Selasa, 09 November 2010

bentuk-bentuk layanan konseling islam

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setalah dipahami pengertian, landasan, fungsi dan prisip-prinsip, serta orientasi dan ruang lingkup pelayanan bimbingan konseling.bab ini membahas tentang bentuk-bentuk layanan konseling islam. Dalam bab ini hanya memberikan wawasan yang mendasari pemahaman awal tentang masing-masing layanan.
Sebelum kita menguraikan konseling dalam kaca mata islam, ada baiknya kita memahami hakekat islam sebagai agama. Hal ini akan membantu kita menganalisis bagaimana konseling dalam kaca mata islam.
Hakekat agama itu sendiri menurut zakiah darajat, dkk (1986) adalah yang disampaikan tuhan kepada nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan hokum-hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dengan dan tanggung jawab kepada Allah.
Agama adalah sumber system nilai yang menjadi petunjuk, pedoman dan pendorong bagi manusia untuk memecahkan berbagai masalah hidup.










BAB II
PEMBAHASAN
BENTUK-BENTUK LAYANAN KONSELING ISLAM

A. Layanan orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Layanannya adalah sebagai berikut:
1. Layanan orientasi disekolah
Allan & McKean (1984) menegaskan bahwa tanpa program-program orientasi, periode penyesuian untuk sebagian besar siswa berlangsung kira-kira tiga atau empat bulan. Dalam kaitan itu, penelitian allan dan McKean menunjukkan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian yaitu:
• Program orientasi yang efektif menpercepat proses adaptasi, dan juga memberikan kemudahan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
• Murid-murid yang mengalami masalah penyesuian ternyata kurang berhasil di sekolah
• Anak-anak dari kelas sosio-ekonomi yang rendah memerlukan waktu melebihi lama untuk menyeuaikan diri dari pada anak-anak dari kelas sosio-ekonomi yang lebih tinggi.
Individu yang memasuki lingkungan baru perlu segera dan secapat mungkin memahami lingkungan barunya. Hal-hal yang perlu diketahui pada garis bsarnya adalah keadaan lingkungan fisik (seperti gedung-gedung, peralatan),materi dan kondisi kegiatan (seperti jenis kegiatan, lamanya kegiatan berlangsung syarat-syarat bekerja,suasana kerja),peraturan dan berbagai ketentuan lainnnya (seperti disiplin). Untuk lingkungan sekolah misalnya materi orientasi yang mendapatkan penekanan adalah:
a. System menyelenggaraan pendidikan pada umumnya
b. Kurikulum yang ada
c. Penyelenggaraan pengajaran
d. Kegiatan belajar siswa yang diharapkan
e. System penilaian, ujian, dan kenaikan kelas
f. Fasilitas dan sumber belajar yang ada
g. Staf pengajar dan tata usaha
h. Hak dan kewajiban siswa
i. Organisasi siswa
j. Organisasi orang tua siswa
k. Orientasi sekolah secara menyeluruh
2. Metode Layanan Orientasi Sekolah
Untuk anak-anak yang segera akan memasuki SLTP, Allan dan McKnean
a. Kunjungan ke SD Pemasok
b. Kunjugan ke SLTP Pemesan
c. Malam pertemuan dengan orang tua
d. Staf konselor bertemu dengan guru membicarakan siswa baru
e. Mengunjungi kelas
f. Memamfaatkan siswa senior
3. Layanan Orientasi di Luar sekolah
cara penyajian di luar sekolah sangat tergantung pada jenis orientasi yang diperlukan dan siapa yang memerlukannya. Lembaga-lembaga seperti badan penasehat perkawinan, pusat rehabilitas narapidana, pusat orientasi tenaga kerja, dan lain-lain dapat dibentuk dan konser mejadi tenaga ahli serta penggerak lembaga bantuan khusus di masyarakat


B. Layanan informasi
Secara umum, bersama dengan layanan orientasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjadi suatu tugas atau kegiatan untuk mengarah ke dalam tujuan atau rencana yang dikehendaki. Layanan orientasi dan informasi pertama-tama merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman pelayanan bimbingan konseling.
Ada tiga alasan utama mengapa pemberian imformasi perlu diselenggarakan
1. Membekali individu dengan berbagai ilmu pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun social-budaya.
2. Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya. “Kemana dia ingin pergi”. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia mengetahui apa (informasi) yang harus dilakuan serta bagaimana bertindak secara kreatifdan dinamis berdasarkan atas imformasi-imformasi yang ada.
3. Setiap individu adalah unik. Keunikan itu akan membawakan pola-pola pengambilan keputusan dan bertindak yang berbedabeda disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing individu.
a. Jenis-jenis layanan imformasi
1. Imformasi pendidikan
Dalam bidang pendidikan banyak individu yang berstatus siswa atau calon siswa yang dihadapkan pada kemungkinan timbulnya masalah atau kesulitan. Diantaranya yaitu:
• Pemilihan program studi
• Pemilihan sekolah, fakultas dan jurusan
• Penyesuaian diri dengan program studi
• Penyesuaian diri terhadap suasana belajar
• Putus sekolah
Norris, Hatch, Engelkes & Winborn (1977) menekakan bahwa imformasi pendidikan meliputi data dan keterangan yang sahih dan berguna tentang kesempatan dan syarat-syarat berkenan dengan berbagai jenis pendidikan yang ada sekarang dan yang akan datang.
2. Imformasi jabatan
Imformasi jabatan/pekerjaan yang baik sekurang-kurangnya membuat hal-hal sebagai berikut:
• Struktur dan kelompok-kelompok jabatan/pekerjaan utama
• Uraian tugas masing-masing jabatan/pekerjaan
• Kualifikasi tenaga yang diperlukan untuk masing-masing jabatan
• Cara-cara atau prosedur penerimaan
• Kondisi kerja
• Kesempatan-kesempatan untuk pengembangan karier.
• Fasilitas penunjang untuk kesejahteraan pekerjaan, seperti kesehatan, olah raga dan rekreasi, kesempatan pendidikan bagi anak-anak , dan sebagainya.
3. Imformasi social-budaya
Dapat kita ketahui bahwa Indonesia mempunyai lambang Negara yaitu “bhineka tunggal ika”. Dikatakan dengan berbagai macam suku bangsa dan adat istiadat. Walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Sejak dini mereka perlu dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman isi imformasi tentang keadaan social-budaya berbagai daerah. Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian imformasi social-budaya yang meliputi:
• Macam-macam suku bangsa
• Adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan
• Agama dan kepercayaan-kepercayaan
• Bahasa, terutama istilah-istilah yang dapat menimbulkan kesalahpahaman suku bangsa lainnya.
• Potensi-potensi daerah
• Kekusutan masyarakat atau daerah tertentu
b. Metode layanan imformasi disekolah
1. Ceramah
Ceramah merupakan metode pemberian imformasi yang paling sederhana, mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan hamir setiap petugas bimbingan disekolah.
2. Diskusi
Diskusi seperti ini dapat diorganisasi baik oleh siswa sendiri maupun oleh konselor, atau guru.
3. Karyawisata
Karyawisata merupakan salah satu merupakan bentuk kegiatan belajar mengajar yang telah dikenal secara meluas, baik oleh masyarakat sekolah maupun masyarakat umum.
4. Komferensi karier
Juga disebut dengan komferensi jabatan. Komferensi karier dilakukan dengan mengikuti salah satu pola dapat diuraikan:
• Menyediakan jadwal komferensi dengan mengadakan pertemuan sekali setiap minggu.
• Mengadakan pekan bimbingan karier selama satu minggu terus menerus.

C. Layanan bimbingan belajar
Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalamnan menunjukan bahwa kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya inteligensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai.
Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap:
1. Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar
Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, yang pada umumnya dapat digolongkan atas:
• Keterlambatan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memilliki inteligensi yang yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memamfaatkan secara optimal.
• Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi.
• Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau pengajaran khusus.
• Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak malas.
• Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistic antar sesama dengan seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, dan sebagainya.
Siswa yang mengalami masalah belajar seperti di atas dapat dikenali melalui prosedur pengungkapan melalui:
a. Tes hasil belajar
Tes hasil belajar adalah suatu alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang ditetapkan sebelumnya. Siswa-siswa dikatakan telah mencapai tujuan pengajaran apabila dia telah menguasai sebagian besar materi yang berhubungan dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
b. Tes kemampuan dasar
Setiap siswa mengalami kemampuan dasar atau intelegensi tertentu. Tingkat kemampuan dasar ini biasanya diukur atau diungkapkan dengan mengatministrasikan tes intelegensi yang sudah laku.
c. Skala sikap dan kebiasaan belajar
Sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu factor yang penting dalam belajar. Sebagian dari hari belajar ditentukan oleh sikap dan kebiasaan yang dilakukan siswa dalam belajar.
d. Tes diagnostic
Tes diagnostic merupakan instrument untuk mengungkapkan adanya kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu. Misalnya untyuk berhitung dijumpain kesalahn-kesalahan dalam operasi berhitung.
e. Analisi hasil belajar atau karya
Analisis hasil belajar atau karya merupakan bentuk lain dari tes diagnostic. Tujuannya sama, yaitu mengungkapkan kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu. Apabila tes diagnostic disusun, dibakukan, dan diselenggarakan dalam bentuk tes baik tertulis, analisis hasil belajar merupakan prosedur yang pelaksanaannya dilakukan dengan jalan mememriksa secara langsung materi ahsil hasil beajar yang ditampilkan siswa, baik melalui tuliasan, bentuk grafik dan lainnya serta gerak dan suara.

D. Layanan konseling perorangan
Yang dimaksud dalam layanan ini hubungan lansung tatap muka antara koselor dank lien.
1. Layanan konseling diselenggarakan secara resmi
Konseling merupakan layanan yang teratur, terarah, dan terkontrol, serta tidak diselenggarakan secara acak ataupun seadanya. Sasaran (subjek penerima layanan, tujuan, kondisi dan metodologi penyelenggaraan layanan telah digaris dengan jelas.
2. Pengentasan masalah melalui konseling
a. pemahaman masalah
b. Analisis sebab-sebab timbulnya masalah
c. Aplikasi metode khusus
d. Evaluasi
e. Tindak lanjut
E. layanan bimbingan dan konseling kelompok
Apabila konseling perorangan menujukkan layanan kepada individu atau klien orang-perorangan, maka bimbingan dan konseling kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan mamfaat atau jasa kepada sejumblah orang. Kemamfaatan yang lebih meluas inilah yang paling menjadi perhatian semua pihak berkenaan dengan layanan kelompok itu.
Keunggulan yang diberikan oleh layanan kelompok ternyata bukan hanya menyangkut aspek ekonomi/efisiensi sebagaimana dituturkan diatas. Dinamika perubahan yang terjadi ketika layanan itu berlansung juga amat menarik perhatian. Dalam layanan kelompok inteaksi antar individu anggota kelompok merupakan suatu yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada konseling perorangan.
1. Ciri-ciri kelompok
Meskipun suatu kelompok terdiri dari sejumblah orang, tetapi kelompok bukan seadar kumpulan sejumblah orang. Sejumblah orang yang berkumpul itu baru merupakan “lahan” bagi terbentuknya kelompok. Unsure yang paling pokok menyangkut tujuan, keanggotaan dan kepemimipinan, serta aturan yang diikuti.
2. Bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Gazda (1978) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok disekolah merupakan kegitan imformasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Gazda juga menyebutkan bahwa bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberikan imformasi yang bersifat personal, vokasional, dan social.
3. Konseling kelompok
Layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan didalam suasana kelompok. Disan ada konselor (yang jumblahnya mungkin lebih dari satu orang) dan ada klien, yaitu para anggota kelompok (yang jumlah paling kurang 2 orang). Disana terjadi hubungan konseling dalam suasana yang diusahakan sama seperti dalam konseling perorangan, yaitu hangat, terbuka, permisif, dan penuh keakraban. Dimana juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah (jika perlu dengan menerapkan metode-metode khusus), kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.
Unsure-unsur konseling perorangan tampil secara nyata dalam konseling kelompok. Untuk memasuki konseling kelompok para anggota atau klien pada awalnya tidak memerlukan persiapan tertentu. Dengan demikian masalah yang akan mereka bawa masing-masing ke dalam kelopok besar kemungkinan berbeda-beda; atau bahkan ada diantara mereka yang ada menurut kategori Bordin “tidak bermasalah”. Masalah-masalah yang dibawa oleh masing-masing anggota itu nantinya akan dikemukakan dalam kegiatan kelompok. Oleh karena itu akan muncul sejumlah masalah yang berbeda-beda yang dibicarakan melalui dinamika interaksi social dalam kelompok itu.

F. Kegiatan Penunjang
Pelaksanaan berbagai macam layanan bimbinga dan konseling memerlukan sejumlah kegiatan penunjang.
Agaknya memang benar apabila dikatakan bahwa alat dan kelangkapan yang paling handal dimiliki oleh konselor untuk menjalankan tugas-tugas pelayanannya ialah mulut dan berbagai keterampilan berkomunikasi baik verbal maupun non-verbal. Namun, mengingat apa yang menjadi isi komunikasi itu mengjangkau wawasan yang sedemikian luas dan “multi dimensional”, serta harus sesuai dengan data dan kenyataan yang berkenaan dengan objek-objek yang dibicarakan, maka konselor perlu diperlengkapi dengan berbagai data, keterangan dan informasi, terutama dengan klien dan lingkungan.
1. Instrument Bimbingan dan Konseling
Pemahaman tentang diri klien, tentang masalah klien, dan tentang lingkungan “yang lebih” dapat dicapai dengan berbagai cara. Wawancara dan dialog yang mendalam biasanya merupakan cara yang efektif untuk mengembangkan pemahaman tentang klien dan masalahnya itu. Dalam kaitan itu konselor perlu memiliki wawasan dan keterampilan yang memadai dalam penggunaan berbagai instrument tersebut.
Instrumentasi bimbingan dan konseling memang merukan salah satu sarana yang perlu dikembangkan agar pelayanan bimbingan dan konseling terlaksana secara lebih cermat dan berdasarkan data empiric. Termasuk ke dalam instrumen yang dimaksudkan itu adalah berbagai tes, inventori, angket dan format isian. Sedang untuk pemahaman lingkungan yang “lebih luas” dapat digunakan berbagai brosur, leaflet, selebaran, model, contoh, dan lain sebagainya.
Ada beberapa pertimbangan yang perlu mendapat perhatian para konselor dalam penerapan instrumentasi bimbingan dan konsseling. Antara lain ialah:
a. Instrmen yang dipakai haruslah yang sahih dan terandalkan.
b. Pemakai instrumen (dalam hal ini konselor) bertanggung jawab atas pemilihan instrumen yang akan dipakai (misalnya tes), monitoring pengadministrasiannya dan scoring, penginterpretasian skor dan penggunaannya sebagai sumber informasi bagi pengambilan keputusan tertentu (Anastasi, 1992)
c. Pemakaian instumen, misalanya, harus dipersiapkan secara matang, bukan hanya persiapan instrumennya saja, tetapi persiapan klien yang mengambil tes itu.
d. Perlu diingat bahwa tes atau instrumen apapun hanya merupakan salah satu sumber dalam rangka memahami individu secara lebih luas dan dalam.
e. Ada dan dipergunakannya berbagai instrumen lainnya bukanlah syarat mutlak bagi pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
2. Penyelenggaraan himpunan data
Data yang terkumpul melalui berbagai teknik/prosedur untuk sejumblah individu perlu dihimpun secara cermat.
Beberapa yang perlu dalam rangka penyelenggaraan himpunan data dan pemamfaatannya secara optimal.
a. Materi himpunan data yang baik (akurat dan lengkap) sangat berguna untuk memberikan gambaran yang tepat tentang individu.
b. Data yang terkumpul disusun dalam format-format yang teratur rapi yang sesuai dengan system tertentu.
c. Data dalam himpunan data itu pada dasarnya bersifat rahasia.

G. Layanan kegiatan konseling dalam islam
Kegiatan konseling sebagai bantuan fropesional pada individu yang memerlukan pemahaman diri menuntut teknik dan metode tertentu dalam penyelenggaraan. Beberapa nilai dalam ajaran islam yang termaktub dalam kitab suci Al-Quran sebagai dasar dalam pelaksanaan konseling bagi seorang konselor diantarany, adalah sebagai berikut:
1. Perkataan yang berbekas dihati adalah perkatan yang benar-benar keluar dari lubuk hati. ini ditanam sebagai pelajaran hidup dalam Al-Quran surat Al-Nisa ayat 63 Allah berfirman:
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan Katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”
2. Berbicara yang baik saja. Yang isinya bermafaat, mengandung kebajikan, tidak menyakiti hati orang lain. Yang terdapat dalam surat An-Nisa ayat 9:
“ Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.
3. Renda hati yaitu perasaan lemah dan kecil dihadapan Allah.
4. Senyum adalah sesuatu kebajikan dan sama dengan ibadah sedekah.
5. Sabar. Bersabar dalam pergaulan adalah sifat mukmin sejati.
6. Pemaaf dan tidak pendendam.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan dalm kaca mata islam bahwa konseling merupakan bagian dari ibadah yang dilakukan oleh umat muslim guna mendapat amal disisi khaliknya Allah SWT. Nabi Muhammad SAW diciptakan Allah sebagai profil konselor ideal yang perlu di contoh oleh konselor muslim.
Dan sebenarnya Allah telah mengatur dala kitab suci Al Quran prosedur, teknik dan metode dalam pelaksanaan konseling. Hal penting lainnya dalam kaca mata islam, seorang konselor perlu menguasai nilai-nilai agama guna membantu klien yang mengalami masalah dan butuh kejelasan, pandangan dari ajaran agama tersebut.




B. SARAN







DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. priyotno, H. M.Sc.Ed. dan Drs. Amti, Erman. 1994. Dasar-dasar bombing dan konseling. Jakarta: rineka cipta
Diniaty, Amira, M.pd, kons. 2009. Teori-teori konseling. Pekanbaru: daulat riau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar