui semua contoh
peninggalan sejarah Sultan Mahmud Badaruddin II, siswa dari SDN 02 Indralaya
Selatan yang menjawab tidak senang beralasan belum pernah mengunjunginya secara
dekat dan kurang mengetahui contoh peninggalanya. Sementara siswa yang
menyatakan senang secara umum beralasan dengan adanya peninggalan Sultan Mahmud
Badaruddin II maka kita bisa mempelajari dan mengetahuinya. Dari data diatas,
dapat dilihat bahwa adanya perbedaan persepsi pandangan siswa di 3 SDN yang ada
di Kabupaten Ogan Ilir mengenai peninggalan sejarah dari Sultan Mahmud
Badaruddin II.
Tabel 4.13. Data Pandangan
Siswa Apabila Perjuangan Yang Dilakukan Oleh SMB II Mengalami Kekalahan
No
|
Jawaban
|
SDN 02
Indralaya
|
SDN 02 Indralaya Utara
|
SDN 02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
7
|
a. Senang
b. Tidak senang
c. Biasa saja
|
0
20
0
|
00,00
100,00
00,00
|
0
20
0
|
00,00
100,00
00,00
|
0
18
2
|
00,00
90,00
10,00
|
Sumber pengolahan
data primer (April 2010)
Dari data tabel 13 di atas, dapat diketahui pandangan
siswa apabila perjuangan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud Badaruddin II
mengalami kekalahan. Siswa yang memilih jawaban senang tidak ada, yang memilih
jawaban tidak senang ada sebanyak 58 orang atau 96,66%, dan yang memilih
jawaban biasa saja ada 2 orang siswa atau 03,33%. Siswa yang menjawab biasa
saja sebanyak 2 orang berasal dari SDN 02 Indralaya Selatan. Siswa yang memberikan pandangan tidak senang apabila Sultan Mahmud Badaruddin II
kalah dalam perperangan beralasan tidak mau dan tidak rela apa bila Sultan
Mahmud Badaruddin II kalah.
Dari data ini, dapat kita lihat adanya perbedaan
pandangan yang signifikan pada siswa di 3 SDN yang dijadikan sampel apabila
Sultan Mahmud Badaruddin II mengalami kekalahan dalam perperangan.
Tabel 4.14. Data Pandangan
Siswa Apabila SMB II Menang Dalam Perperangan
No
|
Jawaban
|
SDN 02 Indralaya
|
SDN 02 Indralaya Utara
|
SDN 02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
8
|
a. Senang
b. Tidak senang
c. Biasa saja
|
19
0
1
|
95,00
15,00
05,00
|
20
0
0
|
100,00
00,00
00,00
|
19
0
1
|
95,00
00,00
05,00
|
Sumber pengolahan data primer (April 2010)
Dari data tabel 14
di atas, dapat kita ketahui apabila Sultan Mahmud Badaruddin II menang dalam
perperangan maka pandangan siswa yang menjawab senang ada sebanyak 58 orang
atau 96,66%, semetara siswa yang menjawab tidak senang tidak ada, dan yang
menjawab biasa saja ada 2 orang siswa atau 03,33%. 2 orang siswa yang menjawab
biasa saja apabila Sultan Mahmud Badaruddin II menang dalam perperangan berasal
dari SDN 02 Indralaya dan SDN 02 Indralaya Selatan. Siswa yang memberikan pandangan senang apabila
Sultan Mahmud Badaruddin II menang dalam perperangan beralasan penjajah yang
masuk tidak berhasil, sehingga masyarakat kita aman. Sedangkan siswa yang
menyatakan biasa saja apabila Sultan Mahmud Badaruddin II menang dalam
perperangan beralasan karena perperangan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud
Badaruddin II sudah berlalu.
Dari data ini dapat kita lihat adanya perbedaan
pandangan yang signifikan antara siswa kelas IV di 3 SDN yang menjadi sampel,
namun secara umum siswa lebih senang apabila Sultan Mahmud Badaruddin II menang
dalam perperangan dengan porsentase 96,66% dan 03,33%.
Tabel 4.15. Data Pandangan
Siswa Dengan Adanya Museum SMB II Di Palembang
No
|
Jawaban
|
SDN 02
Indralaya
|
SDN 02 Indralaya Utara
|
SDN 02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
9
|
a. Senang
b. Tidak senang
c. Biasa saja
|
13
4
3
|
65,00
20,00
15,00
|
11
2
7
|
55,00
10,00
35,00
|
18
1
1
|
90,00
05,00
05,00
|
Sumber pengolahan data primer (April 2010)
Dari data tabel 15
di atas, menerangkan terdapatnya perbedaan pandangan antara siswa yang
dijadikan sampel mengenai adanya Museum Sultan Mahmud Badaruddin II di
Palembang, sebanyak 42 orang siswa atau 70,00% menyatakan senang. Sedangkan
yang menjawab tidak senang dengan di bangunnya Museum Sultan Mahmud Badaruddin
II di Palembang sebanyak 7 orang atau
11,66% dari sampel yang ada, sementara ada 11 orang siswa lagi atau 18,33%
memilih biasa saja dengan adanya Museum SMB II di Palembang. Dari hasil
wawancara siswa yang memberikan pandangan senang dengan adanya museum Sultan
Mahmud Badaruddin II di Palembang
beralasan bisa melihat peninggalan Sultan Mahmud Badaruddin II. Bagi siswa yang
tidak senang karena tidak mengetahui letak museum tersebut atau belum pernah
mengunjungi museum Sultan Mahmud Badaruddin II tersebut.
Dari data ini dapat kita lihat adanya perbedaan
pandangan siswa kelas IV di 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir yang dijadikan sampel
mengenai adanya Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.
Tabel 4.16. Data Pandangan
Siswa Terhadap Gambar SMB II Pada Lembaran Uang Kertas Senilai Rp. 10.000
No
|
Jawaban
|
SDN 02
Indralaya
|
SDN 02 Indralaya Utara
|
SDN 02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
10
|
a. Senang
b. Tidak senang
c. Biasa saja
|
17
3
0
|
85,00
10,00
00,00
|
13
1
6
|
65,00
05,00
30,00
|
16
1
3
|
80,00
05,00
15,00
|
Sumber pengolahan
data primer (April 2010)
Dari data tabel 16
di atas, menerangkan adanya perbedaan pandangan antara siswa kelas IV SDN yang
dijadikan sampel di Kabupaten Ogan Ilir mengenai gambar Sultan Mahmud
Badaruddin II di lembaran mata uang kertas senilai Rp.10.000. Sebanyak 46 orang
atau 76,66% siswa menjawab senang, Sedangkan yang merasa tidak senang dengan
adanya gambar Sultan Mahmud Badaruddin II pada lembaran uang kertas senilai
Rp.10.000 sebanyak 5 orang atau 08,33%, yang menjawab biasa saja ada 9 0rang
siswa atau 15,00% dari sampel yang ada. Dari hasil wawancara dengan siswa yang
memberikan pandangan tidak senang dengan adanya gambar Sultan Mahmud Badaruddin
II di lembaran uang Rp.10.000 menyatakan karena tidak pernah melihat lembaran
mata uang tersebut. Sementara bagi siswa yang menyatakan senang dengan adanya
gambar Sultan Mahmud Badaruddin II di lembaran mata uang Rp.10.000 beralasan
kalau Sultan Mahmud Badaruddin II tersebut sudah banyak berjasa sehingga pantas untuk dihargai. Bagi
siswa yang menjawab biasa saja beralasan karena tidak mengetahui contoh uang
tersebut atau karena mata uang tersebut sudah lama.
Dari data tabel
di atas, dapat kita lihat adanya perbedaan pandangan siswa kelas IV di 3 SDN
yang menjadi sampel terhadap adanya gambar Sultan Mahmud Badaruddin II pada
lembaran mata uang RP.10.000.
4.1.3 Analisis Data Angket
Mengenai Sikap Siswa Terhadap
Sultan Mahmud Badarudin II
Pada tabel no.17 sampai no.26 berikut ini adalah tabel
yang digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap siswa kelas IV SDN 02 Indralaya
terhadap tokoh pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II.
Tabel 4.17. Data Cara
Sikap Siswa Untuk Menghargai SMB II
Salah Satunya Dengan Berkunjung Ke Museum SMB II
No
|
Jawaban
|
SDN 02
Indralaya
|
SDN 02 Indralaya Utara
|
SDN 02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
1
|
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
|
17
2
1
|
85,00
10,00
05,00
|
19
0
1
|
95,00
00,00
05,00
|
17
1
2
|
85,00
05,00
10,00
|
Sumber pengolahan data primer (April 2010)
Pada tebel 17 di
atas, dari 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir yang dijadikan sampel dapat diketahui
sikap siswa yang memilih jawaban setuju untuk menghargai Sultan Mahmud
Badaruddin II salah satunya dengan berkunjung ke museumnya sebanyak 53 orang
atau sebesar 88,33% yang memilih jawaban tidak setuju ada sebanyak 3 orang atau
05,00%. Sementara yang memilih jawaban ragu-ragu ada 4 orang siswa atau sebesar
06,66% dari jumlah sampel yang ada. Siswa yang memilih jawaban setuju beralasan
dengan berkunjung ke museum Sultan Mahmud Badaruddin II maka semakin banyak
ilmu yang di dapat. Sedangkan yang memilih jawaban tidak setuju beralasan tidak
mengetahui tempat museum Sultan Mahmud Badaruddin II dan tidak pernah kesana,
begitu juga dengan siswa yang menjawab ragu-ragu.
Drai data di atas
adanya terdapat perbedaan mengenai persepsi sikap siswa kelas IV di 3 SDN di
Kabupaten Ogan Ilir terhadap cara
menghargai Sultan Mahmud Badaruddin II dengan berkunjung ke museumnya.
Tabel 4.18. Data Sikap Siswa Terhadap Adanya Bandara
Penerbangan SMB II Untuk Mengenang Jasa Kepahlawanan SMB II
No
|
Jawaban
|
SDN 02
Indralaya
|
SDN 02 Indralaya Utara
|
SDN 02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
2
|
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
|
16
2
2
|
80,00
10,00
10,00
|
19
0
1
|
95,00
00,00
05,00
|
18
1
1
|
90,00
05,00
05,00
|
Sumber pengolahan data primer (April 2010)
Dari tabel 18 di
atas, memberikan gambaran kepada kita tentang sikap siswa kelas IV di 3 SDN
yang dijadikan sampel terhadap adanya Bandara penerbangan Sultan Mahmud
Badaruddin II di Palembang yang di maksudkan untuk mengenang jasa kepahlawanan
Sultan Mahmud Badaruddin II. Siswa yang memberikan jawaban setuju sebanyak 53
orang atau 88,33%, yang memberikan jawaban tidak setuju ada sebanyak 3 orang
atau sekitar 05,00%. Sedangkan yang memberikan jawaban ragu-ragu ada 4 orang
juga atau sekitar 06,66%. Siswa yang memberikan jawaban setuju beralasan dengan
adanya Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II maka namanya akan tetap di ingat.
Sedangkan siswa yang memberikan jawaban tidak setuju dan menjawab ragu-ragu
beralasan belum tahu dengan Bandara penerbangan Sultan Mahmud Badaruddin II
tersebut.
Dari data di atas
terlihat bahwa siswa kelas IV SDN 02
Indralaya mempunyai perbedaan sikap yang signifikan antara jawaban setuju dan
jawaban yang tidak setuju dengan pembangunan Bandara penerbangan SMB II.
Tabel 4.19. Data Sikap
Siswa Apabila Disuruh Melanjutkan Perjuangan SMB II Dengan Pembangunan
No
|
Jawaban
|
SDN 02
Indralaya
|
SDN 02 Indralaya Utara
|
SDN 02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
3
|
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
|
16
2
2
|
80,00
10,00
10,00
|
18
1
1
|
90,00
05,00
05,00
|
18
1
1
|
90,00
05,00
05,00
|
Sumber pengolahan data primer (April 2010)
Dari tabel 19 di
atas, dapat di ketahui bahwa siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan
Ilir yang menjadi sampel mempunyai sikap yang berbeda-beda apabila di suruh
untuk melanjutkan perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin dengan pembangunan maka
ada yang memilih jawaban setuju sebesar 52 orang atau 86,66% dari jumlah
sampel, dan yang memilih jawaban tidak setuju ada 4 orang atau sekitar 06,66%,
sementara yang memilih ragu-ragu ada 4 orang juga atau sekitar 06,66% juga.
Siswa yang menjawab setuju beralasan apabila melanjutkan perjuangan Sultan
Mahmud Badaruddin II dengan pembangunan maka Sumatera Selatan akan maju dan
terkenal, sedangkan siswa yang menjawab tidak setuju dan ragu-ragu beralasan
tidak tahu harus membangun apa dan belum mempunyai uang untuk membangun.
Dari data di atas,
kita dapat melihat adanya perbedaan sikap yang signifikan pada siswa kelas IV
di 3 SDN yang menjadi sampel mengenai cara melanjutkan perjuangan Sultan Mahmud
Badaruddin II dengan pembangunan antara jawaban setuju dan tidak setuju yakni sekitar 86,66% berbanding 13,34%.
Tabel 4.20. Data Sikap
Siswa Apabila Disuruh Mengadakan Upacara Memperingati Wafatnya SMB II
No
|
Jawaban
|
SDN 02 Indralaya
|
SDN 02 Indralaya Utara
|
SDN 02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
4
|
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
|
9
4
7
|
45,00
20,00
35,00
|
13
7
0
|
65,00
35,00
00,00
|
18
0
2
|
90,00
05,00
10,00
|
Sumber pengolahan data primer (April 2010)
Pada tabel 20 di
atas kita mendapatkan gambaran tentang sikap siswa kelas IV di 3 SDN yang
menjadi sampel apabila di suruh mengadakan upacara memperingati wafatnya Sultan
Mahmud Badaruddin II. Siswa yang menjawab setuju ada sebesar 40 orang atau
sekitar 66,66% dari jumlah sampel, sementara siswa yang tidak setuju ada
sebesar 11 orang atau sekitar 18,33%, sementara siswa yang menjawab ragu-ragu
ada sebanyak 9 orang atau 11,66%. Siswa yang menjawab setuju dengan adanya
upacara memperingati hari wafatnya Sultan Mahmud Badaruddin II beralasan karena
untuk mengenang jasa beliau. Sedangkan yang menjawab tidak setuju, tidak tahu
harus bagaimana memperingati hari wafatnya Sultan Mahmud Badaruddin II, begitu
juga dengan siswa yang menjawab ragu-ragu karena tidak tahu harus seperti apa
memperingatinya.
Dari data di atas,
terdapat adanya perbedaan sikap antara siswa kelas IV di 3 SDN di Kabupaten
Ogan Ilir mengenai setuju dan yang tidak setuju dengan adanya upacra
memperingati hari wafatnya Sultan Mahmud Badaruddin II.
Tabel 4.21. Data Sikap Siswa Apabila Keluarga SMB II
Diusir Dari Palembang
No
|
Jawaban
|
SDN 02
Indralaya
|
SDN 02 Indralaya Utara
|
SDN 02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
5
|
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
|
0
18
2
|
00,00
90,00
10,00
|
0
20
0
|
00,00
100,00
00,00
|
0
19
1
|
00,00
95,00
05,00
|
Sumber pengolahan data primer (April 2010)
Pada tebel 21 di
atas, kita dapat mengetahui sikap siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten
Ogan Ilir apabila keluarga Sultan Mahmud Badaruddin II di usir dari Palembang,
yaitu yang memilih jawaban setuju tidak ada, siswa yang menjawab tidak setuju
ada sebear 57 orang atau 95,00%, sedangkan siswa yang menjawab ragu-ragu ada 3
orang atau 05,00%. siswa yang memberikan jawaban tidak setuju dengan di usirnya
keluarga Sultan Mahmud Badarudin II dari Palembang beralaasan karena merasa
kasihan dengan keluarga Sultan Mahmud Badaruddin II mereka adalah orang yang
dekat dengan Sultan, dan orang yang sudah berjasa untuk daerah Sumatera
Selatan. Sedangkan siswa yang menjawab ragu-ragu karena tidak mengenal keluarga
Sultan Mahmud Badaruddin II.
Dari data di atas,
kita lihat adanya perbedaan persepsi sikap siswa kelas IVdi 3 SDN yang menjadi
sampel mengenai keluarga Sultan Mahmud Badaruddin II apa bila di usir dari
Palembang. Namun secara umum siswa lebih memilih tidak setuju yaitu 95,00%
berbanding 05,00%.
Tabel 4.22. Data Sikap
Siswa Apabila Disuruh Menjaga Peninggalan Sejarah SMB II
No
|
Jawaban
|
SDN 02
Indralaya
|
SDN 02 Indralaya Utara
|
SDN 02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
6
|
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
|
14
6
0
|
70,00
30,00
05,00
|
15
1
4
|
75,00
05,00
20,00
|
17
1
2
|
85,00
05,00
10,00
|
Sumber pengolahan data primer (April 2010)
Dari tabel 22 di
atas, memberikan gambaran kepada kita tentang sikap siswa kelas IV di 3 SDN
yang ada di Kabupaten Ogan Ilir apabila di suruh menjaga peninggalan sejarah
Sultan Mahmud Badaruddin II. Siswa yang memberikan jawaban setuju sebanyak 46
orang atau 76,66%, yang memberikan jawaban tidak setuju ada sebanyak 8 orang
atau sekitar 13,33%. Sedangkan yang memberikan jawaban ragu-ragu ada sebanyak 6
atau sekitar 10,00%. Siswa yang memberikan jawaban setuju beralasan apabila di
suruh menjaga peninggalan Sultan Mahmud Badaruddin II maka mereka bisa banyak
mengetahui tentang peninggalan Sultan Mahmud Badaruddin II dan ingin berphoto
dengan peninggalan SMB II. Bagi siswa yang memberikan jawaban tidak setuju
beralasan karena tidak pernah ketempat peninggalan Sultan Mahmud Badaruddin II
tersebut, sedangkan siswa yang menjawab ragu-ragu beralasan tidak berani dan
jauh.
Dari data di atas
terlihat bahwa siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir SDN 02
Indralaya mempunyai perbedaan sikap yang signifikan antara jawaban setuju dan
jawaban yang tidak setuju apa bila di suruh menjaga peninggalan sejarah Sultan
Mahmud Badaruddin II yaitu 76,66% dan 23,34%.
Tabel 4.23. Data Sikap
Siswa Apabila Disuruh Mencontoh Kepemimpinan SMB II
No
|
Jawaban
|
SDN 02
Indralaya
|
SDN 02 Indralaya Utara
|
SDN 02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
7
|
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
|
16
1
3
|
80,00
05,00
15,00
|
17
3
0
|
85,00
15,00
05,00
|
19
0
1
|
95,00
00,00
05,00
|
Sumber pengolahan data primer (April 2010)
Pada tebel 23 di atas, dapat diketahui persepsi sikap
pada siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir yang memilih
jawaban setuju apabila disuruh mencontoh kepemimpinan Sultan Mahmud Badaruddin
II sebanyak 52 orang atau sebesar 86,66% yang memilih jawaban tidak setuju ada
sebanyak 4 orang atau 06,66%. Sementara yang memilih jawaban ragu-ragu juga ada
4 orang siswa atau sebesar 06,66% dari jumlah siswa yang ada. Siswa yang
memilih jawaban setuju untuk mencontoh kepemimpinan Sultan Mahmud Badaruddin II
beralasan dengan mencontoh kepemimpinan seorang pahlawan nasional seperti
Sultan Mahmud Badaruddin II maka akan menjadi orang yang sukses dan diingat
sepanjang hayatnya. Sedangkan yang memilih jawaban tidak setuju atau jawaban
ragu-ragu beralasan karena perbedaan cita-cita.
Dari data di atas
adanya terdapat perbedaan yang signifikan mengenai persepsi sikap siswa kelas
IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir yang memilih jawaban setuju apabila
disuruh mencontoh kepemimpinan Sultan Mahmud Badaruddin II sebesar 86,66% dan
13,34%.
Tabel 4.24. Data Sikap
Siswa Dengan Dibuangnya SMB II Ke Ternate
Setelah Kalah Melawan Belanda
No
|
Jawaban
|
SDN 02
Indralaya
|
SDN 02 Indralaya Utara
|
SDN 02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
8
|
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
|
0
20
0
|
00,00
100,00
00,00
|
0
20
0
|
00,00
100,00
00,00
|
0
20
0
|
00,00
100,00
00,00
|
Sumber
pengolahan data primer (April 2010)
Pada tebel 24 di
atas, dapat diketahui adanya persamaan sikap antara siswa kelas IV di 3 SDN
yang ada di Kabupaten Ogan Ilir dengan di buangnya Sultan Mahmud Badaruddin II
ke Ternate setelah kalah melawan Belanda, yaitu yang memilih jawaban setuju
tidak ada, siswa yang menjawab tidak setuju ada sebear 60 orang atau 100,00%,
sedangkan siswa yang menjawab ragu-ragu juga tidak ada orang atau 00,00%. siswa yang memberikan jawaban
tidak setuju dengan di buangnya Sultan Mahmud Badaruddin II dari Palembang ke
Ternate beralaasan karena akan membuat Sultan Mahmud Badaruddin II menderita.
Dari data di atas, kita lihat adanya persamaan persepsi sikap siswa kelas IV di
3 SDN yang dijadikan sampel di Kabupaten Ogan Ilir apabila di buangnya Sultan
Mahmud Badaruddin II setelah kalah melawan Belanda dari Palembang ke Ternate.
Tabel 4.25. Data Sikap
Siswa Ketika SMB II Pernah Di Hianati Oleh Adiknya Sendiri
No
|
Jawaban
|
SDN 02
Indralaya
|
SDN 02 Indralaya Utara
|
SDN 02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
9
|
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
|
0
19
1
|
80,00
95,00
05,00
|
0
19
1
|
00,00
95,00
05,00
|
0
18
2
|
00,00
90,00
10,00
|
Sumber pengolahan data primer (April 2010)
Pada tebel 25 di atas, kita mendapatkan gambaran
mengenai sikap siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir terhadap
pengkhianatan yang dilakukan oleh adek Sultan Mahmud Badaruddin II terhadap
Sultan Mahmud Badaruddin II. Jawaban siswa yang setuju tidak ada atau 00,00%
dari jumlah 60 orang sampel, siswa yang menjawab tidak setuju ada sebear 56
orang atau 93,33%, sedangkan siswa yang menjawab ragu-ragu ada 4 orang atau
06,66%. Siswa yang memberikan jawaban tidak setuju dengan pengkhianatan yang
dilakukan oleh adek Sultan Mahmud Badaruddin II terhadap Sultan beralaasan
karena sikap adeknya sangat jahat dan tidak baik di contoh. Sementara siswa
yang menjawab ragu-ragu beralasan karena tidak percaya dengan pengkhianatan
yang dilakukan adeknya Sultan Mahmud Badaruddin II, dan tidak tahu seperti apa
jadinya.
Dari data di atas,
kita lihat adanya perbedaan persepsi sikap yang signifikan antara tidak setuju
dan ragu-ragu pada siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir yang
mengenai pengkhianatan yang dilakukan oleh adek Sultan Mahmud Badaruddin II
terhadap SMB II antara 93,33% berbanding 06,66%.
Tabel 4.26. Data Sikap
Siswa Yang Menyatakan Bahwa Semua Orang Harus Menghormati Perjuangan SMB II
No
|
Jawaban
|
SDN 02
Indralaya
|
SDN 02 Indralaya Utara
|
SDN 02 Indralaya Selatan
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
||
10
|
a. Setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
|
18
2
0
|
90,00
10,00
00,00
|
20
0
0
|
100,00
00,00
00,00
|
18
0
2
|
90,00
0,00
10,00
|
Sumber pengolahan data primer (April 2010)
Pada tebel 26 di atas, dapat kita ketahui bahwa siswa
kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir memilih jawaban setuju dengan
sikap yang menyatakan bahwa semua orang harus menghormati perjuangan Sultan
Mahmud Badaruddin II sebanyak 56 orang atau sebesar 93,33% yang memilih jawaban
tidak setuju ada sebanyak 2 orang atau 03,33%. Sementara yang memilih jawaban
ragu-ragu juga ada 2 orang siswa atau sebesar 03,33% dari jumlah sampel yang
ada. Siswa yang memilih jawaban setuju beralasan dengan menghormati Sultan
Mahmud Badaruddin II maka sudah menunjukan kalau kita senang terhadap beliau.
Sedangkan yang memilih jawaban tidak setuju dan jawaban ragu-ragu beralasan
tidak tahu cara menghormati Sultan Mahmud Badaruddin II.
Dari data di atas,
adanya terdapat perbedaan yang signifikan mengenai persepsi sikap siswa kelas
IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir terhadap sikap yang menyatakan
bahwa semua orang harus menghormati Sultan Mahmud Badarudin II yaitu sebesar
93,33% dan 06,66%.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil data tes dan angket dalam penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi pengetahuan, pandangan dan
sikap siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di kabupaten Ogan Ilir terhadap Sultan
Mahmud Badaruddin II menunjukkan bahwa diperoleh hasil sebagai berikut.
Pada
pemberian soal tes yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
siswa kelas IV di 3 SDN yang ada di Kabupaten Ogan Ilir, maka diperoleh hasil
rata-rata dari siswa kelas IV SDN 02 Indralaya yang mempunyai pengetahuan sebasar
78,50%. Siswa dari SDN 02 Indralaya Utara mempunyai pengetahuan terhadap Sultan
Mahmud Badaruddin II sebesar 85,50%. Sementara itu siswa kelas IV di SDN 02
Indralaya Selatan mempunyai pengetahuan terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II
sebesar 84,00%. Dari data ini meperlihatkan siswa di 3 SDN yang merupakan
sampel sudah mempunyai penegetahuan terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II.
Hubungan antara persepsi siswa SDN di Kabupaten Ogan Ilir dengan pengetahuan adalah bahwa siswa di ke 3
SDN yang dijadikan sampel sudah mempunyai pengetahuan terhadap Sultan Mahmud
Badaruddin II, Ini menunjukan sesuatu pencerminan yang baik terhadap anak-anak
kita,karena sekarang kebanyakan
pengetahuannya anak-anak terhadap sejarah sudah mulai pudar dan
khususnya sejarah lokal. Hal ini sangat berkaitan dengan apa yang dikatakan
bapak proklamator kita Bung Karno dengan sebutan Jasmerah (Jangan sekali-kali
melupakan sejarah) (Sumatera Ekspres, 2010:15).
Data yang diperoleh dari pemberian soal angket untuk
mengetahui bagaimana pandangan dan sikap siswa pada kelas IV
dari 3 SDN di Kabupaten Ogan Ilir yang dijadikan sampel secara umum. Siswa
menyatakan pandangan dan sikap yang positif terhadap Sultan Mahmud Badaruddin
II, dengan prosentase jawaban pandangan siswa kelas IV di SDN 02 Indralaya
sebesar 73,50%, Siswa dari SDN 02 Indralaya Utara mempunyai pandangan terhadap
Sultan Mahmud Badaruddin II sebesar 91,50%. Sementara itu siswa kelas IV di SDN
02 Indralaya Selatan mempunyai pandangan Terhadap Sultan Mahmud Badarudin II
sebesar 79,50% menyataka pandangan yang positif. Sedangkan hasil jawaban
mengenai sikap siswa terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II dapat diporsentasikan
bahwa siswa kelas IV di SDN 02 Indralaya menjawab sebesar 78,50%, Siswa dari
SDN 02 Indralaya Utara mempunyai sikap yang positif terhadap Sultan Mahmud
Badaruddin II sebesar 87,00%. Sementara itu siswa kelas IV di SDN 02 Indralaya
Selatan mempunyai sikap terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II sebesar 90,00%.
Dari data ini memperlihatkan adanya perbedaan pandangan dan sikap siswa antara
positif dan negatif terhadap pahlawan
nasional Sultan Mahmud Badaruddin II. Namun secara umum siswa lebih dominan
mempunyai pandangan dan sikap yang positif terhadap SMB II. Hal ini berkaitan
dengan pentingnya mempunyai rasa nasionalisme dan patriotisme terhadap
tokoh-tokoh sejarah kita. Karena dengan berpandangan dan bersikap positif
terhadap sejarah kita akan bisa mengenal jati diri kita sendiri, karena jati
diri itu muncul, kalau kita sendiri punya niat untuk menghargai sejarah Tukas(dalam
Sumatera Ekspres, 2010:15).
Dari hasil analisis
data penelitian ini maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV di 3 Sekolah
Dasar Negeri di Kabupaten Ogan Ilir yang dijadikan sampel pada umumnya sudah
mempunyai pengetahuan, pandangan dan sikap yang positif terhadap tokoh pahlawan
nasional Sultan Mahmud Badaruddin II. Namun dari ke 3 SDN tersebut rata-rata
pengetahuan siswanya berbeda, siswa SDN 02 Indralaya Utara mempunyai
pengetahuan yang sangat baik dibandingkan dari 3 SDN yang dijadikan sampel. Hal
ini berdasarkan beberapa faktor, diantaranya SDN 02 diunggulkan dengan letak
geografisnya di jantung kota, dan rata-rata keaadan ekonomi orang tua siswa
yang baik sehingga mempermudah anak-anak untuk mendapatkan informasi dari
berbagai kalangan dan media. Sementara itu siswa SDN 02 Indralaya dan siswa SDN
02 Indralaya Selatan yang mempunyai pengetahuan terhadap Sultan Mahmud
Badaruddin II denga kategori baik namun masih dibawah siswa SDN 02 Indralaya
Utara, bisa dikatakan mempunyai hambatan karena letak geografis berada yang
berada di dusun juga karena kebiasan anak-anak setelah pulang dari sekolah
tidak membuka buku pelajaran lagi. Sehingga hanya hasil dari pelajaran
disekolah yang menjadi sumber atau media utama siswa. Pengetahuan, pandangan
dan sikap yang ada pada diri siswa terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II tidak
lepas dari peranan guru mereka yang telah memberikan pembelajaran tentang tokoh
pahlawan nasional yang berasal dari daerah Sumatera Selatan tersebut. Walaupun
secara khusus di dalam buku panduan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV
tidak dicantumkan mengenai tokoh perjuangan tentang Sultan Mahmud Badaruddin
II, namun karena ketelitian dan kejelian guru kelas IV di sekolah yang peneliti
jadikan sampel maka pelajaran mengenai meneladani kepahlawanan dan patriotisme
tokoh-tokoh yang ada dilingkunganya dimanfaatkan untuk memberikan pengetahuan
kepada siswa tentang sejarah pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II yang
merupakan tokoh pahlawan besar dari Sumatera Selatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil
penelitian yang penulis lakukan mengenai bagaimana “persepsi siswa Sekolah
Dasar Negeri terhadap pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II di
Kabupaten Ogan Ilir” menunjukan hasil bahwa siswa kelas IV yang dijadikan
sampel di 3 SD Negeri yang ada di Kabpaten Ogan Ilir mempunyai persepsi
terhadap Sultan Mahmud Badaruddin II pada kriteria yang sangat baik utau
sebesar 8,35%. Dengan rincian sebagai berikut.
1.
Tingkat persepsi pengetahuan
siswa rata-rata dari 3 SD Negeri yang dijadikan sampel sebesar 8,24%.
2.
Tingkat persepsi pandangan
siswa rata-rata dari 3 SD Negeri yang dijadikan sampel sebesar 8,15%.
3.
Tingkat persepsi sikap siswa
rata-rata dari 3 SD Negeri yang dijadikan sampel di Kabupaten Ogan Ilir sebesar
8,51%.
5.2. Saran
1. Untuk
Siswa
Siswa disarankan untuk gemar membaca buku-buku sejarah
mengenai tokoh pahlawan-pahlawan nasional, karena salah satu kunci untuk
mengerti dan mengenal sejarah adalah dengan membaca, oleh karena itu kepada
seluruh siswa SDN/MI agar lebih meningkatkan minat rasa ingin tahunya denga
membaca.
2. Untuk
Guru
Kepada guru kelas atau guru bidang studi sebagai orang
yang bertanggung jawab langsung terhadap kesuksesan materi yang disampaikan
kepada siswa disarankan harus mampu mengembangkan KTSP atau buku pedoman
sejenisnya untuk memaksimal pelajaran khususnya yang berkaitan dengan materi
mempelajari atau meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh
dilingkunganya pada siswa kelas IV di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
4.
Kepada Sekolah
Kepada pihak sekolah
diupayakan pada setiap awal/akhir semester mengadakan tur atau kunjungan
wiasata ketempat bersejarah, agar anak-anak lebih banyak dapat mengetahui
sejarah.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi.
2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Akib,
RHM. 1978. Sejarah Perjuangaan Sulta
Mahmud Badarudin II. Palembang:
Arikunto, S. 1995. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
-----------------.
2006. Prosedur Penelitian. Jakarta:
Rineka Cipta.
-----------------. 2008. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Brannen,
Julia. 2005. Memadu Metode Penelitian.
Samarinda: Pustaka Belajar.
Data
Statistik Depertemen Pendidikan Nasional Kota Palembang tahun 2004.
Depdikbud.
1984. Perjuangan Sultan Mahmud Badarudin
II. Palembang:
Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera
Selatan.
Mardianto.
1997. Persepsi Dan Sikap Masyarakat
Palembang Terhadap Biro
Pelayanan Umum. Palembang:
Pusat Penelitian Unsri.
Margono.
1996. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Semarang: Rineka Cipta.
Nopriana.
2005. “Persepsi siswa SMA plus Negeri 17
Palembang Tentang Sultan
Mahmud Badarudin II”. Skripsi. Palembang: FKIP Universitas Sriwijaya.
Sevenhoven,
Van. 1971. Lukisan Tentang Ibu Kota
Palembang. Jakarta: Bhratara.
Silverius.
1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan
Balik. Jakarta: Grasindo.
Soedarmanta.
2007. Jejak-Jejak Pahlawan. Jakarta:
Grasindo.
Soetadji.
1996. Kesultanan Palembang dalam Buku
Perang Melawan VOC.
Palembang:
Karya Sari.
Sugiyono.
2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Sukardi. 2003.
Metodologi Penelitian Pendidikan.
Yogyakarta: Bumi Aksara.
Sumatera
Ekspres. 2010. ‘Dari Ulama, Sultan,
Hingga Pejuang”. 19 Mei, No. 2.025,
hlm.
15, Klm. 1-2.
SULTAN
MAHMUD BADARUDDIN II
SISWA SDN 02 INDRALAYA
No
|
Nama siswa
|
Nilai
|
Laki-laki/Perempuan
|
1
|
ANALISA JUNIARTI
|
IV
|
Perempuan
|
2
|
CANDRA WIJAYA
|
IV
|
Laki-laki
|
3
|
FEBRI YADI
|
IV
|
Laki-laki
|
4
|
HENGKI TORNADO
|
IV
|
Laki-laki
|
5
|
HIDAYATUULAH
|
IV
|
Laki-laki
|
6
|
INTAN
PERMATASARI
|
IV
|
Perempuan
|
7
|
JUMHADI
|
IV
|
Laki-laki
|
8
|
JUNDRI
OKTAWIJAYA
|
IV
|
Laki-laki
|
9
|
LEGITA OKTARI
|
IV
|
Perempuan
|
10
|
M. FEBRIANSYAH
|
IV
|
Perempuan
|
11
|
NUR AI NINA
|
IV
|
Perempuan
|
12
|
NUR
AINUN
|
IV
|
Perempuan
|
13
|
NOVITA FANI APRILIA
|
IV
|
Perempuan
|
14
|
NURSIDA
|
IV
|
Perempuan
|
15
|
OKTARIAN
|
IV
|
Laki-laki
|
16
|
SARTIKA
|
IV
|
Perempuan
|
17
|
SELLY SUMIATI
|
IV
|
Perempuan
|
18
|
SINTA KARTIKA DEWI
|
IV
|
Perempuan
|
19
|
UMILIA
|
IV
|
Perempuan
|
20
|
WENNY MEIROSA
|
IV
|
Perempuan
|
SISWA SDN 02 INDRALAYA
UTARA
No
|
Nama siswa
|
Nilai
|
Laki-laki/Perempuan
|
1
|
ADINDA PUTRI
AMALIA SARI
|
IV.a
|
Perempuan
|
2
|
ALYA NURJANA APRIA
|
IV.a
|
Perempuan
|
3
|
ANITA DIAN
SARI
|
IV.a
|
Perempuan
|
4
|
AYU AULIA
|
IV.a
|
Perempuan
|
5
|
BAGAS PRANATA
|
IV.a
|
Laki-laki
|
6
|
DELVIN ANDIKA
|
IV.a
|
Laki-laki
|
7
|
DEVI ARIANTI
|
IV.a
|
Perempuan
|
8
|
DIKTO PRAYOGA
|
IV.a
|
Laki-laki
|
9
|
ISTI HUMAIDA
|
IV.a
|
Perempuan
|
10
|
LIDIA SAFITRI
|
IV.a
|
Perempuan
|
11
|
M. ABDI PADLI
|
IV.a
|
Laki-laki
|
12
|
M. IDRIS
|
IV.a
|
Laki-laki
|
13
|
M. MARTA DINATA
|
IV.a
|
Laki-laki
|
14
|
M. NUR IKHSAN
|
IV.a
|
Laki-laki
|
15
|
M. SHOLEH
RAMADAN
|
IV.a
|
Laki-laki
|
16
|
NOVITA
|
IV.a
|
Perempuan
|
17
|
NOVITA ANGGUN
SARI
|
IV.a
|
Perempuan
|
18
|
RELI MUSNADI
|
IV.a
|
Laki-laki
|
19
|
RISKI ARDILLA
|
IV.a
|
Laki-laki
|
20
|
VIVI ANGGRAINI
|
IV.a
|
Perempuan
|
SISWA SDN 02 INDRALAYA
SELATAN
No
|
Nama siswa
|
Nilai
|
Laki-laki/Perempuan
|
1
|
AWALIA NABILA
|
IV
|
Perempuan
|
2
|
CITRA APRILIA PERTIWI
|
IV
|
Perempuan
|
3
|
DEO AGUSTINO
|
IV
|
Laki-laki
|
4
|
DIKI CHANDRA
|
IV
|
Laki-laki
|
5
|
ENJELINA
|
IV
|
Perempuan
|
6
|
HARIRI IMAM
|
IV
|
Laki-laki
|
7
|
INDAH PUSPITA SARI
|
IV
|
Perempuan
|
8
|
INDRA NURDIN
|
IV
|
Perempuan
|
9
|
NIDRA RUSMAN
|
IV
|
Laki-laki
|
10
|
JONI
|
IV
|
Laki-laki
|
11
|
LESTARI WULANDARI
|
IV
|
Perempuan
|
12
|
M. ALFAREDO
|
IV
|
Laki-laki
|
13
|
MALINDA
|
IV
|
Perempuan
|
14
|
MEI APRIANSA
|
IV
|
Perempuan
|
15
|
M. IKHSAN
|
IV
|
Laki-laki
|
16
|
M. REZA
|
IV
|
Laki-laki
|
17
|
NIVOTASARI
|
IV
|
Perempuan
|
18
|
NURAISYAH
|
IV
|
Perempuan
|
19
|
RAHMADANI
|
IV
|
Perempuan
|
20
|
SILVI AUTAMI
|
IV
|
Perempuan
|
SOAL TES PENGETAHUAN
I.
Petunjuk Pengisian Tes:
a.
Isilah identitas kamu diatas
sebelum menjawab soal
b.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan
yang ada di bawah ini dengan benar
c.
Jawablah pertanyaan dengan
sendiri-sendiri tanpa berkerjasama dengan teman kamu
d.
Jawaban yang kamu berikan tidak
akan mempengaruhi nilai kamu
Jawablah terlebih dahulu 3 buah soal
berikut baru menjawab soal dibawahnya.
DAFTAR PERTANYAAN
1.
Pernahkah kamu mendengarkan
tentang sejarah Sultan Mahmud Badarudin II.
a.
Pernah
b.
Sering
c.
Tidak pernah (kalau kamu menjawab tidak pernah berarti
tidak perlu
menjawab
soal berikutnya lagi)
2.
Darimana kamu mendapatkan
informasi tentang Sultan Mahmud Badarudin II.
a.
Orang tua
b.
Teman
c.
Guru di sekolah
3.
Pernahkah guru kamu mengajarkan
pelajaran tentang Sultan Mahmud Badarudin II dikelas.
a.
Pernah
b.
Sering
c.
Tidak pernah
II.
Jawablah pertanyaan soal nomor
1 sampai 10 berdasarkan pengetahuan kamu
terhadap Sultan Mahmud Badarudin II dengan memberi tanda
silang (x) pada
jawaban yang kamu anggap benar.
1.
Sultan Mahmud Badarudin II
merupakan tokoh perjuangan yang berasal
dari?
a.
Medan
b.
Palembang
c.
Jawa
2.
Apa contoh peninggalan Sultan
Mahmud Badarudin II?
a.
Benteng Kuto Besak
b.
Jembatan Ampera
c.
Monumen Ampera
3.
Dimanakah Museum Sultan Mahmud
Badarudin II?
a.
Palembang
b.
Jawa
c.
Padang
4.
Menurut kamu Sultan Mahmud
Badarudin II adalah tokoh?
a.
Pembangunan
b.
Pendidikan
c.
Pahlawan
5.
Dimanakah makam Sultan Mahmud
Badarudin II?
a.
Palembang
b.
Ternate
c.
Jawa
6.
Sultan Mahmud Badarudin II
mengalami kekalahan dalam perang melawan penjajah karena?
a.
Senjata penjajah lebih hebat
b.
Sultan Mahmud Badarudin II
sakit
c.
Sultan Mahmud Badarudin II
kekurangan makanan
7.
Nama istana kerajaan pada masa
Sultan Mahmud Badarudin II adalah?
a.
Kuto Lawang
b.
Kuto Lamo
c.
Kuto Besak
8.
Usaha Sultan Mahmud Badarudin
II membangun Palembang dengan cara?
a.
Mengusir penjajah
b.
Membangun Palembang menjadi
kota dagang terbesar
c.
Keduanya benar
9.
Apa nama penjajah yang menjadi
musuh Sultan Mahmud Badarudin II?
a.
Belanda
b.
Jepang
c.
Portugis
10.
Penyebab berakhirnya kekuasaan
Sultan Mahmud Badarudin II adalah?
a.
Karena sakit berat
b.
Karena ditangkap dan dibuang
penjajah dari Palembang
c.
Karena meninggal dunia
ANGKET/ KUISIONER
I.
Identitas Diri
Nama :
Kelas :
Sekolah :
II.
Petunjuk Pengisian Anket:
a.
Isilah identitas kamu diatas
sebelum menjawab soal
b.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan
yang ada di bawah ini dengan benar
c.
Jawablah pertanyaan dengan
sendiri-sendiri tanpa berkerjasama dengan teman kamu
d.
Jawaban yang anda berikan tidak
akan mempengaruhi nilai kamu
e.
Jawablah terlebih dahulu 3 buah
soal berikut baru menjawab soal dibawahnya.
A.
Jawablah pertanyaan soal nomor
1 sampai 10 berdasarkan pandangan kamu terhadap Sultan Mahmud Badarudin II
dengan memberi tanda silang (x) pada
jawaban yang kamu anggap benar.
1.
Apa pandanganmu dengan
kecerdikannya Sultan Mahmud Badarudin II
dalam mengusir penjajah yang masuk ke daerah palembang.
a.
Senang
b.
Tidak senang
c.
Biasa saja
2.
Bagaimana pandanganmu terhadap
Perjuangan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud Badarudin II dalam mengusir
penjajah.
a.
Senang
b.
Tidak senang
c.
Biasa saja
3.
Senangkah kamu dengan Sultan
Mahmud Badarudin II.
a.
Senang
b.
Tidak senang
c.
Biasa saja
4.
Bagaimana pandanganmu
seandainya Sultan Mahmud Badarudin II gugur dalam perperangan.
a.
Senang
b.
Tidak senang
c.
Biasa saja
5.
Bagaimana pandanganmu
seandainya Sultan Mahmud Badarudin II tidak pernah ada Sumatra Selatan.
a.
Senang
b.
Tidak senang
c.
Biasa saja
6.
Bagaimana pandanganmu adanya
dengan adanya peninggalan Sultan Mahmud
Badarudin II.
a.
Senang
b.
Tidak senang
c.
Biasa saja
7.
Bagaimana Pandanganmu ketika
perjuangan yang dilakukan oleh SMB II mengalami kekalahan.
a.
Senang
b.
Tidak senang
c.
Biasa saja
8.
Apa yang kamu rasakan
seandainya Sultan Mahmud Badarudin II menang dalam perperangan.
a.
Senang
b.
Tidak senang
c.
Biasa saja
9.
Senangkah kamu dengan adanya
museum Sultan Mahmud Badarudin II di Palembang.
a.
Senang
b.
Tidak senang
c.
Biasa saja
10.
Senangkah kamu melihat gambar
Sultan Mahmud Badarudin II menjadi gambar pada lembaran mata uang kertas Rp
10.000.
a.
Senang
b.
Tidak senang
c.
Biasa saja
B.
Jawablah pertanyaan soal nomor
11 sampai 20 berdasarkan sikap kamu terhadap Sultan Mahmud Badarudin II dengan memberi
tanda silang (x) pada jawaban yang kamu anggap benar.
1.
Cara menghargai pahlawan
nasional Sultan Mahmud Badarudin II adalah dengan berkunjung ke museumnya.
a.
Setuju
b.
Tidak setuju
c.
Ragu-ragu
2.
Pembangunan Bandara Penerbangan
Sultan Mahmud Badarudin II di maksudkan untuk mengenang jasa kepahlawanan
beliau.
a.
Setuju
b.
Tidak setuju
c.
Ragu-ragu
3.
Kita harus melanjutkan
perjuangan Sultan Mahmud Badarudin II dengan pembangunan.
a.
Setuju
b.
Tidak setuju
c.
Ragu-ragu
4.
Setiap tahun masyarakat
Palembang harus mengadakan upacara memperingati wafatnya Sultan Mahmud
Badarudin II.
a.
Setuju
b.
Tidak setuju
c.
Ragu-ragu
5.
Keluarga Sultan Mahmud
Badarudin II pernah di usir dari Palembang.
a.
Setuju
b.
Tidak setuju
c.
Ragu-ragu
6.
Kita harus menjaga peninggalan
sejarah dari Sultan Mahmud Badarudin II.
a.
Setuju
b.
Tidak setuju
c.
Ragu-ragu
7.
Kita harus mencontoh
kepemimpinan Sultan Mahmud Badarudin II.
a.
Setuju
b.
Tidak setuju
c.
Ragu-ragu
8.
Sultan Mahmud Badarudin II di
buang ke Ternate setelah kalah melawan Belanda.
a.
Setuju
b.
Tidak setuju
c.
Ragu-ragu
9.
Sultan Mahmud Badarudin pernah
di hianati oleh adeknya sendiri.
a.
Setuju
b.
Tidak setuju
c.
Ragu-ragu
10.
Kita semua harus menghormati
perjuangan Sultan Mahmud Badarudin II.
a.
Setuju
b.
Tidak setuju
c.
Ragu-ragu
Poto 2. Peneliti melaksanakan penelitian di salah satu
SD di Kabupaten Ogan
Ilir
Foto 3. Peneliti mewawancarai Kepala Sekolah SDN 02
Indralaya Selatan
Foto 4. Peneliti sedang menjelaskan petunjuk dalam
menjawab soal tes dan
angket
Foto 5. Siswa kelas IV SDN 02 Indralaya Utara sedang
menjawab soal tes dan
selanjutnya mengisi angket
Foto 6. Siswa kelas IV SDN 02 Indralaya sedang
menjawab soal tes dan
selanjutnya mengisi angket
Foto 7. Siswa kelas IV SDN 02 Indralaya Selatan sedang
menjawab soal tes dan
selanjutnya mengisi angket
Langganan:
Postingan (Atom)