Selasa, 19 Oktober 2010

KARAKTERISTIK USIA MADYA

NAMA : DAHLIA
NIM : 10842003825
JURUSAN :BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM/ V
MATA KULIA :PSIKOLOGI ORANG DEWASA & LANSIA
DOSEN PEMB. :Drs.MUKHLIS, M,Si
KARAKTERISTIK USIA MADYA
1. Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti
Bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya semakin terasa lebih menakutkan dilihat dari seluruh kehidupan manusia. Oleh karena itu orang-orang dewasa tidak akan mau mengakui bahwa mereka telah mencapai usia tersebut, sampai kelender dan cermin memaksa mereka untuk mengakui hal itu. Seperti dikatakan oleh Desmond, “orang-orang amerika memasuki usia madya dengan rasa segan, susah, dan ketakutan.
Untuk takut dengan memasuki usia madya yaitu:
a. Banyaknya stereotip yang tidak menyenangkan tentang usia madya, yaitu kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan fisik yang diduga disertai dengan berhentinya reproduksi kehidupan serta berbagai tekanan tentang pentingnya masa muda bagi kebudayaan amerika disbanding dengan penghormatan untuk masa tersebut oleh berbagai kebudayaan Negara lain.dan mereka berharap dapat kembali ke masa-masa muda.

2. Usia madya merupakan masa transisi
Usia madia merupakan masa dimana pria dan wanita meninggalkan cirri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan yang akan diliputi oleh cirri-ciri jasmani dan perilaku baru. Seperti periode:
a. Dia mengalami perubahan keperkasaan dan wanita dalam kesuburan.
Transisi berarti penyesuaian diri terhadap minat, nilai, dan pola perilaku yang baru.
Dimana dapat dilihat baik bagi pria maupun wanita pasti terdapat perubahan terhadap hubungan yang berpusat pada pasangannya (pair centred relationship) bila dibandingkan dengan hubungan yang berpusat pada keluarga (family centred relationship) selama tahun-tahun awal periode dewasa, ketika peran utama pria dan wanita didalam rumah adalah sebagai orang tua.
Sebagai peran dirumah, pria harus menyesuaikan diri terhadap perubahan, yang kelak masa tua akan datang dan kondisi pekerjaan perlu disesuaikan dengan kondisi fisik mereka. Selama usia madya, kimmel telah mengidentifikasi tiga bentuk krisis pengembangan yang umum dan hamper universal seperti:
• Krisi sebagai orang tuaditandai dengan sindrom yang merupakan krisis yang terjadi apabila anak-anak gagal memenuhi harapan orang tua.
• Krisis yang timbul karena oarng tua berusia lanjut, sehingga sering timbul reaksi-reaksi dari anak-anaknya.
• Krisi yang berhungan dengan kematian, khususnya pada suami istri.
3. Usia madya merupakan masa stress
Usia ini merupakan usia masa stress karena penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik, cendrung merusak Homeostasis fisik dan psikologi seseorang dan membawa kemasa stress.
Marmor telah membagi sumber-sumber umum dari stress pada usia madya yaitu:
a. Stress somatic, yang disebabkan oleh keadaan jasmani yang menunjukkan usia tua.
b. Stress budaya, yang berasal dari penempatan nilai yang tinggi pada kemudaan, keperkasaan dan kesuksesan oleh kelompok budaya tertentu.
c. Stress ekonomi, yang diakibatkan oleh beban keuangan dari mendidik anak dan memberikan status symbol bagi seluruh anngota keluarga.
d. Stress psikologi, yang diakibatkan oleh kematian suami atau istri, kepergian anak dari rumah, kebosanan terhadap perkawinan, atau rasa hilangnya masa muda dan mendekati ambang kematian.
4. Usia madya merupakan usia berbahaya
Cirri ini berbahaya dalam rentang kehidupan. Cara biasa menginterprestasi “usia berbahaya” berasal dari kalangan pri yang ingin melakukan pelampiasan untuk melakukan kekerasan yang berakhir sebelum memasuki usia lanjut. Saat ini merupakan suatu masa diman aseseoarang mengalami kesusahan fisik sebagai akibat dari terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang berlebihan, ataupun kurang memperhatikan kehidupan.timbul penyakit jiwa datang dengan cepat dikalangan pria dan wanita, dan gangguan ini berpuncak pada suisid (bunuh diri).
5. Usia madya merupakan usia canggung
Usia madya canggung ini sama seperti pada remaja, bukan anak-anak dan juga bukan dewasa. Demikian juga pria dan wanita berusia madya, mereka bukan muda lagi, tetapi juga bukan tua.
Franzblau mengatakan bahawa “orang yang berusia madya seoalah-olah berdiri diantara generasi pemberontak yang lebih mudah dan generasi warga senior”.merasa bahwa keberadaan mereka dalam masyarat tidak dianggap, orang berusia madya berusaha untuk tidak dikenal oleh orang lain. Keinginan untuk tidak dikenal bagi pria dan wanita barusia madya Nampak dalam cara mereka berpakaian.
6. Usia madya merupakan masa berprestasi
Menurut Erikson, usia madya merupakan masa krisis dimana baik “ generasivitas” (generativity) kecendrungan untuk menghasilkan maupun stagnasi kecendrungan untuk tetap berhenti akan dominan. Selama usia madya, orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti dan tidak akan mengerjakan sesuatupun sama sekali. Dan oaring usia madya berkemauan yang kuat untuk berhasil dari masa-masa persiapan pada sebelumnya.
Biasanya, pria meraih puncak kariernya antara usia 40-50 tahun, yaitu setelah mereka puas terhadap hasil yang diperoleh dan menikmati, hasil dari kesuksesan mereka sampai mereka mencapai usia 60 tahun. Usia madya ini merupakan masa dimana peran kepemimpinan pada pria dan wanita dalam pekerjaan, perindustrian dan organisasi masyarakat merupakan imbalan atas prestasi yang dicapai.
7. Usia madya merupakan masa evaluasi
Karena usia madya pada umumnya merupakan saat pria dan wanita mencapai puncak pretasinya. Maka logislah apabila masa ini juga merupakan saat mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan aspirasi mereka semula dan harapan orang lain baik dari keluarga maupun temannya. Sebagaj hasil dari evaluasi diri, Archer lebih lanjut mengatakan, ”usia madya nampaknya menuntuk perkembangan perasaan yang lebih nyata dan berbeda dari orang lain. Dalam perkembangan setiap fantasi atau ilusi mengenai apa dan bagaimana dirinya. Tanggungjawab lain pada usia madya menyangkut hal fantasi dan ilusi.

8. Usia madya merupakan masa individu dievaluasi dengan standar ganda
Satu standar bagi pria dan wanita, walauppun perkembangannya cendrung mengarah kepersamaan peran antara pria dan wanita baik dirumah, perusahaan, perindustrian, profesi maupun dalam kehidupan social. Namun masi terdapat standar ganda terhadap usia. Meskipun standar ganda ini mempengaruhi banyak aspek terhadap kehidupan pria dan wanita usia madya tetapi ada dua aspek khusus yang perlu diperhatikan:
a. Aspek yang berkaitan dengan perubahan jasmani. Contoh ketika rambut pria menjadi putih, timbul kerut-kerut dan keriput di wajah dan juga terdapat beberapa bagian otot yang mengendur. Misalnya di pinggang. Perubahan pada wanita dipandang tidak menarik lagi, dengan penekanan utama “pemakaian usia madya”.
b. Standar ganda dapat dilihat pada cara mereka (pria dan wanita) menyatakan sikap terhadap usia tua. Ada dua pandangan filosofis yang berbeda tentang bagaimana orang harus menyesuaikan diri dengan usia madya yaitu
• Mereka harus tetap merasa mudah serta aktif
• Mereka harus menua denngan anggun semakin lambat dan hati-hati dan menjalani hidup denngan nyaman.
9. Usia madya merupakan masa sepi
Bahwa masa ini dialami sebagai masa sepi ( empaty nest), masa ketika anak-anak tidak lama lagi tinggal bersama orang tua. Contohnya anak yang mulai beranjak dewasa yang telah bekerja dan tinggal diluar kota sehingga orang tua yang terbiasa dengan kehadiran mereka dirumah akan merasa kesepian dengan kepergian mereka.
Periode masa sepi pada usia madya lebih bersifat traumatic bagi wanita dari pad bagi pria. Hal ini benar khususnya pada wanita yang telah menghabiskan masa-masa dewasa mereka dengan pekerjaan rumah tangga. Dan banyak pula yang mengalami tekanan batin karena dipensiunkan (retirement shock). Kondisi serupa juga dialami pria ketika mereka mengundurkan diri dari pekerjaan.
10. Usia madya merupakan masa jenuh
Bahwa sering kali periode ini merupakan periode kejenuhan. Banyak pria dan wanita mengalami kejenuhan pada akhir usia tiga puluhan dan empat puluhan. Para pria jenuh dengan kegiatan rutin sehari-hari dan kehidupan bersama keluarga yang hanya member sedikit hiburan. Wanita yang menghabiskan waktunya untuk memelihara rumah dan membesarkan anak-anakny.
Wanita yang tidak menikah yang mengabdikan hidupnya untuk bekerja atau karier, menjadi bosan dengan alasan yang sama dengan pria. Acher menerangkan tentang kejenuhan yang dialami oleh pria yaitu:
Apabila saatnya anda berusia 40 tahun, semua orng termasuk anda mengetahui bahwa anda dapat melakukan apa saja yang sedang anda kerjakan. Dan pada waktu yang sama beberapa orang pria menjadi jenuh. Beberapa orang mulai mencari kekuasaan baru, bagaimanapun juga pada umumnya keadaan ini diketahui dengan harapan semoga seseorang telah menggunakan kesempatannya yang terakhir untuk mengubah arah dan untuk memilih sasaran-sasaran baru.
Kejenuhan tidak akan mendatangkan kebahagiaan ataupun kepuasan ada usia manapun. Akibatnmya usia madya sering kali merupakan periode yang tidak menyenakan dalam hidup. Pada usia madya khususnya pada umur 40-49 tahun, mereka menemukan masa tersebut sebagai masa yang hampir tidak menyenangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar