Pengertian bimbingan bila dilihat dalam bentuk akronim yaitu sebagai berikut:
B = Bantuan
I = Individu
M = Mandiri
B = Bahan
I = Interaksi
N = Nasehat
G = Gagasan
A = Asuhan
N = Norma
Dengan demikian, bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu agar mandiri, dengan menggunakan berbagai bahan, interaksi, nasehat, gagasan, dalam suasana asuhan dan bedasarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan menurut beberapa para ahli yaitu:
1. Menurut Chiskolm, dalam Mc Daniel 1959, bimbingan adalah membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.
2. Menurut Tiedeman, dalam Bernard dan Fullmer 1969, bimbingan adalah membantu seseorang agar menjadi berguna, tidak sekadar mengikuti kegiatan yang berguna.
3. Menurut Montense & Schmuller1976, bimbingan adalah bagian dari keseluruhan pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan staf ahli dengan cara mana setiap indipidu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kesanggupannya sepenuh-penuhnya sesuai dengan ide-ide demokrasi.
4. Menurut Smith, dalam Mc Daniel, 1959, bimbingan adalah sebagai proses layanan yang di berikan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampelan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interprestasi-interprstasi yang diperlukan untuk penyesuaian diri dengan baik.
B. PENGERTIAN KONSELING
Pengertian konseling di jadikan akronim dengan arti:
K = Keseimbangan
O = Organisasi
N = Nurani/hati
S = Seseorang
E = Emosi
L = Labil/Stabil
I = Bagi Insani
N = Yang Memiliki
G = Agar Guldance
Pengertian koseling menurut para ahli
1. Menurut Smith dalam Shertzer dan Stone (1974) konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu koseli membuat interpretasi-interprestasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesuian yang perlu di buat.
2. Menurut Mc Daniel (1956) Konseling adalah suatu pertemuan lansung dengan individu yang di tujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan diri nya sendiri dan lingkungan.
3. Menurut Berdnard & fulimer (1969) Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan motivasi, dan potensi-potensi yang unik dari individu yang bersangkutan untuk berprestasi ketiga hal tersebut.
4. Mennurut Burk danSteffle (1979) yang di kutip latif pun (2001) Konseling mengidenfikasikan hubngan professional antara konselor terlatih dengan klien, hubungan yang terbentuk biasanya bersifat individu ke individu, kadang juga melibatkan lebih dari satu orang suatu missal keluarga.
5. Menurut Division of Conseling Psychologi, Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembangan yang optimal yang dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi setaiap waktu.
C. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
Fungsi-fungsi bimbingan dan konseling itu banyak, dan dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu:
1. Fungsi pemahaman
Dalam fungsi pemahaman. Terdapat beberapa hal yang perlu kita pahami, yaitu:
a. Pemahaman tentang masalah klien. Dalam pengenalan, bukan saja hanya mengenal diri klien, melainkan lebih dari itu, yaitu pemahaman yang menyangkut latar belakang pribadi klien, kekuatan dan kelemahannya, serta kondisi lingkungan klien.
b. Pemahaman tentang masalah klien
c. Pemahanman tentang lingkungan yang ”Lebih Luas”. Lingkungan klien ada dua, ada sempit dan luas. Lingkungan sempit yaitu kondisi sekitar individu yang secara langsung mempengaruhi individu, contohnya rumah tempat tinggal, kondisi sosio ekonomi dan sosio emosional keluatga, dan lain-lain. Sedangkan lingkungan yang lebih luas adalah lingkungan yang memberikan informasi kepada individu, seperti informasi pendidikan dan jabatan bagi siswa, informasi promosi dan pendidikan tempat lanjut bagi para karyawan, dan lain-lain.
2. Fungsi pencegahan
Fungsi pencegahan ini berfungsi agar klien tidak memasuki ketegangan ataupun gangguan tingkat lanjut dari hidupnya agar tidak memasuki hal-hal yang berbahaya tingkat lanjut, yang mana perlu pengobatan yang rumit pula.
3. Fungsi pengentasan
Dalam bimbingan dan konseling, konselor bukan ditugaskan untuk mengental dengan menggunakan unsur-unsur fisik yang berada di luar diri klien, tapi konselor mengentas dengan menggunakan kekuatan-kekuatan yang berada di dalam diri klien sendiri.
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala yang baik yang ada pada diri individu, baik hal yang merupakan pembawaan, maupun dari hasil penembangan yang telah dicapai selama ini. Dalam bimbingan dan konseling, funsi pemeliharaan dan pengembang dilaksanakan melalui berbagai peraturan,kegiatan dan program.
D. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Tujuan bimbingan dan konseling diantaranya adalah:
1. membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangannya dan tuntutan positif lingkungannya.
2. membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interprestasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilanyang tepat berkenaan dengan dirinya sendiri dsan lingkungannya.
3. memahami dirinya dengan baik, yaitu mengenal segala kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya berkenaan dengan bakat, kemampuan, minat, sikap, dan perasaannya.
4. memahami lingkungannya dengan baik, meliputi lingkungan pedidikan, pekerjaan, dan sosial masyarakat.
5. membuat pilihan dan keputusan bijaksana, yaitu tentang diri dan lingkungan.
6. mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sendiri.
7. memberi keterampilan, keterampilan dan pengetahuan dan jangkauan kepada berbagai sumber daya.
8. membantu klien menanggapi masalah-masalah dalam kehidupan klien.
E. AZAS-AZAS BIMBINGAN DAN KONSELING
Azas-azas dalam bimbingan dan konseling yaitu:
1. Azas kerahasiaan
Azas kerahasiaan ini merupakan azas kunci dalam usaha bimbingan dan konseling sehingga segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain, terlebih lagi tentang hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui orang lain.
2. Azas kesukarelaan
Dalam proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari pihak klien maupun konselor. Klien diharapkan secara suka rela tanpa ada keraguan ataupun merasa terpaksa, mengungkapkan segala fakta, data dan seluk beluk berkenaan dengan dengan masalahnya itu kepada konselor dan konselor memberikan bantuan dengan keikhlasan.
3. Azas keterbukaan
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan baik dari klien maupun konselor. Diharapkan masing-masing pihak dapat berterus terang tentang dirinya sendiri sehingga dengan keterbukaan ini penebahan serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan klien dapat dilaksanakan.
4. Azas kekinian
Kita hidup didunia ini terdapat tiga ruang waktu, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa akan datang. Masa kini atau sekarang dipengaruhi oleh masa lalu, masa sekarang akan menentukan masa akan datang, jika sekarang baik maka masa akan datang akan baik pula, dan sebaliknya. Masalah yang diselesaikan oleh konselor terhadap klien bukan masa lalu, dan masa yang mungkin akan terjadi, jadi yang diselesaikan adalah masa sekarang. Konselor tidak boleh menunda-nunda pemberian bantuan.
5. Azas kemandirian
Azas kemandirian ini bertujuan agar klien bisa berdiri sendiri atau tidak tergantung pada orang lain, sehingga dapat: mengenal dirinya, lingkungannya, potensi, dan dapat mengambil keputusan.
6. Azas keahlian
Dalam usaha bimbingan dan konseling, haruslah ditangani oleh seorang yang ahli atau profesional terhadap bimbingan dan konseling, sehingga proses konseling dapat terlaksana secara teratur, sistematik, sesuai dengan prosedur, mempunyai teknik dan alat yang memadai. Selain itu azas ini mengacu kepada klasifikasi, juga kepada teori dan praktek bimbingan dan konseling perlu dipadu.
7. Azas alih tangan
Azas ini digunakan apabila seorang konselor tidak sanggup menanggapi masalah klien, sedangkan ia telah mengerahkan segala kemampuan untuk membantu klien namun masalah klien belum terselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Maka dengan demikian konselor tadi perlu mengirimkan klein kepada tenaga yang lebih ahli lagi atau ke konselor yang tepat.
F. LANDASAN FILOSOFIS
Landasan adalah dasar, pondasi, awalan. Landasan perlu ada untuk manusia agar menusia berfikir mana baik dan mana yang buruk. Landasan filosofis membahaskan pada tiga hal, yaitu logis (ilmiah), etis (moral), dan estetis (ketuhanan, seni). Landasan filosofis mengungkapkan bahwa manusia itu hakiki (kebenaran) yang bersikap positif atau bebas sehingga ia dapat mengetahui jalan keluar dari setiap problem dalam hidupnya, yang mana hal itu dapat terjadi melalui proses belajar.
a. LANDASAN SOSIOLOGIS
Landasan sosialogis ini mencakup dua bidang, yaitu bidang sosial dan bidang budaya. Manusia hidup dalam lingkungan sosial yang berbudaya. Budaya akan membentuk bahasa yang khas bahasa suatu lingkungan, komunikasi verbal dan non verbal yang berbeda pula. Lingkungan akan membentuk prilaku individu. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, jadi jika ada masalah, lalu terasing dalam lingkungannya, maka akan timbul rasa kecemasan-kecemasan pada dirinya. Disinilah bimbingan dan konseling berperan akan kehidupan dalam lingkungannya dapat berjalan normal sebagaimana mestinya.
b. LANDASAN IPTEK
Ilmu adalah sesuatu yang dapat diuji dan ada objek, metode, sifatnya universal atau menyeluruh. Pengetahuan adalah sesuatu yang kita tahu lalu kita beri nama apa yang kita tahu itu. Teknologi terdiri dari dua kata pembentuk, yaitu sains dan perekayasaan, yang mana tujuannya untuk mempermudah membuat solusi lahir dari setiap peradaban. Konseling juga menggunakan iptek, kerjasama ini bertujuan untuk mempermudah peradaban dalam berkonsultasi.
Adapun alat yang bisa digunakan untuk membantu proses bimbingan dan konseling melalui alat media dan teknologi, yaitu:
c. Komputer
Pesatnya perkembangan teknologi komputer ini memang sebagai jawaban untuk akses data atau informasi.
d. Audio
Perkembangan peralatan audio saat ini jiga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Peralatan audio yang dipergunakan dalam proses bimbingan dan konseling seperti tape rekorder, yang gunanya adalah untuk merekam sesi konseling.
e. Peralatan Visual
Alat visual dapat bermacam-macam ragamnya seperti video player dan VCD/DVD Player.
G. HELVING PROFESIONAL
Istilah konseling bermula pada 200 tahun yang lalu (dimulai dari tahun 1950) atau akhir abad 19 sekitar abad 20. Sebelumnya segala persoalan diselesaikan di gereja, jadi jika ada masalah-masalah maka akan diselesaikan oleh pendeta yang dilakukan melalui pengakuan dosa yang dilakukan didepan umum dan tidak boleh dirahasiakan. Masa ini mengatasi masalah dengan agama, dalam filsafat zaman ini disebut zaman kegelapan, karena segala keputusan ada pada agama.
Setelah revolusi industri, semua bentuk itu berubah dari sosialis ke materialis, yang mana kalau sosialis itu yang bekerja manusia, sedangkan materials yang bekerja mesin. Perubahan pemekerja dari manusia ke mesin ini mengakibatkan banyak manusia yang kehilangan pekerjaan sehingga banyak yang sakit mental menghadapi hal yang seperti ini.
Dengan timbulnya sakit jiwa itu maka timbullah ilmu kesehatan mental atau ilmu psikiatri yang menggunakan tenaga medis. Namun cara ini bukanlah solusi yang benar, maka timbullah ilmu psikoterapi oleh Sigmun Freud yang mempunyai sesi-sesi yang banyak dalam penyelesaian masalahnya. Mulanya Sigmun Freud menggunakan cara hipnotis atau hipnotisme, namun cara ini gagal. Kemudian ia mencoba teory psikonalisa, bahwa manusia itu bermasalah karena tidak sesuai dengan libidonya. Psikonalisa ini dilakukan melalui terapi dengan menggunakan teknik analisa mimpi, analisa bebas.
Kemudian ada seorang ahli yang bernama C. Rojes yang membawa teori klien center, disinilah konseling timbul. Dalam hal ini penyelesaian masalah dilakukan dengan menggunakan sesi-sesi yang sedikit, sehingga cepat dalam penanganan, karena masalah itu hanya bisa diselesaikan oleh klien (klien center).
H. PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling dalam praktek atau yang sering diterapkan adalah:
1. Membuka diri untuk semua orang
2. Menjadi pendengar yang baik
3. Bersama mencari atau memberi solusi, hal ini dilakukan jika klien benar-benar down
4. Kesediaan untuk berubah
Menurut teory yang ada, dalam buku Prayitno mengemukakan beberapa prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran pelayanan
a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu, tanpa memandang umur, Jenis kelamin, suku, bangsa , agama, dan status ekonomi.
b. Bimbingan dan konseling serurusan dengan sikap dan tinkah laku individu yang terbentuk dari berbagai aspek kepribadian yang kompleks dan unik, oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling perlu menjangkau keunikan dan kekompleksan pribadi individu.
c. Untuk mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhan individu itu sendiriperlu dikenali dan dipahami keunikan setiap individu dengan berbagai kekuatan, kelemahan dan permasalahannya.
d. Setiap aspek pola kepribadian yang kompleks seorang individu mengandung factor yang secara potensial mengarah kepada sikap dan pola-pola tingkah laku yang tidak seimbang. Oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan mengembangkan penyesuaian individu terhadap segenap bidang pengalaman dan harus mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan individu.
e. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu
a. Bimbingan dan konseling berurusan dengan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental atau fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di lingkungan dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental atau fisik individu.
b. Keadaan sosial, ekonomi, dan budaya merupakan faktor timbulnya masalah pada individu dan hal itu semua menuntut perhatian yang saksama dari konselor dalam mengatasi masalah klien.
3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan
a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pengembangan, oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus disusun dan dipadukan sejalan dengan program pendidikan dan pengembangan secara menyeluruh.
b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi individu, masyarakat, dan lembaga.
c. Program pelayanan bimbingan dan konseling disusun dan diselenggarakan secara berkesinambungan, misalnya dari anak-anak sampai dewasa, dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
d. Pelaksanaan bimbingan dan konseling hendaknya diadakan penialaian yang teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antara program yang direncanakan dan pelaksanaannya.
4. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan layanan
a. Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah kemandirian setiap individu, oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling harus diuruhkan untuk mengembangkan klien agar mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi setiap kesulitan dan permasalahan yang dihadapi.
b. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan hendak dilakukan oleh individu hendaklah atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari konselor.
c. Permasalahan klien harus ditnagani oleh tenaga ahli atau konselor yang profesional dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
d. Adanya kerjasama antara konselor, guru, orang tua sangat menentukan hasil pelayanan bimbingan dan konseling.
e. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri.
f. Bimbingan dan konseling adalah pekerjaan yang profesional, jadi harus dilaksanakan oleh tenaga ahli ahli yang telah memperoleh pendidikan dan latiahan khusus dalam bidang bimbingan dan konseling.
I. KOMPONEN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
Komponen adalah bentuk atau bagian, jadi komponen dasar bimbingan dan konseling adalah apa saja yang menjadi bagian dasar dari bimbingan dan konseling itu sendiri, sehingga dalam prosesnya akan berjalan sebagaimana mestinya. Yang termasuk komponen dasar konseling yaitu:
1. Konselor
Konselor adalah orang yang ahli dibidang konseling, sehingga dapat memberikan pelayanan dan bantuan kepada klien. Ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang konselor, yaitu:
- mempunyai wawasan yang luas
- pribadi yang menarik
- harus memiliki sifat yang ramah, mengetahui dan memahami setiap apa yang dikatakan oleh klien atau data-data klien, apa yang dikatakan klien haruslah dipelihara atau dipegang karena dalam konseling itu terdapat azas kerahasiaan.
- Konselor harus bersifat sabar untuk mendengarkan agar dapat memahami dari apa yang diceritakan terhadap data-data yang harus dipelihara agar dapat memberi solusi.
- Konselor harus bersifat humoris agar proses pelayanan tidak kaku
2. Klien
Klien adalah orang yang membutuhkan bantuan atau pelayanan dari seorang ahli guna mendapat jawaban atau solusi.
3. Ruangan
Dalam proses pelayanan konseling harus mempunyai ruangan-ruangan tertentu agar terbentuk ruangan yang nyaman dan bagus untuk berkonsultasi dan jauh dari gangguan-gangguan yang bisa mengganggu proses konseling tersebut. Ruangan yang ideal adalah 8 X 8 meter Diantara ruangan yang harus dimiliki adalah:
- ruang data, yaitu ruangan berkenaan dengan administrasi
- ruang tamu, yaitu ruang tempat menunggu
- ruang bimbingan individual, yaitu ruang proses pelayanan yang mana konselor yang hanya melayani seorang klien
- ruang bimbingan kelompok, yaitu ruang proses pelayan yang mana konselor melayani orang banyak atau kelompok
- ruang relaksasi, yaitu ruangan yang penuh dengan kenyamanan
- ruang kerja, yaitu ruang khusus untuk konselor
4. Sesi
Sesi adalah jumlah pertemuan dalam proses pelayana antara konselor dan klien. Biasanya sesi dilakukan lima sampai 10 sesi.
5. Teknik
Teknik yang digunakan dalam pelayanan itu tergantung yang mana cocok terhadap klien. Teknik yang paling banyak dan paling sering digunakan adalah teknik klien center.
6. Kontrak kerja
Kontrak kerja harus ada, bertujuan agar proses bisa lancar, ada kesepakatan dan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Landasan moral dan pedoman tingkah laku konselor yang harus dijunjung tinggi dan diamankan oleh setiap konselor secara professional dalam konseling itu mempunyai landasan :
1. Pancasila
Gunanya adalah untuk membina warga Negara untuk bertanggungjawab agar manusia terlibat dalam konseling itu dapat dibina sesuai Negara yang bertanggungjawab. Misalnya: ketuhanan Yang Maha Esa
2. Tuntutan Proposi
Tuntutan proposi mengacu pada kebutuhan dan kebahagiaan klien sesuai dengan norma atau aturan-aturan yang berlaku. Misalnya: moeal, hokum, kesusilaan
a. Kode Etik Konselor Islam
Pada inti kode etik secara umum melakukan tindakan-tindakan terpuji dan menjauhi perbuataan tercela rambu-rambunya dalam Islam.
1. Al-quran dan Hadis
Kode etik dalam Islam:
2. Tidak memisahkan antara perbuatan dan ucapan. Surat as-safat 2-3
3. Tidak melakukan deskriminasi social dalam artinya seseorang konselor tidak boleh pilih kasih antar sesame. Baik kaya maupun miskin dalam arti keadilan.terdapat pada: surat ‘abasa 1-2
4. Ihklas
Bahwa yang diutamakan hanya ridho Allah
5. Tidak menyampaikan hal-hal yang tidak diketahui
Seserang konselor tidak boleh memberikan diluar kemampuannya. Sesuai dengan surat Al-isra’ 36
Kode etik secara umum
B. TEKNIK UMUM KONSELING
1. Ettending
2. Epati
3. Refleksi
4. Ekspalarasi
Gunanya membangun hubungan ini adalah teknik IVY
1. Attending
Fungsi yag turu atau dimana seseorang konselor menghampiri klien yang dalam bahasa lisan, bahasa tubuh atau tatapan mata.
Berguna untuk membangun kepercayaan klien kepada konselor. Meningkatkan rasa nyaman dank lien merasa tidak dihargai. Yang mencakup dalam
• Pasing adalah menyamakan antara konselor dank lien
• Tading adalah pemimpin
- Nasehat sehigga klien merasa nyaman dan juga merasa dihargai.
- Memberikan
2. Empati
Empati adalah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien, yaitu berfikir.
Kita merasakan apa yang dirasakan klien, tapi tidak merasaka oleh klien.
Empati ini terbagi dua yaitu:
a. empati primer
contoh: saya merasakan, apa yang dirasakan.
Saya memahami apa yang terjadi.
Tingkat primer ini biasanya sering dibuat-buat
b. Empati Tinggi
Konselor merasakan lebih mendalam dan merasakan terlibat secar yang emosional.
Konselor masuk dalam perasaan klien dank lien termasuk dan dapat dieasakan oleh konselor.
Contoh: saya sangat memasuki, dapat memahami.
Kalau empati tinggi ini benar-benar merasakan
3. Refleksi
Refleksi adalah suatu teknik yang dipantulkan perasaan kepada klien pemahaman kembali pada diri klien sebagai hasil dari verbal dan non verbal.
a. perasaan adalah teknik untuk pemantulan perasaan klien sebagai hasil pengamatan dari verbal maupun non verbal
b. pemikiran adalah memantulkan ide fikiran terhadap yang didatangkan klien terhadap verbal dan non verbal
c. pengalaman adalah memantulkan pengalaman klien terhadap yang didatangkan klien terhadap verbal dan non verbal.
4. Eksplorasi
Eksplorasi adalah teknik utuk menggali perasaan, pemikiran, dan pengalaman klien.
Sedangkan kita butuh data.
1. Perasaan adalah menggali perasaan dari dalam diri klien. Misalnya: sedih,
2. Pikiran adalah ide dari dalam diri klien. Misalnya : saya tidak nyaman.
3. Pegalaman adalah menggali kembali pengalaman klien yang terjadi pada diri dia. Contohnya: setiap masuk saya terus ngantuk.
C. KETRAMPILAN INTI KONSELIG DENGAN MENDENGARKAN AKTIF
Konseling ini bertujuan agar klien untuk menolong dirinya sendiri. Sehingga dapat mengatasi masalah hidup yang lebih berkembang. Konseling adalah membuat diri klien, karena yang bermasalah itu adalah klien itu sendiri.
Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal adlah melibatkan dua orang dalam komunikasi yang intinya bertujuan memberikan penguatan pada orang yang diajak berbicara.
Cara Hubungan Interpersonal
1. sering bergaul dengan orang .
2. memahami berbagai cara bagaimana membuka orang untuk berbicara membuka diri pada orang lain.
3. membagi perasaan-perasaan dan fikira-fikiran dengan orang lain.
Seorang konselor harus:
1. mendengar dengan aktif
yaitu harus memahami apa yang dikatakan oleh klien.
Ada empat aspek mendengar yang baik:
1. mengerti dengan seseorang
- ada kesan yang didapat.
2. manikmati percakapan
- memahami
3. belajar sesuatu
konselor harus mempunyai pengalaman yang sesuai dengan jalan hidupnya.
4. memberikan bantuan
sekarang yang mendengarkan dengan aktif konselor akan dapat menyimpulkan.
Tidak termasuk professional atau hubungan interpersoanal:
a. membandingkan pengalaman
b. membaca fikiran
c. mengulang-ngulang kata atau pertanyaan yaitu orang yang tidak mendengarkan dengan aktif
d. mendakwah atau menjatuhkan hukuman
e. membenarkan diri sendiri
D. RESPODING DAN PROBING
Salah satu kemampuannya adalah:
1. Empati
Konseling ini adalah rasa karena bukan logika. Maka kita berempati
Empati adalah respon yang hangat mendukung daei klien, dapat merasakan, mendengarkan, terjadi hubungan hangat.
A. Responding
Responding adalah dapat merasakan apa yang klien ekspresikan dan apa yang dapat menggangguu yang ada di fikiran klien tersebut.
Bukan mendengarkan kata-katanya saja, tetapi harus menghayati, melayani pesan yang disampaikan oleh klien atau informasi, perasaan.
1. Responding minilmal adalah menganggukkan kecil. Gunanya seorang pendengar aktif sehingga klien dapat memberikan apa yang dirasakan. Intinya adalah mendengarkan dengan aktif dan konselor tidak boleh banyak bicara.
2. Pra parasa
Pra parasa adalah suatu isi dan perasaan yang merupakan suatu skill sederhana dari konselor dengan mengulang kembali apa yang baru saja didengarkan dengan kata-kata konselor sendiri.
Gunanya supaya klien merasa didengarkan dank lien sadar apa yang dirasaka dan dapat konsisten. Bukan mengulang kata-kata yang sama, tapi menggunakan bahasa klien oleh seorang konselor. Intinya
a. dapat merasa
b. dapat mendengarkan
contohnya: mama saya tidak datang waktu ulang tahun, yang intinya klien ini merasa kecewa.
B. Probing
Probing adalah menggali kembali informasi yang dirasakan klien dengan menggunakan lewat pertanyaan.
Jenis pertanyaannya adalah:
1. terbuka
contoh: bagaimana anda di puji?
2. tertutup
contoh: apakah anda di puji oleh suami anda?iya/tidak
yang harus dihindari dalam pertanyaan:
- mengapa?
- Kenapa?
Karena dia akan menjawab dengan rasio atau logikanya. Makanya tidak nyambung atau membenarkan diri sendiri dengan emosinya.
E. DIAGNOSA DALAM KONSELING
Diagnosa menrut para ahli adalah bagaimana cara menyimpulkan dengan sementara.
Terbagi menjadi
- Idikatif masalah
- Sebab akibat
- Parnosa
Diagnosa menurut bahasa adalah membedakan atau mencari sumber. Diagnosa ini berkaitan dengan kedokteran. Diagnosa siftnya fleksibel. Dan menggali informasi dengan melalui wawancara.
Gunanya adalah banyak klien menutupi masalahnya. Apa benar atau tidak, apa memuji kemampuan kita.Kaitan dengan diagnosa yaitu pengalaman.
Sebelum mendiagnosa! Lihat ekonominya, latar belakangnya. Sosialnya.
Manusia itu mempunyai dua hal yang terdapat daloam dirinya.
1. gagal yaitu lalai
2. berhasil yaitu sehat
Contoh: saya stress merasa tidak tenang dan meras takut karena setiap hari saya tidak bias melihat matahari. Intinya klien ini punya hutang.
Tahapan dalam diagnosa:
1. Indikasi masalah
2. Sebab akibat
3. Parnosa
Diagnosa berkaitan dengan pengalaman. Kesalahan terbesar konselor adalah selalu membenarkan apa yang dikatakan klien tanpa tahu benar, salah atau belum mendiagnosa dengan baik. Misalnya klien memberikan informasi yang banyak, meskipun itu tidak perlu, namun intinya hanya satu, maka perlu diagnosa yang baik. Konselor perlu menanyakan hal-hal yang terarah, misalnya: “sakit apa dek?”; “sejak kapan sakitnya? Dulu sakit apa?”
F. EMPATI AND LISTENING
Yaitu mendengar dengan baik
a. Empati
Berguna untuk menyamakan sudut pandang atau persepsi kiuta dengan seorang klien. Agar konselor dapat masuk dimensi klien. Kita tidak boleh mendengrkan dari awal sampai akhi sehingga tidak ada intinya. Itulah gunanya empati untuk menayakan.
Cara melakukan empati yaitu merefleksikan setiap makna dalam diri klien.
b. Listening adalah mendengarkan yaitu bukan mendengarkan dengan kuping
Listening adalah mendengarkan dengan hati yakni dengan peka terhadap apa yang dikatakan oleh seorang klien. Apa yang dirasakan akan terlihat dengan ekspresi wajah, tubuh, terhadap apa yang diutarakan. Yakni yang sangat perlu dalam listening yaitu bahasa verbal yanga merupakan secara langsung atau terbuka.
G. SELF HEALING AND SELF COUNSELING
Menasehati diri sendiri.
Masalah yag sering dihadapai manusia adalah:
a. stress
b. depresi
c. curiga
d. malas
e. cemburu
f. sakit hati
yang dilakukan oleh orang yang mendapat masalah dilakukan dengan :
a. self talk adalah berbicara dengan diri sendiri
contoh: marah
cirri-cirinya muka berkerut-kerut namun kalau dia membyangkan waktu senang maka tidak akan jadi marahatau bias melakukan dengan merubah posisi anda.
1. memikirkan hal-hal yang baik dari yang tidak baik.
2. menjalani masalah
masalahnya yaitu:
1. tidak jalan yaitu tidak diselesaikan, tidak dimaafkan dan tidak dicari jalan keluarnya.
2. berjalan yaitu mencari jalan keluar dengan meafkan semua kejahatan yang terjadi, mengiklaskan dan bertekat untuk berfikir positif.
Orang yang bermasalah adalah orang bersyukur.
H. LONGTERM CARE
Merupakan keperawatan jangka panjang
1. individu
- mandi.
- pakaian
2. orang lain
- kronis.
- cacat
Longterm Care
adalah mendampingi jangka panjang dilakukan oleh orang kristiani dalam rumah sakit. Memberikan motivasi kepada klien agar menerima apa yang dirasakannya. Seorang konselor hanya terdapat pada rumah sakit, panti jompo.
Bukan orang cacat saja yang dirawat nmamu pada orang HIV-EIDS.
Sifat emosi :
A. denial yaitu ketika di fonis mati karena tumor dan ia baerusaha melarikan diri dari kenyataan.
Yang disebut” sering” dari terminal care. Sering yaitu pengalamn yang positif agar terlepas dari suatu masalah. Misalnya: masalah
1. terpuruk, emosi, menyalahkan orang lain, menyalakan Tuhan, tidak maju, marah.
2. menerima merupakan bersyukur terhadap masalah yang datang.
B. Penyangkalan
Longterm adalah menggunakan listening atau mendengarkan. Bahwa pada proses ini mengembalikan semangat klien.
I. KONSELING TRAUMA
Trauma adalah pengalaman yang membekas yang menyababkan luka pada batin seseorang.
Caranya yaitu:
Dengan memaafkan dan menyamakan. Caara terapi yang digunakan dalam konseling trauma ini yaitu dengan cara Kognitif.
Trauma adalah pengalaman yang membekas yang menyebabkan luka pada batin seseorang. Trauma bersifat logis. Mencegah trauma ada dua, yaitu; memaafkan (pikiran) dan perilaku/kognitif.
Contoh; seorang wanita takut dengan laki-laki, karena dia pernah dikhianati, jadi dia berfikir bahwa setiap laki-laki itu sama jahatnya. Konseling trauma bisa dilakukan dengan:
1. Memaafkan; menyuruh wanita itu mengingat kembali kejadian itu lalu dibalikkan dengan memberikan pemahaman bahwa itu hanya masa lalu.
2. Perilaku/kognitif: wanita tadi takut atau benci dengan laki-laki, maka pertemukan dia dengan laki-laki, lalu menghilangkan pikiran bahwa laki-laki itu SAMA JAHATNYA, karena hal itu tidak rasional.
J. KOMPETENSI KONSELOR
Dilihat dari :
1. sudut akademik
yaitu yang terdiri dari :
a. konselor adalah dari seoarang Bimbingan Konseling.
b. SI
Bisa memahami secara mendalam konseling itu dengan memahami klien atau melayani, menguasai kerangka dan teoritik, konselor harus memandirikan dengan menjadikan seorang klien mandiri,konselor harus bias mengambangkan kepribadian klien.
2. Secara profesionalitas
Terdiri dari :
a. beriman pada Tuhannya (kosisten) pribadinya stabil.
b. Menunjukkkan integritas dan stabilitas keperibadian yang kuat.
c. Mengetahui kode etik itu sendiri, bias dikatakan professional.
d. Peka bersifat empati
e. Ada harga yang diterapkan
f. Berbudi luhur atau budi pekerti yang baik
g. Disiplin
h. Seorang konselor haru profesi.
K. COACHING
Coach adalah pelatih
Konselor adalah pelati yang bersifat sabar.
Coach adalah memberi bimbingan dari belakang, yaitu menggunakan teknik dalam konseling.
Misalny: berdagang ke Malaysia yaitu coaching memimpi dan memberi arahan yang benar.
Coachin menurut bahasa adalah “ balager”
Pelatih berguna untuk:
1. memberikan pelatihan atau penyadadaran dilakukan konselor, psiater.
2. memberikan gerakan, minimal menjadi nol atau zero karena akan bsa dibentuk. Kalau posisi minus atau negative sangat susah untuk diberikan pelatihan.
3. monitoring adalah memperhatikan sejauh mana dia melakukan, sejauh mana yang di berikan oleh pelatih.
Coach adalah memberikan, mengarahkan. Kalau dia salah maka diarahkan atau monitoring.
Intinya:
1. bertanya harus diperlukan yaitu denga sampai dimana perjalanan mu?
Sifatnya:
Membantu yaitu disaat kamu perlu dan dibutuhkan.
Proses ini harus ada yang ketiga:
1. coach seorang peminpin
2. orang sakit atau klien
3. keluarga (monitoring) yaitu mebrikan informasi dan yang ini sangat penting perannya.
L. PSIKOANALISA
Lahir dari untuk megatasi psikis emosi.
Yang dipelopori oleh Sigmund Freud memandang manusia
Yaitu setiap manusia di dorong oleh kekuatan irrasional yang ada dalam dirinya yang tidak disadari. Dan juga tidakj terpenuhi kebutuhan bologis atau nalurinya. Yang bersifat alami tidak terpenuhi.
Menurut Sigmund Freud ada tiga keperibadian yaitu:
1. kesadaran
2. ambang sadar (sadar dan tidak sadar)
3. ketidaksadaran
1. Id yaitu kebutuhan dasar misalnya kebutuhan seks atau libido yang terdapat dalam naluri termasuk ke dalam alam ketidaksadaran. Prinsipnya harus dipenuhi, kalau tidak dipenuhi maka akan mendapatkan masalah. Id ini sifatnya menuntut dan kita harus memahami.
2. Ego yaitu dunia nyata atau realitas dimisalkan sebagai polisi yaitu orang yang bisa membedakan yang nyata dan tidak nyata juga bisa di sebut menyesuaikan
3. Super ego yaitu moralitas keagamaan, kata hati
jika id yang tidak terpenuhi apa kata hati maka terjadinya benturan dengan super ego dan ego hanya di tengah untuk menyesuaikannya
Teknik Konseling Dalam Teori Psikoanalisa
1. Asosiasi Bebas yaitu mengeluarkan semua yang terasa oleh klien dan klien ini adalah orang yang bermasalah yaitu selalu menurut kata hati dan kurang dalam beragama juga moral.
Asosiasi bebas ini tidak focus yang diserang adalah Bank.
2. Transperensi
Yaitu dengan mengarahkan semua masalah yang dihadapi lalu disaat saat siap diceritakanmaka di tujukan pada satu objek. Maka akan terarah, akhirnyabisa dihapus atau diselesaikan. Masalah itu terjadi pada bawah sadar. Masalah itu yang telah berlalu yang terjadi pada Id.
3. Interprestasi
Yaitu membawa seseorang dari alam bawa sadar tadi terjebak dalam masalah yang lalu dan membawa keluar. Anda adalah masa sekarang. Yang ini terdapat di Ego.
M. CLIEN CENTER
Pandangan C. Rogers tentang manusia adalah:
1. Pada dasarnya manusia itu bersifat positif, baik, bagus.
Namun karena tersisihkan dalam ruang lingkup atau terkurang sehingga dia terkena masalah.masalah itu timbul karena terbebas dari fikiran, lingkungan.
Terbebas dari masalah yaitu berempati kemampuan konselor. Konselor melakukan tehnik enimal atau pertanyaan terbuka.
C. rogers merupakan tidak anti pada masa lalu dan ia merupakan pengikut Freud.namun dia tidakmenjadi dia.
Berbahasa dia yang digunakan adalah mendengarkan.
Tehnik yang dilakukan oleh teoriini adalah tehnik hipnoterapi dan NLP. Yang terbagi pada:
a. mirroring
b. pecing
c. leading
d. feasing.
Yang penting dalam Clien Center adalah:
1. Berbahasa yang bisa dimengerti
2. Mendengar dengan aktif
C. Rogers termasuk dalam NLP (Ilmu Hypnoterapi), yang apabila berbicara dengan klien, klien akan bicara dengan jujur, dan tidak anti pada masa lalu. Model dalam Clien Center adalah Body Linguiage.
N. TERAPI RASIONAL EMOTIF KONSEP DASAR DAN PROSEDUR DALAM TEHNIK KONSELING
Rasional adalah merasionalkan atau logika.
Emotif adalah dorongan.
Rasional emotif adalah terapi untuk merasionalkan atau logika dengan dorongan-dorongan pada dirinya.
Manusia adalah unik. Ketika berfikir dan bertingkah laku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompoten.
Terjadi oleh reaksi emosional disebabkan oleh evaluasi, interprestasi dan filosofis. Terjadinya karena dia dapat tekanan batin dan terjebak maka dia tidak emotif dan tidak bias merasionalkan. Irrasioan merupakan berprasangka buruk.
Bahwa dapat diketahui manusia itu diciptakan dorongasn kuat untuk mempertahankan diri dan memuaskan diri.
Makanisme tingkah laku yaitu berfikir, merasa, dengan cara self talk. Ada yang berfikiran positif disebut dengan rasional yang merupakan dorongan untuk mempertahankan dan memuaskan diri. Ada juga yang berfikiran negative disebut dengan irasional yang merupakan self destruktif.
Ada tiga pilar yang membangun tingkahlaku individu yaitu Antecedent event (A), Belief (B), Conseduence (C).
Sebab-sebab individu berfikir irrasional yaitu:
1. individu tidak berfikir jelas tentang saat ini dan akan dating, antara kenyataan dan imajinasi.
2. individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran oerng lain.
3. oaring tua atau masyarakat memiliki kecendrungan berfikir irrasional yang diajarkan kepada individu melalui berbagai media.
Tujuan Konseliang yaitu:
1. memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berfikir keyakinan serta pandanga-pandangnan kliuen yang irrasional dan tidak logis menjadi rasional dan logis.
Klien yang telah memiliki RB:
1. penerimaan diri
2. minat social
3. pengendalian diri
Deskripsi Proses Konseling
1. mengubah tingkahlaku dalam batasan masalah tujuan yang disusun secara bersama-sama oleh koselor dank lien.
Tehnik yang dilakukan yaitu:
1. Kognitif yaitu melatih
2. emotif yaitu merobah pola perasan
3. behavior yaitu tungkahlaku.
Karakter Konselor:
1. lebih edukatif-direktif pada klien
2. mengkronfrontasikan masalah klien secara lansung
3. menggunakan pendekatan.